Syamsuar Hasyim atau yang lebih dikenal sebagai Sam D'Lloyd (10 Mei 1947 – 9 Juni 2012) adalah vokalis dan pendiri dari group musik legendaris D'Lloyd yang populer pada era tahun 1970an-1980an. Sam yang wajahnya mirip penyanyi asal Swedia, Björn Ulvaeus
Awal Kehidupan
Sam D'Lloyd yang bernama asli
Syamsuar Hasyim, dilahirkan di Takengon dari orang tua berdarah Minangkabau. Tak banyak yang diketahui mengenai masa kecil Sang Vokalis, karena ia jarang tersentuh oleh publikasi media mengenai kehidupan pribadinya.
Karier
Bersama gitaris Bartje Van Houten, Sam yang wajahnya mirip penyanyi asal Swedia, Björn Ulvaeus ikut mendirikan grup musik D'Lloyd pada awal tahun 1969. Oleh Bartje yang menjadi pemimpin group,
Syamsuar Hasyim langsung didaulat sebagai vokalis utama sejak awal terbentuknya grup ini. Awalnya band ini adalah band instansi yang dibentuk secara internal dalam perusahaan perkapalan Djakarta Lloyd. Band instansi ini kemudian menamakan diri sebagai D’Lloyd pada akhir tahun 1960-an dengan formasi awal Bartje van Houten (gitar utama), Amir “Yustian“ Yusuf (gitar kedua), Andre Gultom (saxophone,flute,vokal),
Syamsuar Hasyim (vokal utama), Chairoel Daud (drums), Budiman Pulungan (keyboards), dan Sangkan “Papang” Panggabean (bass).
Sebagai band instansi mereka memiliki keterbatasan dan popularitas yang tak bisa diraih. Oleh sebab itu mereka pun berpikir untuk mencoba masuk dalam dunia musik profesional tanah air yang mulai bertumbuh saat itu. Dengan tetap mengusung nama D'Lloyd pada tahun 1972 mereka berhasil merilis album perdananya pada label Remaco dan mulai dikenal dengan hits “Titik Noda”. Kesuksesan tersebut menjadikan mereka bersemangat untuk berkarya lebih baik pada album berikutnya. Rangkaian sukses kemudian berlanjut dengan berbagai album, dan lagu-lagu yang menjadi hits seperti “Mengapa Harus Jumpa”,”Apa Salah Dan Dosaku”, dsb.
Grup Band ini tumbuh seiring perkembangan popularitas mereka dalam dunia musik. Kepopuleran D'Lloyd sebagai salah satu grup musik legendaris Indonesia tidak pernah padam sejak era 1970-an. D'Lloyd merupakan salah satu band legendaris berhasil mempopulerkan dan mengekalkan lagu-lagunya masa itu bahkan hingga saat ini. Hampir setiap bulan mereka selalu mendapat undangan manggung di luar negeri. Nama D'Lloyd tak cuma populer di tanah air tapi mereka juga punya jutaan penggemar di Malaysia dan Singapura. Beberapa lagu hits mereka yang populer seperti "Keagungan Tuhan", "Tak Mungkin", "Oh Di Mana", "Karena Nenek", "Semalam di Malaysia", "Cinta Hampa", dan "Mengapa Harus Jumpa" cukup mempesona serta meghibur. Selain itu juga ada lagu-lagu yang sangat populer lainnya seperti ; "Hidup Di Bui", "Sendiri", "Adinda Sayang", "Tolonglah Tolong", "Rock'n Roll Music", "Gubahanku", dll. Kebanyakan lagu-lagu hits dan popular D'Lloyd diciptakan oleh sang gitaris, Bartje Van Houten (Barce), disamping sang vokalis utamanya,
Syamsuar Hasyim (Sam). Meski begitu anggota lainnya juga ada yang menciptakan lagu untuk D'Lloyd, seperti Budiman Pulungan menciptakan "Rock'N Roll Music"(1976,) Papang menciptakan "Gubahanku", Andre Kasiman Gultom menciptakan "Jangan Salah Pilih", dll.
