- Source: Tapestri Bayeux
Tapestri Bayeux (bahasa Prancis: Tapisserie de Bayeux; bahasa Latin: Tapete Baiocense) adalah kain sepanjang hampir 70 meter (230 kaki) dan selebar 50 sentimeter (20 inci) bersulam gambar runtunan peristiwa yang berakhir dengan takluknya Inggris kepada bangsa Norman pada tahun 1066. Pengerahan pasukan Normandia ke Inggris, di bawah pimpinan William, Adipati Normandia, dimaksudkan untuk menggugat kedaulatan Raja Harold II, dan memuncak pada peristiwa pertempuran Hastings. Tapestri Bayeux diduga berasal dari abad ke-11, yakni dari kisaran beberapa tahun sekitar waktu berlangsungnya pertempuran tersebut. Menurut pandangan yang kini sudah berterima luas, tapestri ini dibuat di Inggris, mungkin untuk dihadiahkan kepada William. Tapestri Bayeux menyajikan cerita dari sudut pandang pihak penakluk, yaitu bangsa Norman, dan selama berabad-abad tersimpan di Normandia.
Di dalam bukunya yang terbit tahun 2005, La Tapisserie de Bayeux, Sylvette Lemagnen, konservator tapestri ini, mengemukakan sebagai berikut:
Tapestri Bayeux adalah salah satu capaian tertinggi bangsa Norman di bidang seni rupa gagrak Romanik .... kelestariannya dalam keadaan yang nyaris utuh selama sembilan abad hampir dapat dikatakan suatu mukjizat ... Panjangnya yang istimewa, keserasian dan kesegaran warna-warninya, kehalusan seni kriyanya, dan kecendekiaan yang menjiwai pengerjaannya berpadu menjadikannya tunak memukau.
Kain hiasan dinding ini memuat 58 gambar adegan, banyak yang disertai titulus Latin, tersulam pada kain linen dengan benang wol warna-warni. Tapestri ini agaknya dibuat atas prakarsa Odo, Uskup Bayeux, adik William yang seibu lain bapak, dan dikerjakan di Inggris pada dasawarsa 1070-an untuk dihadiahkan kepada William. Para sarjana menemukan kembali Tapestri Bayeux pada tahun 1729, saat berlangsungnya pemajangan tahunan tapestri ini di Katedral Bayeux. Tapestri Bayeux kini terpajang di Musée de la Tapisserie de Bayeux di Bayeux, Normandia, Prancis (49.2744°N 0.7003°W / 49.2744; -0.7003).
Corak-corak hias pada Tapestri Bayeux adalah corak hasil sulam, bukan corak hasil tenun tapestri, sehingga tidak memenuhi definisi sempit dari kata "tapestri". Meskipun demikian, kain hiasan dinding ini sudah sedari dulu disebut tapestri, dan baru belakangan ini sebutan "Tekat Bayeux" mulai dipakai oleh beberapa sejarawan seni rupa. Tapestri Bayeux dapat dipandang sebagai contoh langka dari karya seni rupa gagrak Romanik sekuler. Tapestri dijadikan penghias dinding gereja-gereja maupun rumah-rumah mewah di Eropa Barat pada Abad Pertengahan, kendati dengan panjangnya yang mencapai 05 x 6.838 meter (16 kaki 5 inci x 22.434 kaki 5 inci), Tapestri Bayeux terbilang istimewa dari segi ukuran. Yang disulam hanya gambar benda dan hiasan, sementara latarnya dibiarkan kosong, pengerjaan semacam ini membuat corak-corak hias terlihat menonjol dan perlu diterapkan dalam usaha untuk menghias bidang yang luas.
Sejarah
= Asal-usul
=Keterangan tertulis paling tua yang diketahui tentang tapestri ini adalah catatan inventaris Katedral Bayeux dari tahun 1476, tetapi asal-usul keberadaannya terus menjadi biang spekulasi dan kontroversi.
Menurut legenda yang ada di Prancis, pembuatan tapestri ini digagas dan dikerjakan sendiri oleh Matilda, Garwa Adipati William, dibantu dayang-dayangnya. Itulah sebabnya di negara Prancis tapestri ini kadang-kadang disebut La Tapisserie de la Reine Mathilde (Tapestri Rani Matilda). Meskipun demikian, kajian ilmiah pada abad ke-20 menyimpulkan bahwa kemungkinan besar tapestri ini dibuat atas prakarsa adik William yang seibu lain ayah, yaitu Odo, Uskup Bayeux, tokoh yang menjadi Bupati Kent sesudah bangsa Norman berhasil mendaulat negeri Inggris, dan menjabat sebagai Pemangku Raja Inggris selama William berada di Normandia.
Alasan-alasan yang melandasi teori prakarsa Odo adalah sebagai berikut:
Tiga orang pengikut Odo yang tercantum namanya di dalam Kitab Domesday ditampilkan pada tapestri ini.
Tapestri ini ditemukan di Katedral Bayeux, gereja yang dibangun Odo.
Waktu pengerjaannya mungkin saja bertepatan dengan waktu pembangunan Katedral Bayeux pada dasawarsa 1070-an, dan kemungkinan besar dirampungkan pada tahun 1077, siap untuk dijadikan pajangan dalam acara peresmian gereja tersebut.
Sekiranya memang dibuat atas prakarsa Odo, kemungkinan besar tapestri ini dirancang dan dikerjakan di Inggris oleh para seniman Saksen-Inggris (mengingat markas utama Odo kala itu berada di Kent), tersirat dari unsur-unsur bahasa Saksen-Inggris yang terkandung di dalam kalimat-kalimat Latin pada tapestri ini, kemiripannya dengan berbagai karya seni tekat lainnya yang dihasilkan di Inggris kala itu, dan pewarna nabatinya yang dapat dijumpai pada kain-kain tenun Inggris dari masa ke masa. Howard B. Clarke berpendapat bahwa perancangnya (yaitu orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan narasi dan argumen politisnya) adalah Scolland, Abas Biara Santo Agustinus di Canterbury, mengingat jabatan lamanya sebagai kepala skriptorium di Biara Mont Saint-Michel (yang terkenal dengan gambar-gambar iluminasinya), kunjungan-kunjungannya ke Tugu Trayanus, serta koneksinya dengan Wadard dan Vital, dua orang yang terindentifikasi pada Tapestri Bayeux. Christine Grainge mengemukakan pendapat lain, bahwa perancangnya mungkin saja Lanfranc, Uskup Agung Canterbury yang menjabat dari tahun 1070 sampai 1089. Pekerjaan sulam-menyulam mungkin dilakukan oleh para seniwati kriya tekat. Karya seni tekat halus Saksen-Inggris yang disebut Opus Anglicanum sudah terkenal di seantero Eropa. Mungkin saja tapestri ini dibuat untuk dipajang di istana Odo di Bayeux, dan kemudian hari dihibahkan ke katedral yang dibangunnya, mengingat sebelumnya pernah ada sehelai kain pajangan dinding (tidak diketahui lagi keberadaannya, tetapi tercatat di dalam babad) bergambar kisah kepahlawanan Byrhtnoth, yang dihibahkan janda mendiang kesatria Saksen-Inggris itu ke Biara Ely.
