Stimulasi puting adalah salah satu dari beberapa cara nonmedis yang efektif dilakukan ibu hamil untuk menginduksi persalinan dengan cara melepaskan hormon oksitosin, membantu kontraksi rahim sehingga mempersingkat waktu pelepasan plasenta. Pelepasan hormon ini juga dapat mendorong membantu pergerakan bayi ke jalan lahir. Ada berbagai cara untuk merangsang
puting dengan alat atau hanya dengan jemari tangan.
Penelitian tentang efektivitas
Stimulasi puting untuk induksi persalinan masih belum memberikan kesimpulan pasti karena kurangnya penelitian yang luas dan terbaru. Namun, penelitian tahun 2015 menunjukkan bahwa
Stimulasi puting dapat mengurangi durasi persalinan dan kejadian operasi caesar. Meskipun bukti ini belum kuat, banyak penyedia layanan kesehatan merekomendasikan metode ini kepada klien yang telah mencapai masa kehamilan penuh. Selain itu, sebuah studi menunjukkan bahwa
Stimulasi puting susu dapat mempercepat pengeluaran plasenta, menunjukkan pengaruh positif terhadap proses persalinan. Oleh karena itu, penggunaan
Stimulasi puting susu direkomendasikan saat membantu persalinan kala III untuk meningkatkan kontraksi rahim. Pendidikan antenatal sebaiknya mencakup informasi tentang cara meningkatkan kontraksi rahim pada saat persalinan kala III, guna mempersingkat proses persalinan dan mengurangi risiko perdarahan.
Cara Kerja Stimulus puting
Stimulasi puting dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin, yang berperan penting dalam berbagai proses fisik dan emosional, seperti persalinan, menyusui, dan pembentukan ikatan antara orang tua dan anak. Oksitosin diproduksi di hipotalamus dan disekresikan oleh kelenjar pituitari. Hormon ini merangsang kontraksi rahim dan memulai persalinan, serta meningkatkan produksi prostaglandin yang juga memperkuat kontraksi. Pitocin, versi sintetis oksitosin, digunakan untuk menginduksi atau membantu persalinan. Peningkatan oksitosin akibat rangsangan pada
puting dapat memicu kontraksi dan memulai persalinan jika tubuh ibu hamil sudah siap.
Referensi