Lagu-lagu dan musik D’Lloyd enak didengar, chord-nya sederhana (mirip Koes Plus), dan lirik tidak muluk-muluk. Group band berusia lebih dari 4 decade ini telah merekam ratusan lagu. Hingga kini D'Lloyd telah menghasilkan lebih kurang 100 buah album. Album mereka terdapat dalam pelbagai irama seperti Popular, Keroncong, Mandarin, Betawi, dan Melayu Deli.
= Cengkok Melayu Sam yang Sempurna
=
Salah satu kelebihan dari D'Lloyd adalah kekhasan suara dari Sam sang vokalis. Putra asli Sumatera ini memiliki cengkok suara yang pas untuk berbagai jenis musik. Terutama untuk musik berirama Melayu yang nyaris sempurna dibawakannya. Oleh sebab itulah lagu-lagu mereka sangat disukai di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Menurut Bartje, musik D'LLoyd sudah menyatu dengan suara Sam, sehingga menjadi ciri khas musik grup itu. Mereka terbentuk dengan jati diri, mereka sudah menyatu, dan suaranya menjadi ciri D'Lloyd.
= Dicekal Pemerintah
=
Grup band D'Lloyd pun pernah merasakan bagaimana harus berhadapan dengan pihak berwajib terkait lagu-lagunya. Sebuah lagu hits mereka bertajuk “Hidup Dalam Bui” sempat dicekal oleh pemerintah Orde Baru pada paruh akhir era 1970-an. Lagu mereka tersebut dianggap menggambarkan keadaan yang tak benar mengenai lembaga pemasyarakatan. D'Lloyd pun terus dipantau oleh polisi kala itu, bahkan Bartje Van Houten selaku komposer dan gitaris rela tidak mencantumkan namanya.
Sam Meninggal dunia
Pada hari Sabtu tanggal 9 Juni 2012 pada pukul 07.15 WIB pagi
Syamsuar Hasyim meninggal di usia 65 tahun. Vokalis utama grup musik D'Lloyd ini meninggal dunia setelah sempat kritis dan di rawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta. Sebelumnya ia sempat dirawat beberapa lama di RS Husada Jakarta. Satu-satunya informasi yang resmi mengenai hal tersebut adalah bermula dari Titiek Bartje Van Houten, istri dari Bartje pimpinan grup musik D'Lloyd. Melalui pesan singkat (SMS) yang diterima Okezone dan Tempo.com, Sabtu (9/6/2012) menuliskan "Telah meninggal dunia rekan kita musisi SAM D'Lloyd di RS Islam Cempaka Putih jam 07.15". Kepergiannya menjadikan Indonesia kembali kehilangan seorang tokoh musik nasional yang sangat legendaris.
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Sam sempat drop sepulang dari konser di Johor, Malaysia, pada 12 Mei 2012. Sang Penyanyi dilaporkan terjatuh di pentas ketika konser persembahan lagu keduanya di Johor. Sepulang ke Indonesia Sam sempat berobat ke dokter, lalu mengikuti konser D'Lloyd di Menteng pada tanggal 25 Mei dengan kondisi tubuh yang dirasakannya sudah fit. Namun setelah itu kesehatannya semakin drop. Pada tanggal 7 Juni lalu, ia dibawa ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih karena kondisinya yang menurun drastis. Menurut pihak keluarga terdekat, Sam meninggal karena mengidap penyakit kanker. Diperjelas oleh gitaris D’Lloyd Bartje Van Houten bahwa Sam meninggal karena mengidap penyakit kanker paru-paru dan jantung yang sudah mencapai stadium 4 hingga membuat dokter angkat tangan. Namun penyakit ini baru diketahui oleh pihak keluarga setelah Sam dirawat di Rumah Sakit pada tanggal 7 Juni 2012 lalu. Bartje menceritakan bahwa sebelumnya Sam tidak pernah mengeluhkan tentang sakit yang dideritanya. Bahkan tanggal 25 Mei 2012 lalu, Sam masih sempat tampil bersama D’Lloyd di sebuah kafe di Grand Menteng.