Masih ada beberapa teori lain. Carola Hicks menduga bahwa Tapestri Bayeux mungkin saja dibuat atas prakarsa Edith, Permaisuri Mendiang Edward Pengaku Iman, dan adik kandung Harold Godwinson. Wolfgang Grape pernah menggugat konsensus yang mengatakan bahwa Tapestry Bayeux adalah karya seni tekat Saksen-Inggris, dengan mengetengahkan perbedaan teknik-teknik sulam Saksen-Inggris dari teknik-teknik sulam Eropa Utara; Pakar bahan mentah Abad Pertengahan, Elizabeth Coatsworth, menyanggah pendapat Wolfgang Grape. Menurutnya, "usaha untuk membedakan seni tekat Saksen-Inggris dari seni tekat Eropa Utara lainnya sebelum tahun 1100 atas dasar teknik tidak dapat dipertahankan berdasarkan pengetahuan yang ada dewasa ini." George Beech menduga tapestri ini dikerjakan di Biara Saint-Florent de Saumur di Lembah Loire, dan mengemukakan bahwa penggambaran perang Breton yang terperinci menyiratkan adanya sumber-sumber tambahan di Prancis. Andrew Bridgeford menduga bahwa Tapestri Bayeux sesungguhnya hasil rancangan Inggris dan mengandung pesan-pesan terselubung yang berkaitan dengan usaha untuk mengeroposkan kekuasaan bangsa Norman.
= Catatan sejarah
=Keterangan tertua mengenai tapestri ini berasal dari tahun 1476, yakni tahun pencatatannya di dalam daftar inventaris Katedral Bayeux. Tapestri ini luput dari kehancuran ketika kota Bayeux diganyang kaum Huguenot pada tahun 1562, dan keterangan berikutnya berasal dari tahun 1724. Antoine Lancelot mengirim sebuah laporan ke Académie Royale des Inscriptions et Belles-Lettres tentang sketsa yang ia terima, yakni sketsa sebuah karya seni yang berkaitan dengan tokoh William Penakluk. Ia sama sekali tidak mengetahui lokasi keberadaan barang aslinya, tetapi menduga bahwa karya seni itu adalah sebuah tapestri. Meskipun sudah berusaha mengusut lebih lanjut, tidak ada keterangan lain yang dapat ia peroleh.
Sarjana Benediktin, Bernard de Montfaucon, lebih berhasil mengusut jejak keberadaan Tapestry Bayeux, dan mendapati bahwa sketsa tersebut hanyalah gambar secuil bagian dari sebuah tapestri yang tersimpan di Katedral Bayeux. Pada tahun 1729 dan 1730, ia menerbitkan gambar-gambar dan uraian terperinci mengenai keseluruhan karya seni itu di dalam dua jilid pertama karya tulisnya, Les Monuments de la Monarchie française. Gambar-gambar tersebut dikerjakan oleh Antoine Benoît, salah seorang juru gambar terpiawai pada masa itu.
Tapestri Bayeux pertama kali diuraikan secara ringkas dalam bahasa Inggris pada tahun 1746 oleh William Stukeley di dalam karya tulisnya, Palaeographia Britannica. Keterangan terperinci pertama dalam bahasa Inggris ditulis oleh Smart Lethieullier, yang tinggal di Paris dari tahun 1732 sampai 1733 dan kenal baik dengan Antoine Lancelot maupun Bernard de Montfaucon, kendati keterangan tersebut baru diterbitkan pada tahun 1767, sebagai apendiks pada karya tulis Andrew Ducarel, Anglo-Norman Antiquities.
Pada tahun 1792, saat berlangsungnya Revolusi Prancis, Tapestri Bayeux dicap sebagai barang milik umum lalu disita untuk dijadikan tudung pedati tentara. Tapestri ini diselamatkan seorang pengacara setempat dari sebuah pedati tentara lalu disimpan di rumahnya sampai keadaan kembali tenang, barulah dikirim kepada pemerintah kota untuk diamankan. Sesudah Pemerintahan Teror berakhir, Komisi Seni Rupa Murni, yang dibentuk pada tahun 1803 untuk melindungi harta kekayaan bangsa, memerintahkan pemindahannya ke Paris untuk dipamerkan di Musée Napoléon. Ketika Napoleon membatalkan rencananya untuk menginvasi Inggris, tapestri ini kehilangan nilai propagandanya dan dipulangkan ke Bayeux. Dewan kota Bayeux memajangnya pada sebuah perkakas rumit yang terdiri atas dua buah silinder. Meskipun sudah diwanti-wanti para sarjana akan ancaman kerusakan yang membayanginya, dewan kota menolak mengembalikannnya ke katedral.
Pada tahun 1816, Perhimpunan Antikuarius London menugaskan juru gambarnya di bidang ilmu sejarah, Charles Stothard, berangkat ke Bayeux untuk membuat faksimili berwarna yang akurat dari tapestri ini. Gambar-gambar karya Charles Stothard kemudian digrafir James Basire jr. dan diterbitkan Perhimpunan Kepurbakalaan London dalam rentang waktu tahun 1819–1823. Gambar-gambar Charles Stothard masih dihargai sebagai rekam tampilan Tapestri Bayeux sebelum direstorasi pada abad ke-19.
Pada tahun 1842, Tapestri Bayeux dipajang di ruang pajang khusus di Bibliothèque Publique. Tapestri ini harus diamankan pada tahun 1870 ketika Normandia dibayangi ancaman invasi dalam Perang Prancis-Prusia, dan sekali lagi harus diamankan pada rentang waktu tahun 1939–1944 dari Ahnenerbe ketika Jerman menduduki Prancis dan tentara sekutu mendarat di Normandia. Pada tanggal 27 Juni 1944, Gestapo mengambil Tapestri Bayeux dari Museum Louvre, dan pada tanggal 18 Agustus, tiga hari sebelum penarikan mundur pasukan Wehrmacht dari Paris, Himmler mengirim pesan (berhasil dijegal oleh Bletchley Park) berisi perintah untuk membawanya ke "tempat yang aman", yang diduga adalah Berlin. Pasukan SS baru bergerak untuk merampas Tapestri Bayeux pada tanggal 22 Agustus, tetapi saat itu Prancis sudah berhasil menguasai kembali Museum Louvre. Sesudah Paris berhasil direbut kembali, pada tanggal 25 Agustus, tapestri ini sekali lagi dipajang untuk umum di Museum Louvre. Pada tahun 1945, tapestri ini dipulangkan ke Bayeux, dan dipajang di Musée de la Tapisserie de Bayeux.