Jenazah Sam "D'Lloyd" dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta, sekira pukul 16.45 WIB tanpa proses panjang. Tidak banyak orang yang menghadiri acara pemakaman
Syamsuar Hasyim ini, karena informasinya sangat mendadak. Hanya keluarga dan teman terdekat yang tampak menghadirinya di sana. Upacara pemakaman ini berjalan dengan sangat hikmat. Tampak dalam proses pemakaman beberapa personel manajemen D’Lloyd, seperti Bartje dan Chaerul pemain drum band D'Lloyd, beberapa anggota PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu Pemusik Republik Indonesia), dan junior Sam seperti Obbie Messakh.
= Bujangan Hingga Akhir Hayat
=
Hingga akhir hayatnya Sam diketahui tetap membujang dan tidak pernah dipublikasikan menikah. Sam pernah mengatakan bahwa tahun 1976 adalah tahun yang mencatat peristiwa pedih dalam hidupnya. Ia patah hati dengan gadis dari Malaka, walaupun sebelumnya hubungan mereka sangat baik. Mereka berpisah karena terlalu lalai dan banyak pertentangan. Namun sumber lisan dari komposer Richard Kyoto yang turut menjenguk jenazah Sam di kediaman kakaknya sebelum dikebumikan di Tanah Kusir, Jakarta mengatakan bahwa seingatnya almarhum pernah kawin dengan seorang perempuan Singapura tetapi berlangsung tidak lama dan tidak dikaruniai anak.
= Pesan Sam Sebelum Meninggal
=
Sebelum meninggal, Sam sempat mengungkapkan kata-kata terakhir kepada sejawatnya Bartje Van Houten bahwa D'Lloyd tidak akan pernah bubar, kecuali kematian yang memisahkan. Sesuai jadwal setelah D’Lloyd manggung di Johor Malaysia, mereka masih punya jadwal konser di Palembang, Jakarta, Kuching (Malaysia), dan Cirebon. Setelah kematian Sam, D’Lloyd akhirnya terpaksa membatalkan empat konser yang seharusnya berlangsung di Palembang (8 Juni), Jakarta (22 Juni), Kuching (4 Juli) dan Cirebon (10 Juli).
D’Lloyd Sepeninggal Sam
Memenuhi kontrak yang telah diterima D'Lloyd, pada tanggal 12 Juli 2012 telah sukses dilaksanakan Malam Kenangan Sam D'lloyd di Cirebon sebagai pengganti konser yang dibatalkan tanggal 10 Juli. Turut hadir dan menikmati lagu-lagu nostalgia tersebut, sejumlah pejabat teras dari Kota dan Kabupaten Cirebon periode itu, di antaranya, Wali kota Cirebon, Subardi dan Sekkota Cirebon, Hasanudin Manaf, Kapolres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Asep Edi Suheri, Bupati H. Dedi Supardi serta anggota DPR RI, H. Komar.
D'lloyd yang saat itu dengan personel Bartje Van Houten (gitar melody), Chaerul Daud (drummer), Yuyun George (peniup saxospon merangkap vokalis), Chandra Chasmala (pianis), Tono (bas gitar), serta Cherry Simbolon (vokalis) tersebut mengawali penampilannya dengan lagu "Mengapa Harus Jumpa" disambut aplaus pengunjung yang menumpahkan kerinduannya, meskipun tanpa Samsuar vokalis D'Lloyd yang telah meninggal dunia sejak 9 Juni 2012 lalu. Vokalis muda, Cherry meskipun suaranya tidak pas betul dengan almarhum Sam, namun, mampu membawakan lagu-lagu D'lloyd hingga para fans grup band senior itu terhibur. Ia bergantian dengan Yuyun membawakan lagu-lagu D'Lloyd yang diantusias oleh pengunjung.
= Wafatnya Chaerul Daud
=
Tanpa Sam, Band D'Lloyd memang seakan kehilangan rohnya karena tak memiliki vocalist utama. Sebelum Cherry Simbolon, penyanyi Victor Hutabarat kerap pula didapuk jadi front man D’Lloyd kala tampil off air. Karakter vokalnya sedikit mirip dengan Sam. Saat itu anggota asli D’Lloyd sejak berdiri tahun 1969 hanya menyisakan Bartje dan Chairul Daud, ditambah Yuyun dan para additional player seperti Chandra Chasmala, Cherry Simbolon, dan lain-lain. Namun kebersamaan mereka tersebut juga tidak berlangsung lama. Pada hari Selasa, 30 September 2014 Pukul 08.30 WIB drummer grup legendaris D'Lloyd Chairul Daud wafat di RS Abdi Waluyo Jakarta dalam usia 65 tahun. Ia wafat setelah menjalani perawatan karena penyakit stroke akibat penyempitan pembuluh darah di otak. Jasadnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta. Sama seperti Sam, sebelum meninggal Chaerul sempat berpesan kepada Bartje agar agar D'Lloyd terus ada sampai semua personel tiada. Dengan kematian Chairul, tercatat 5 dari 6 personel asli D’Lloyd telah meninggal dunia yaitu Sangkan Panggabean (Papang), Andre Gultom, Budiman Pulungan,
Syamsuar Hasyim, dan terakhir Chairoel Daud. Plus Reshamal Denkel yang sempat cukup lama menggantikan posisi alm. Sangkan Panggabean. Pada 30 September 2014, Chairul Daud akhirnya menyatakan wafat dari posisinya sebagai drummer D'lloyd untuk fokus dalam kepergiannya. Kepergian drummer tersebut menjadi penyebab utama bubarnya D'lloyd. Bartje Van Houten kemudian kembali mengadakan pembicaraan dengan wafatnya Chairul, yang mana akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi band legendaris. Bartje menyatakan: "Saya memutuskan band D'lloyd itu adalah band legendaris. Jadi kalau main itu dalam konteks reuni. Kalau pun membuat album lagi adalah dalam bentuk D'lloyd band legendaris." D'lloyd resmi dinyatakan bubar setelah berdiri selama 45 tahun.
= Kontrak Mati Anggota pada D'Lloyd
=
Bartje pernah mengatakan bahwa D’Lloyd sudah seperti keluarga yang tak terpisahkan. Ia mengibaratkan membuat kontrak mati kepada anggotanya. Mereka pernah berjanji agar band ini terus ada dan bubar kalau semua personel sudah tiada. Itu sebabnya tiada anggotanya yang menarik diri dari kelompok ini. Sebaliknya tempat mereka digantikan dengan orang baru bila anggota asal D'Lloyd meninggal dunia. Ia merasa kehilangan sahabat-sahabatnya yang sudah berkumpul sejak dari tahun 1968. Diakuinya bahwa ia merasa lebih dekat dengan personel D'Lloyd ketimbang keluarga sendiri. Bartje pernah berujar mengenai tiga grup musik legendaris yang masih eksis yakni Koes Plus, Panbers, dan D'Lloyd. Dua lain tersebut memang bersaudara, hanya D'Lloyd yang murni terdiri atas berbagai suku, sehingga dulu pernah dijuluki band NKRI. Bartje yang orang Ambon ini mengatakan, D'Lloyd merupakan band yang personelnya berasal dari berbagai etnis di Tanah Air. Sjam Aceh, Yuyun Jawa (Surabaya), kemudian Papang, Andre & Budiman Batak dan Kamal Manado. Kalau satu dari mereka hilang, semua blank.