= Reputasi dan riwayat selanjutnya
=Daftar inventaris Katedral Bayeux dari tahun 1476 menunjukkan bahwa Tapestri Bayeux sudah biasa dipajang setiap tahun di Katedral Bayeux sepanjang pekan perayaan Santo Yohanes Pembaptis. Kebiasaan ini masih dijalankan pada tahun 1728, sekalipun ketika itu dilakukan sekadar untuk mengangin-anginkannya, lantaran disimpan di dalam dalam peti jika tidak dipajang. Karya seni ini jelas-jelas dirawat dengan baik. Pada abad ke-18, keahlian kriyanya dianggap kasar bahkan barbar, kuda-kuda berwarna-warni merah dan kuning menggusarkan beberapa kritikus. Diduga tapestri ini belum rampung dikerjakan karena tidak semua bagian kain linennya ditutupi sulaman. Meskipun demikian, pamerannya di Museum Louvre pada tahun 1797 memicu sensasi, sampai-sampai surat kabar Le Moniteur, yang biasanya memuat berita-berita luar negeri, memberitakannya pada dua halaman pertama. Tapestri Bayeux menginspirasi sandiwara musikal populer bertajuk La Tapisserie de la Reine Mathilde. Alasan pemulangannya ke Bayeux pada tahun 1804 adalah karena tapestri ini lebih dianggap sebagai benda kuno ketimbang sebagai karya seni. Pada tahun 1823, seorang pengulas, A. L. Léchaudé d'Anisy, melaporkan bahwa "ada semacam kemurnian pada bentuk-bentuk primitifnya, khususnya jika mengingat keadaan seni rupa pada abad ke-11".
Tapestri Bayeux menarik banyak wisatawan, sampai-sampai Robert Southey mengeluhkan keharusan mengantri untuk melihatnya. Pada tahun 1843, John Murray III menerbitkan bukunya, Hand-book for Travellers in France, anjuran berkunjung ke museum untuk melihat Tapestri Bayeux termuat di dalam bab "Recommended Route 26 (Caen to Cherbourg via Bayeux)". Buku panduan inilah yang menuntun John Ruskin sampai ke Bayeux. Ruskin menyifatkan tapestri itu sebagai "benda paling menarik yang bisa dibayangkan". Meskipun demikian, Tapestri Bayeux tidak mampu membuat Charles Dickens terkesan. Menurut Dickens, "sudah barang tentu tapestri itu adalah hasil karya para kriyawan amatir; para kriyawan amatir yang sangat kurang piawai pada awalnya, malah beberapa orang di antaranya juga sangat abai."
Pada masa Perang Dunia II, Heinrich Himmler berhasrat menguasai Tapestri Bayeux, karena menganggap tapestri itu "penting artinya bagi sejarah Jerman kita yang mulia dan berbudaya".
Pada tahun 2018, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Tapestri Bayeux akan dipinjamkan ke Inggris untuk dipamerkan kepada khalayak ramai. Tapestri ini diharapkan dapat dipamerkan di Musim Inggris, London, pada tahun 2022, tetapi ditentang keras dengan alasan-alasan yang berkaitan dengan pelestariannya. Jika sampai terlaksana, maka untuk pertama kalinya sesudah 950 tahun, Tapestri Bayeux akan meninggalkan Prancis, sekalipun bukti-bukti menyiratkan bahwa tapestri itu dibuat di Canterbury. Meskipun demikian, sampai dengan bulan April 2024, belum ada kepastian mengenai tanggal peminjamannya.
Pengerjaan, disain, dan teknik
Sama dengan karya-karya seni tekat pajangan dinding lainnya dari kurun waktu Abad Pertengahan Awal, Tapestri Bayeux secara konvensional disebut "tapestri", sekalipun bukan tapestri "yang sesungguhnya" karena corak-corak hiasnya bukan hasil tenun-tapestri, melainkan hasil sulam, kendati memenuhi definisi tradisional dari kata "tapestri" yang lebih luas cakupan maknanya, yaitu sebagai "bahan sandang yang dihiasi dengan corak-corak hias atau gambar-gambar benda yang dilukis, disulam, atau ditenun aneka warna, dan digunakan sebagai pajangan dinding, tirai, sarung tempat duduk, ..."
Tapestri Bayeux adalah hasil sulaman benang wol pada selembar kain linen tenunan polos sepanjang 68,38 meter dan selebar 0,5 meter (22.434 ft × 16 ft), dengan menggunakan dua macam kaidah sulam, yaitu sulam tikam jejak untuk huruf-huruf dan kerangka gambar benda, serta sulam teralis untuk mengisi kerangka gambar. Enam panel linen dengan panjang berkisar antara tiga sampai empat belas meter disatukan dengan jahitan sesudah disulam, kemudian bagian sambungan kain disamarkan dengan sulaman lanjutan. Pada sambungan pertama (awal dari adegan 14), corak seretnya tampak tidak sejajar-menyatu, tetapi teknik pengerjaannya ditingkatkan sehingga sambungan-sambungan berikutnya praktis tidak terlihat. Rancangannya meliputi zona tengah yang luas serta corak seret pada tepi atas dan tepi bawah. Dari pemeriksaan benang wol di sisi belakang kain linen dapat diketahui bahwa semua corak disulam dalam satu jangka waktu pengerjaan, dan janggalnya penempatan titulus bukan berarti titulus baru ditambahkan kemudian hari sesudah semua corak lain rampung disulam. Diketahui bahwa tapestri ini sudah ditambal di sana-sini oleh generasi-generasi berikutnya, dan beberapa sulaman (khususnya pada adegan terakhir) sudah disulam ulang. Kemungkinan besar tampilan Tapestri Bayeux sekarang ini masih sangat mendekati tampilan aslinya. Tampilannya saat ini sangat mirip dengan gambarnya yang dibuat pada tahun 1730.
Bagian akhir tapestri ini sudah hilang entah kapan, dan konon katanya titulus terakhir, yakni kalimat "Et fuga verterunt Angli" (dan orang Inggris dibiarkan mengacir), "seluruhnya tidak asli", baru ditambahkan tidak lama sebelum tahun 1814, yakni pada masa-masa merebaknya sentimen anti-Inggris. Musset menduga bahwa pajangan dinding ini aslinya dibuat kira-kira 1,5 meter lebih panjang daripada ukurannya saat ini. Pada bagian terakhir yang ada sekarang ini, hampir semua sulamannya adalah hasil restorasi, tetapi setidaknya masih sedikit mengikuti sulaman aslinya. Corak pohon yang distilisasi pada bagian ini terlihat cukup jauh berbeda dari corak-corak pohon pada bagian lain tapestri ini. Bagian awal tapestri ini juga sudah direstorasi, tetapi tidak sebanyak restorasi pada bagian akhirnya.
Norton sudah meninjau kembali beragam ukuran panjang keseluruhan Tapestri Bayeux maupun panjang kesembilan panel linennya. Ia juga sudah berusaha memperkirakan ukuran dan disain bangunan Katedral Bayeux pada abad ke-11. Ia beranggapan bahwa Tapestri Bayeux akan sangat sesuai dari segi ukurannya jika digantung sepanjang jajar pelengkung selatan, barat, dan utara panti umat, dan adegan-adegannya dapat dikorelasikan dengan posisi relung-relung pada jajar pelengkung sehingga terlihat sangat dramatis. Ia membenarkan spekulasi sebelumnya yang mengatakan bahwa panel terakhir sudah hilang, yaitu panel berisi adegan penobatan William, yang panjangnya ia perkirakan tiga meter. Norton menyimpulkan bahwa Tapestri Bayeux sudah pasti direka khusus untuk digantung di Katedral Bayeux; bahwa Tapestri Bayeux direka untuk dikagumi khalayak Normandia; dan bahwa kemungkinan besar Tapestri Bayeux direka bagi Uskup Odo untuk dipamerkan dalam acara peresmian Katedral Bayeux pada tahun 1077 yang dihadiri William, Matilda, putra-putra mereka, dan Uskup Odo sendiri.
Warna-warna benangnya yang paling banyak dipakai adalah terakota atau cokelat kemerahan, hiru-kehijauan, emas gelap, hijau zaitun, dan biru, sementara warna-warna benang yang sedikit dipakai adalah biru tua atau hitam dan hijau pucat. Bagian-bagian yang belakangan diperbaiki disulami dengan benang kuning muda, jingga, dan hijau muda. Sulaman benang panjang pada sulam teralis diikat dengan sulaman benang pendek yang sewarna atau yang kontras warnanya.
Sebagian besar adegan laga tersulam di area tengah Tapestri Bayeux. Kadang-kadang disulam sampai melewati seret, mungkin untuk menimbulkan efek dramatis atau terpaksa dibuat demikian supaya gambar-gambar adegannya tidak tampak terlalu berasak (contohnya pada adegan kemangkatan Raja Edward). Gambar peristiwa-peristiwa disulam membentuk serangkaian panjang adegan yang pada umumnya dipisahkan oleh sulaman pepohonan yang sangat distilisasi. Meskipun demikian, penempatan sulaman pepohonan tidak dilakukan secara konsisten, dan peralihan adegan terbesar, yaitu dari adegan Harold menghadap Raja Edward sepulangnya ke Inggris sampai ke adegan penguburan Raja Edward, sama sekali tidak diberi tanda pembatas adegan.
Titulus biasanya ditempatkan di tengah panel, tetapi adakalanya ditempatkan pada seret atas. Jika tidak dijadikan tempat memampang titulus, seret pembingkai rata-rata murni sekadar hiasan belaka, dan hanya sesekali corak hias seret menjadi unsur pelengkap adegan laga yang disulamkan pada bagian tengah panel. Corak hias seret terdiri atas gambar burung, binatang buas, ikan, juga gambar-gambar adegan yang terambil dari fabel-fabel, kegiatan bercocok tanam, dan kegiatan berburu. Sering kali corak-corak hias pada seret diselang-selingi dengan sulaman jalur-jalur menyerong. Ada beberapa sulaman gambar manusia telanjang, beberapa sulaman gambar jenazah korban perang, dan selebihnya adalah sulaman gambar-gambar yang terkesan mesum. Garu, yang baru saja direka cipta pada masa itu, tersulam pada adegan 10, dan merupakan gambar tertua alat tersebut yang diketahui. Gambar Komet Halley, yang muncul pada seret atas adegan 32, adalah gambar pertama komet ini yang diketahui.
Pada tahun 1724, sehelai linen pengalas dijahitkan pada linen Tapestri Bayeux yang kasar, dan sekitar tahun 1800, angka-angka berukuran besar dituliskan dengan tinta pada pengalas untuk menomori adegan dan sampai sekarang masih umum digunakan sebagai rujukan.
Latar belakang
= Latar belakang peristiwa yang digambarkan
=Dengan serangkaian gambar yang didukung ulasan tertulis, Tapestri Bayeux mengisahkan kejadian-kejadian dari tahun 1064 sampai 1066 yang berpuncak pada Pertempuran Hastings. Kedua tokoh utamanya adalah Harold Godwinson, Raja Inggris yang baru saja dinobatkan, selaku panglima pasukan Saksen-Inggris, dan William, Adipati Normandia, selaku panglima pasukan yang mayoritas anggotanya adalah orang Norman, yang kadang-kadang disebut sahabat-sahabat William Penakluk.
William adalah anak haram Robert Gemilang, Adipati Normandia, yang dilahirkan Herleva (atau Arlette), anak perempuan seorang penyamak kulit. William menjadi Adipati Normandia sejak berumur tujuh tahun, dan menjalankan pemerintahan Normandia sejak berumur sembilan belas tahun. Odo, Uskup Bayeux, adalah adik tirinya.
Edward Pengaku Iman, Raja Inggris yang kira-kira berumur enam puluh tahun pada permulaan cerita yang tersulam pada Tapestri Bayeux, tidak dikaruniai anak dan tidak pula jelas calon penggantinya. Ibu Edward, yakni Emma, bangsawati Normandia, adalah adik dari kakek buyut William. Pada masa itu, jabatan Raja Inggris diturunkan bukan kepada anak sulung melainkan kepada calon yang dipilih raja bersama-sama majelis bangsawan, yakni Witenagemot.
Harold Godwinson, Bupati Wessex, bangsawan terkuat di Inggris, adalah kakak ipar Edward's brother-in-law. Petawarikh William dari Poitiers melaporkan bahwa jauh-jauh hari Edward sudah menetapkan William sebagai calon penggantinya, dan Harold sudah bersumpah untuk menghormati ketetapan tersebut, tetapi belakangan Harold mengaku sudah diangkat menjadi calon raja menggantikan William oleh Edward menjelang akhir hayatnya. Meskipun demikian, sumber-sumber lain, misalnya karya tulis Eadmer, menggugat klaim tersebut.
= Konteks seni rupa
=Fragmen-fragmen tapestri yang diperkirakan dibuat pada abad ke-9 telah ditemukan di Skandinavia, dan diduga seni tekat Norman dan Saksen-Inggris berkembang dari tapestri-tapestri semacam itu. Contoh-contohnya dapat dijumpai di antara kumpulan bekal kubur kapal Oseberg dan kumpulan tapestri Överhogdal.