= Kelangsungan D'Lloyd pada Bartje Van Houten
=
Hingga saat ini hanya tinggal Bartje Van Houten pemimpin dan memotori sekaligus inspirator D’Lloyd yang diharapkan masih terus melanjutkan kiprah musik D’Lloyd. Bersama Yuyun sang peniup flute dan Saxofon, mereka diharapkan dapat meneruskan eksistensi band legendaris ini. Masih belum diketahui perkembangan group D’Lloyd dengan formasi menyisakan Bartje Van Houten dan Yuyun, serta untuk Instrumen lain dimainkan additional player karena mereka sudah tak begitu aktif bermusik. Walau begitu, Bartje berjanji akan tetap menghidupkan D'Lloyd. Dia ingin memenuhi janji almarhum sang vokalis Samysuar
Hasyim alias Sam yang meninggal dunia pada 9 Juni 2012. "Saya akan teruskan sama adik-adik saya," ucap Bartje Van Houten, personel asli D'Lloyd yang masih tersisa saat ditemui di kediaman Chairul Daud di kawasan Ulujami, Jakarta Selatan, Selasa (30/9/2014). Saat ini, band pemilik hits Semalam di Malaysia itu berusaha untuk kembali eksis di blantika musik dengan melakukan proses regenerasi."Sampai kapan pun, D'lloyd akan tetap ada dan selalu ada untuk musik di Indonesia," kata Bartje.
Tribute To D'Lloyd
Sepeninggal Sam, pada hari Jumat tanggal 28 September 2012 bertempat di Balai Sarbini Plaza Semanggi, Jakarta telah sukses digelar sebuah acara konser besar yang diberi nama "Tribute To D'Lloyd". Dalam konser yang dipromotori oleh Jimmy Van Houten putra dari Bartje Van Houten bersama promotor Ato Production menampilkan sejumlah penyanyi papan atas lintas generasi yang berkolaborasi menyanyikan lagu-lagu hits dari D'Lloyd. Mereka di antaranya: Tantowi Yahya, Memes, Trio Libels, Iga Mawarni, Ermy Kullit, Yopie Latul, Connie Constantia, Victor Hutabarat, dll. Juga beberapa penyanyi muda dan musikus yang diikutsertakan, di antaranya: Dea Mirella, Pentaboyz, Wong Pitoe, Sigit Wardana, Mila Rosa, Ayu Soraya dengan grup vokalnya Bunga Rampai, D Kissy, Ageng Kiwi, dsb. Host oleh Helmy Yahya. Diiringi oleh Jimmy Manopo Orchestra,yang ditunjuk sebagai music director, langsung mengkonsep musik yang akan disuguhkan. Aransemen musik baru dengan sound era 1970-an pun terdengar lagi dalam konser tersebut. Ada yang menarik, konser juga dimeriahkan Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen. Pol. DR. Untung Suharsono Rajab yang menyumbangkan suaranya di konser kenangan ini. Mengenakan kemeja tahanan warna biru lengkap dengan nomor di bagian dada sebelah kiri. Baju tersebut ternyata disesuaikan dengan lagu yang dibawakannya yang berjudul Hidup Di Bui. Dia ternyata penggemar berat D’Lloyd.
Dalam kesempatan itu, Sys NS dan Anggun yang berperan sebagai Master of Ceremony (MC) membuat suasana menjadi cair dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pengisi acara yang menggambarkan kesuksesan band D'Lloyd di kancah musik Indonesia hingga ke Malaysia.
Konser ini adalah sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada D’Lloyd serta penghormatan kepada Syam (vokalis D’Lloyd) yang telah meninggalkan dunia dan dunia musik untuk selamanya. Juga sebagai konser persembahan bagi pecinta musik Indonesia pada umumnya dan penggemar D’lloyd pada khususnya. Konser ini juga merupakan sebuah acara “charity” yang sebagian hasil dari konser ini dipersembahkan kepada keluarga para personel D’Lloyd yang telah tiada. Sebagai catatan bahwa Koes Plus sudah lima kali bikin konser [tribute], dan Panbers tiga kali bikin konser [tribute]. Sementara itu, D'Lloyd baru sekali itu.
Referensi
Pranala luar
(Indonesia)
Syamsuar Hasyim di Biografi Profil Biodata
(Indonesia) [1] Diarsipkan 2015-05-26 di Wayback Machine.
(Indonesia) Sam D’Lloyd tiada lagi Diarsipkan 2015-05-26 di Wayback Machine.
(Indonesia) [2]