Sebuah kitab babad dari lingkungan biara di Ely, yakni Liber Eliensis, menyebutkan keberadaan sehelai pajangan dinding hasil tenunan yang mengisahkan sepak terjang Byrhtnoth, kesatria yang gugur di medan juang pada tahun 991. Pajangan dinding merupakan barang lumrah pada abad ke-10, dan peninggalan-peninggalan tertulis bangsa Inggris maupun Normandia memuji-memuji kemahiran para seniwati kriya tekat Saksen-Inggris. Lukisan-lukisan dinding yang meniru kain-kain penutup dinding masih dapat dijumpai di Prancis dan Italia, dan ada peninggalan tertulis dari abad ke-12 yang menyebutkan beberadaan pajangan-pajangan dinding lain di Normandia dan Prancis. Sebuah puisi yang dianggit Baldric dari Dol mungkin saja menggambarkan Tapestri Bayeux. Oleh karena itu, Tapestri Bayeux bukanlah barang yang unik pada kurun waktu pembuatannya, hanya saja menjadi istimewa karena merupakan satu-satunya contoh yang tersisa dari karya seni tekat naratif Abad Pertengahan.
Sangat sedikit pajangan dinding dari abad ke-11 yang sintas, tetapi Tapestri Penciptaan, atau Tapestri Girona, adalah panel kriya tekat gagrak Romanik berukuran besar yang tersimpan di Museum Katedral Girona, Katalunya, Spanyol. Kain hiasan dinding ini menampilkan gambar beberapa tokoh dari Kitab Kejadian serta gambar sosok-sosok penginsanan bulan takwim. Pakaian Santo Gereon di Jerman adalah fragmen terbesar di antara sekumpulan fragmen pajangan dinding yang dibuat dengan meniru hasil kriya sutra hias Bizantium, termasuk gambar-gambar satwanya, yang kemungkinan besar adalah pajangan dinding tertua di Eropa.
Isi
= Gambar peristiwa
=Tapestri Bayeux diawali panel bergambar Raja Edward Pengaku Iman mengutus Harold ke Normandia.(adegan 1) Sumber-sumber Normandia yang situlis lebih kemudian menyebutkan bahwa Harold diutus ke Normandia supaya berprasetia kepada William, tetapi gambar pada Tapestri Bayeux tidak menyiratkan maksud tertentu. Celakanya Harold malah mendarat di lokasi yang salah di Prancis dan terpaksa menjadi tahanan Guy, Bupati Ponthieu.(adegan 7) Sesudah bertukar pesan yang dibawa para caraka berkuda, Harold akhirnya diserahkan kepada William, yang kemudian mengundangnya untuk menemaninya ke medan laga, memerangi Conan II, Adipati Bretanye. Di tengah perjalanan, tidak jauh dari biara Mont Saint-Michel, pasukan William terperosok ke dalam pasir apung, dan Harold menyelamatkan dua orang prajurit Normandia.(adegan 17) Pasukan William memburu Conan dari Dol de Bretagne sampai Rennes, dan Conan akhirnya menyerah di Dinan.(adegan 20) William menyerahkan senjata dan baju zirah kepada Harold (kemungkinan besar mewisudanya menjadi kesatria), dan Harold bersumpah dengan relikui orang kudus.(adegan 23) Meskipun tulisan pada tapestri jelas-jelas menyebutkan adanya pengambilan sumpah, isi sumpah itu sendiri tidak diketahui.
Harold pulang ke Inggris dan menghadap Edward san raja sepuh, yang tampak sedang meributkan sesuatu dengannya.(adegan 25) Harold terlihat bersikap takluk dan agaknya dalam keadaan terhina. Meskipun demikian, maksud-maksud Raja Edward tidak diperjelas, kemungkinan besar memang sengaja dibuat demikian. Adegan selanjutnya menggambarkan peristiwa yang terjadi kira-kira setahun kemudian, yakni ketika Raja Edward terbaring sakit menjelang akhir hayatnya. Gambar pada Tapestri Bayeux jelas-jelas menyiratkan bahwa Raja Edward menyerahkan mahkota kerajaan kepada Harold sebelum menghembuskan nafas terakhir. Gambar yang mungkin sekali adalah adegan upacara penobatan tampak dihadiri Stigand, Uskup Agung Canterbury yang dipertanyakan keabsahan jabatannya.(adegan 31) Stigand tampak sedang memimpin upacara peribadatan, kemungkinan besar bukan upacara penobatan itu sendiri. Adegan ini diberi titulus "Stigant Archieps" (Stigand Sang Uskup Agung), meskipun pada waktu itu Stigand sudah dijatuhi hukuman ekskomunikasi lantaran pengangkatannya dinilai tidak sah oleh Sri Paus.
Selanjutnya muncul sebuah bintang berekor memancar, yang kini dikenal dengan sebutan Komet Halley. Seret bawah pada adegan ini dihiasi gambar searmada kapal menyerupai hantu, menyiratkan bayangan dari invasi yang akan terjadi kemudian hari.(adegan 33) Kabar penobatan Harold akhirnya sampai ke Normandia, karena titulus menyebutkan bahwa William memerintahkan pembuatan searmada kapal, kendati tokoh yang digambarkan sedang sibuk memerintah sana-sini adalah Uskup Odo.(adegan 35) Pasukan Normandia sampai ke Inggris dan mendarat tanpa perlawanan. William memerintahkan anak buahnya untuk mencari makanan, dan makanan pun dimasak.(adegan 43) Sebuah ruamh dibakar oleh dua orang prajurit, yang mungkin menggambarkan beberapa serbuan yang dilancarkan ke daerah pedesaan setempat oleh pasukan Normandia, dan di bawahnya, dalam skala yang lebih kecil daripada dua prajurit pembakar rumah tadi, tampak seorang perempuan memegang tangan anaknya seraya meminta diperlakukan secara manusiawi.(adegan 47) William terlihat sedang dikabari berbagai berita. Orang-orang Norman membangun setinggil dan cepuri di Hastings sebagai tempat bertahan. Kedua belah pihak saling mengutus caraka, dan William berpidato untuk menggelorakan semangat juang pasukannya.(adegan 51)
Pertempuran Hastings terjadi pada tanggal 14 Oktober 1066, kurang dari tiga minggu seusai Pertempuran Jembatan Stamford, tetapi Tapestri Bayeus tidak menyajikan konteks ini. Pasukan Inggris terdiri atas barisan prajurit pejalan kaki yang bertempur dengan byuha benteng perisai, sementara pasukan Normandia terdiri atas barisan aswasada. Dua orang kesatria yang gugur dicantumkan namanya, yaitu Leofwine dan Gyrth, adik-adik Harold Godwinson, tetapi kedua belah pihak ditampilkan bertempur dengan gagah berani. Uskup Odo mengayun-ayunkan tongkat atau gadanya dan merapatkan pasukan Normandia di tengah kancah pertempuran.(adegan 54) Supaya kesatria Norman tahu bahwa ia masih hidup dan sehat walafiat, William menaikkan ketopongnya untuk memperlihatkan wajahnya. Medan pertempuran dibanjiri darah, penuh dengan jenazah prajurit yang gugur dibantai dan potongan-potongan jenazah bergelimpangan. Raja Harold mangkat terbunuh.(adegan 57) Adegan ini dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam cara, karena tulisan nama "Harold" muncul bersama gambar beberapa orang kesatria, sehingga sukar mengintifikasi gambar manakah yang merupakan gambar Harold. Tulisan nama "Harold" muncul di dekat gambar seorang kesatria dengan kepala tertembus anak panah, dan ada gambar kesatria lain yang tewas terkena sabetan pedang di bawah di bawah tulisan "tewas terbunuh". Adegan terakhir yang tersisa menampilkan gambar prajurit-prajurit Inggris yang kabur meninggalkan medan tempur. Bagian ujung tapestri ini sudah hilang, tetapi diduga hanya memuat satu adegan tambahan.
= Gambar tokoh
=Berikut ini adalah daftar tokoh yang diketahui tergambar pada Tapestri Bayeux:
= Titulus
=Titulus dimunculkan pada banyak adegan untuk menerangkan nama orang dan tempat, maupun untuk menerangkan secara ringkas peristiwa yang digambarkan. Kalimatnya adalah kalimat Latin, tetapi adakalanya muncul gaya kata dan ejaan yang memperlihatkan adanya pengaruh bahasa Inggris. Kebanyakan titulus disulam dengan benang woll biru tua, nyaris hitam, tetapi mendekati ujung tapestri digunakan pula warna-warna lain, kadang-kadang satu warna per kata dan kadang-kadang pula satu warna per huruf. Semua titulus dan terjemahannya disajikan bersebelahan dengan gambar adegan terkait di artikel Titulus Tapestri Bayeux.
Pertanyaan yang belum terjawab
Pengambaran peristiwa-peristiwa pada Tapestri Bayeus telah memunculkan beberapa pertanyaan yang belum terjawab.
Identifikasi sosok Raja Harold II di dalam vinyet yang menggambarkan kemangkatannya masih diperdebatkanb. Beberapa sejarawan dewas ini tidak setuju dengan pandangan tradisional yang mengatakan bahwa gambar orang dengan anak panah terhujam di matanya adalah Raja Harold, dan bahwa anak panah tersebut adalah hasil modifikasi yang baru ditambahkan kemudian hari ketika tapestri ini diperbaiki pada abad ke-18 atau ke-19. Gambar grafir Tapestri Bayeux yang dibuat Benoît pada tahun 1729 dan yang dibuat Bernard de Montfaucon pada tahun 1730 menunjukkan gambar tombak atau lembing di tempat yang sekarang diisi gambar anak panah dan tidak ada gambar sirip anak panah. Selain itu, lubang-lubang bekas tusukan jarum pada kain linen menyiratkan bahwa ada sulaman yang dihilangkan atau diperingkas, dan ada penambahan sulaman sirip untuk membentuk gambar anak panah. Berikutnya ada gambar sosok yang tewas disabet pedang, dan frasa di atas gambar tersebut merujuk kepada kematian Harold (interfectus est, "tewas terbunuh"). Gambar ini tampaknya lebih konsisten dengan pelabelan yang dipakai di tempat-tempat lain pada Tapestri Bayeux. Ikonografi Abad Pertengahan lazimnya menggambarkan seorang saksi dusta mati termakan sumpah dengan senjata menembusi rongga mata. Oleh karena itu, boleh dikata Tapestri Bayeux menonjolkan hak William untuk mengklaim takhta Kerajaan Inggris dengan menggambarkan Harold sebagai orang yang melanggar sumpah. Benar tidaknya Harold gugur dengan cara seperti itu masih menjadi misteri dan sering diperdebatkan.
Ada sebuah panel yang tampaknya menampilkan gambar seorang rohaniwan sedang menyentuh atau kemungkinan besar sedang menampar muka seorang perempuan. Tidak ada yang mengetahui signifikansi adegan ini maupun titulus-nya, ubi unus clericus et Ælfgyva ("tempat adanya seorang rohaniwan dan Ælfgyva"). Ælfgyva adalah pelatinan nama Ælfgifu, nama perempuan khas Inggris-Saksen yang populer (secara harfiah berarti "hadiah mambang"). Pemakaian grafem Æ menunjukkan keakraban dengan ejaan bahasa Inggris. Ada dua gambar laki-laki telanjang pada bingkai bawahnya; sikap tubuh gambar sosok pada bingkai yang tepat berada di bawah gambar rohaniwan tampak meniru sikap tubuh si rohaniwan, berjongkok dan memamerkan alat kelaminnya (adegan ini kerap disensor di dalam reproduksi-reproduksi bersejarah). Meskipun demikian, sosok telanjang yang sama juga muncul pada bingkai bawah di panel-panel lain sehingga terkesan tidak ada kaitannya dengan gambar adegan. Harold memiliki seorang adik perempuan bernama Ælfgifu (namanya dieja Alveva di dalam Kitab Domesday tahun 1086) yang kemungkinan besar dijanjikan Harold bakal dikawinkan dengan William atau malah sudah dipertunangkan dengan William, tetapi si adik perempuan wafat sekitar tahun 1066, sebelum bangsa Norman menginvasi Inggris. Ælfgifu juga adalah nama ibu Sweyn Knutsson dan Harold Kaki Terwelu, masing-masing adalah Raja Denmark dan Raja Inggris pada masa lampau yang naik takhta selaku ahli waris Knut Agung. Diperkirakan bahwa adegan yang muncul sesudah adegan pertemuan Harold dengan William ini berfungsi untuk mengingatkan orang-orang pada masa itu akan sebuah skandal yang timbul di antara Ælfgifu dari Northampton dan Emma dari Normandia, istri-istri Knut Agung, yang berbuntut pada penobatan Edward Pengaku Iman, cucu pasangan Emma dan suami pertamanya, Æthelred Kurang Nasihat.
Setidaknya ada dua panel yang hilang, mungkin sepanjang 64 m (70 yd). Mungkin saja bagian yang hilang tersebut menampilkan gambar penobatan William menjadi Raja Inggris. Sebuah puisi karya Baldrik Uskup Dol menggambarkan sebuah tapestri penutup dinding pangsapuri pribadi Adela dari Normandia yang terkesan sangat mirip dengan penggambaran tapestri Bayeux. Di dalam puisi terebut, Baldrik menyebutkan bahwa adegan penutupnya adalah gambar penobatan William di London.
Keakuratan sejarah
Kemungkinan besar Tapestri Bayeux dibuat atas pesanan Wangsa Normandia dan pada dasarnya menggambarkan sudut pandang bangsa Norman. Meskipun demikian, Harold ditampilkan sebagai tokoh yang gagah berani, dan prajurit-prajuritnya tidak bisa dipandang sebelah mata. William selalu digelari dux ("adipati"), sementara Harold digelari dux sampai dinobatkan menjadi raja, dan selanjutnya digelari rex ("raja"). Fakta bahwa penceritaan Tapestri Bayeux meliput banyak sekali kegiatan Harold di Normandia (pada tahun 1064) mengindikasikan bahwa tapestri ini bermaksud menunjukkan kuatnya keterkaitan ekspedisi Harold dengan aksi penaklukan bangsa Norman dua tahun kemudian. Inilah alasan yang membuat para sarjana modern pada umumnya berpandangan bahwa Tapestri Bayeux dibuat sebagai suatu apologia bagi aksi penaklukan bangsa Norman.
Penceritaan Tapestri Bayeux tampaknya menitikberatkan sumpah Harold kepada William, kendati alasannya tidak diperjelas. Sumber-sumber Norman mengklaim bahwa sumpah itu berkaitan dengan suksesi Raja Inggris, tetapi sumber-sumber Inggris menyajikan beragam keterangan. Dewasa ini sumber-sumber Normanlah yang diduga benar. Baik Tapestri Bayeux maupun sumber-sumber Norman merujuk kepada Stigandus, Uskup Agung Canterbury yang diekskomunikasi, sebagai orang yang memahkotai Harold, kemungkinan besar untuk mendiskreditkan keabsahan jabatan Harold sebagai Raja Inggris; satu sumber Inggris menyiratkan bahwa Harold dimahkotai oleh Ealdredus, Uskup Agung York yang direstui lembaga kepausan, sehingga kian mengukuhkan kedudukan Harold sebagai Raja Inggris yang sah. Dunia kesarjanaan sezaman tidak memastikan siapa yang memahkotai Harold, kendati pada umumnya beranggapan bahwa Ealdreduslah yang melakukannya.
Sekalipun propaganda politik atau penonjolan tokoh tertentu mungkin saja mengganggu keakuratan cerita, Tapestri Bayeux merupakan sebuah rekam visual persenjataan, pakaian, dan berbagai benda Abad Pertengahan lain, tidak seperti artefak lain dari zaman yang sama. Tidak ada usaha untuk menjaga kesan sinambung antaradegan, baik dalam hal penampilan tokoh atau pakaiannya. Para kesatria membawa perisai, tetapi tidak menampakkan sistem lambang kebesaran herediter—awal mula struktur lambang kebesaran sudah wujud pada masa itu, tetapi baru menjadi standar pada pertengahan abad ke-12. Sudah disadari bahwa para prajurit terlihat bertempur tanpa mengenakan sarung tangan, padahal sumber-sumber lain mengindikasikan bahwa sarung tangan umum dikenakan dalam pertempuran dan perburuan.
Sejarawan Amerika Stephen D. White, dalan sebuah penelitian Tapestri Bayeux, telah "mewanti-wanti supaya jangan membacanya sebagai sebuah cerita Inggris maupun Norman, dengan menunjukkan betapa fabel-fabel satwa yang menghiasi seret mungkin saja menyajikan semacam wejangan tentang bahaya konflik dan kesia-siaan mengejar takhta".
Replika dan kontinuasi
Sejumlah replika Tapestri Bayeux telah dibuat, dan menggunakan berbagai media.
Lewat kolaborasi William Morris dengan pengusaha tekstil Thomas Wardle, istri Thomas Wardle yang bernama Elizabeth yang mahir menyulam mulai mengerjakan sebuah reproduksi Tapestri Bayeux pada tahun 1885. Ia mengumpulkan kurang-lebih 37 orang wanita Sekolah Seni Tekat Leek yang didirikannya, untuk berkolaborasi mengerjakan reproduksi tersebut dengan berpatokan kepada sebuah gambar faksimili cat air berskala penuh dari Museum South Kensington. The full-size replica was finished in 1886 and is now exhibited in Reading Museum in Reading, Berkshire, England. Sosok telanjang pada tapestri aslinya (pada bingkai di bawah sosok Ælfgyva) ditampilkan mengenakan celana pendek, sama seperti pada gambar acuan yang memang dibuat dengan menyamarkan unsur-unsur yang tidak senonoh. Replika ini didigitasi dan didaringkan pada tahun 2020.
Ray Dugan dari Universitas Waterloo, Ontario, Kanada, merampungkan pembuatan sebuah replika sulaman pada tahun 1996. Sejak rampung dikerjakan, replika ini sudah dipajang di berbagai museum maupun galeri di Kanada dan Amerika Serikat.
Pada tahun 2000, Vikingegruppen Lindholm Høje, sebuah perkumpulan Denmark, mulai mengerjakan sebuah replika Tapestri Bayeux dengan menggunakan teknik-teknik sulam yang dulu dipakai dalam pengerjaam tapestri aslinya. Replika ini rampung dikerjakan pada bulan Juni 2014 dan dipajang permanen di Biara Børglum pada bulan Mei 2015.
Dr. E. D. Wheeler, mantan hakim dan mantan dekan di Universitas Oglethorpe, memesan pembuatan sebuah replika Tapestri Bayeux lukisan tangan dengan ukuran persis aslinya . Replika yang dikerjakan oleh Margaret ReVille, dan menghibahkannya kepada Universitas West Georgia di Carrollton pada tahun 1994. Pada tahun 2014, replika tersebut dibeli Universitas North Georgia di Dahlonega.
Versi mosaik dari Tapestri Bayeux dengan skala kira-kira setengah dari ukuran aslinya pernah dipamerkan di Geraldine, Selandia Baru. Mosaik ini terdiri atas dari 1,5 juta kepingan berukuran 7 mm2 hasil potongan cakrak-cakram pola berbahan baja pegas yang berasal dari mesin-mesin rajut, dikerjakan oleh Michael Linton dalam tempo 20 tahun mulai tahun 1979. Karya seni ini terdiri atas 32 bagian, dan mencakup rekonstruksi hipotetis bagian penutup yang berujung pada upacara penobatan William Penakluk di Biara Westminster pada Hari Natal tahun 1066.
Jason Welch, seniman ukir kayu dari North Creake, Norfolk, Inggris, mengerjakan sebuah replika Tapestri Bayeux antara tahun 2011 sampai 2014 dalam bentuk relief ukiran kayu yang dicat pada balak sepanjang 25 kaki. Kesibukan ini sengaja dilakoninya demi mengatasi dukacita mendalam lantaran ditinggal mati putranya yang baru berumur 18 tahun.
Mia Hansson asal Skanör, Swedia, yang menetap di Wisbech, Pulau Ely, Cambridgeshire, mulai membuat sebuah reproduksi Tapestri Bayeux pada tanggal 13 Juli 2016. Sampai dengan bulan Mei 2023, ia sudah berhasil menyelesaikan 40 meter dari keseluruhannya, dan mengaku berharap dapat merampungkannya dalam tempo kira-kira empat tahun lagi. Hansson mengangkat bagian dari replika yang dihasilkannya dalam berbagai acara bincang-bincang maupun pameran. Pada bulan September 2020, ia menerbitkan Mia's Bayeux Tapestry Colouring Book, berisi gambar-gambar dari Tapestri Bayeux yang dibuat dengan tangan.
Pada bulan Januari 2024, Museum Bayeux membeli sebuah replika Tapestri Bayeux dari masa pemerintahan Ratu Victoria seharga £16.000 dalam acara lelang harta benda peninggalan mendiang Charlie Watts, penabuh drum Rolling Stones. Replika yang merupakan salah satu dari tiga tiruan yang sintas dari zaman Victoria ini mulanya dibuat sebagai sebuah foto panorama pada abad ke-19.
Seniman-seniman modern lainnya sudah berupaya melengkapi Tapestri Bayeux dengan merekacipta panel-panel berisi adegan-adegan susulan sampai dengan peristiwa penobatan William, sekalipun isi dari panel-panel yang hilang tersebut tidak diketahui. Pada tahun 1997, seniman kriya tekat Jan Messent merampungkan sebuah rekonstruksi yang menampilkan gambar William menerima pernyataan takluk bangsawan-bangsawan Inggris di Berkhamsted (Beorcham), Hertfordshire, dan gambar upacara penobatannya. pada awal tahun 2013, 416 warga Alderney di Kepulauan Channel merampungkan sehelai bagian lanjutan dari Tapestri Bayeux yang memuat gambar upacara penobatan William dan pembangunan Menara London.
Dalam budaya populer
Lantaran menyerupai kartun baris atau papan cerita film yang ada pada zaman modern, Tapestri Bayeux secara luas diakui, dan sangat khas dari segi gaya artistiknya, the Bayeux Tapestry sudah kerap dipakai atau diimajinasikan ulang di dalam beragam konteks budaya populer yang berbeda-beda. George Wingfield Digby menulis pada tahun 1957 sebagai berikut:
Tapestri ini dirancang untuk bercerita kepada khalayak ramai yang sebagian besar buta huruf; menyerupai kartun baris, kasar, tegas, berwarna-warni, dengan lumayan banyak darah dan petir juga beberapa lelucon mesum.
Tapestri Bayeux disinggung Scott McCloud di dalam Understanding Comics sebagai contoh karya seni narasi-runtun perdana; sementara Bryan Talbot, seniman buku komik Inggris, menyebutnya "kartun baris Inggris pertama yang diketahui".
Tapestri ini sudah menjadi sumber ilham dibalik pembuatan banyak kartun politik modern dan jenis-jenis kartun lainnya, antara lain:
John Hassall membuat kartun satir parodi yang terbit tahun 1915, Ye Berlyn Tapestrie, menceritakan invasi Jerman ke Belgia pada bulan Agustus 1914.
Rea Irvin membuat ilustrasi sampul depan majalah New Yorker tanggal 15 Juli 1944, dalam rangka peringatan hari pendaratan Tentara Sekutu di Normandia.
George Gale membuat kartun parodi yang merunut hikayat penaklukan bangsa Norman sampai dengan masuknya Inggris ke dalam Masyarakat Ekonomi Eropa, diterbitkan sepanjang enam halaman dalam sisipan "Europa" The Times pada tanggal 1 Januari 1973
Tapestri Bayeux telah mengilhami karya-karya seni tekat modern, yang terkenal adalah sebagai berikut:
Tekat Overlord (tahun 1974), memperingari Operasi Overlord dan Pendaratan Tentara Sekutu di Normandia tahun 1944, sekarang tersimpan di Portsmouth.
Tapestri Prestonpans (tahun 2010), yang merunut kejadian-kejadian seputar Pertempuran Prestonpans tahun 1745.
Karya-karya seni tekat lain yang kurang lebih terinspirasi oleh Tapestri Bayeux mencakup Tekat Hastings (tahun 1966), Tapestri Dunia Baru (tahun 1980–2000), Tapestri Quaker (tahun 1981–1989), Tapestri Besar Skotlandia (tahun 2013), Tapestri Perantau Skotlandia (tahun 2014–2015), Magna Carta (Sebuah Tekat) (tahun 2014–2015), dan (dalam kasus ini, sehelai wastra tenun tapestri yang ditambahi detail sulaman) Tepestri Game of Thrones (tahun 2017–2019).
Beberapa film pernah menampilkan bagian-bagian tertentu dari Tapestri Bayeux pada bagian intro atau bagian penutupnya, antara lain Bedknobs and Broomsticks produksi Disney, El Cid arahan Anthony Mann, Hamlet arahan Franco Zeffirelli, La Chanson de Roland arahan Frank Cassenti, Robin Hood: Prince of Thieves arahan Kevin Reynolds, dan The Vikings arahan Richard Fleischer.
Disain dan sulaman Tapestri Bayeux merupakan salah satu alur cerita di dalam novel The Invention of Truth karya Marta Morazzoni yang terbit tahun 1988.
Tapestri Bayeux disinggung di dalam sandiwara karangan Tony Kushner, Angels in America. Sumber yang dipakai adalah catatan apokrif yang menyebutkan bahwa Rani Matildalah yang membuat Tapestri Bayeux, mungkin untuk menunjukkan bahwa Louis, salah satu tokoh utama, berusaha hidup dengan tolok ukur mitologis.
Pada tahun 2022, film dokumenter produksi Prancis berjudul Mysteries of the Bayeux Tapestry ditayangkan oleh BBC Four. Penulis skripnya adalah Jonas Rosales, sutradaranya adalah Alexis de Favitski, dan produsernya adalah Antoine Bamas. Film dokumenter ini melipun investigasi-investigasi atas Tapestri Bayeux oleh Laboratoire d'Archéologie Moléculaire et Structurale (LAMS) di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, dengan menggunakan sebuah kamera hiperspektral, memeriksa 215 warna berlainan, untuk menganalisis pigmen-pigmen penghasil warna asli bahan-bahan pewarna, yang disarikan dari tanaman ranggitan, Reseda luteola, dan tarum.
Keterangan
Rujukan
Bahan bacaan lanjutan
Pranala luar
Media tentang Bayeux Tapestry di Wikimedia Commons
Tapestri Bayeux – Museum Bayeux
Eksplorasi digital Tapestri Bayeux
Gambar panoramik berkualitas tinggi dari Bayeux Tapestry (Bibliotheca Augustana)
Petunjuk tentang Tapestri Bayeux – Terjemahan Latin-Inggris
Tapestri Bayeux – koleksi video, artikel, dan daftar pustaka
"Bayeux Tapestry, The". Encyclopædia Britannica. 3 (edisi ke-11). 1911. hlm. 555–556. beserta 16 gambar
Kata Kunci Pencarian:
- Tapestri Bayeux
- Katedral Bayeux
- Odo dari Bayeux
- Pertempuran Hastings
- Carmen de Hastingae Proelio
- William sang Penakluk
- Petrus dari Eboli
- Britania Raya
- Robert dari Mortain
- Monarki Britania Raya