Telaga Menjer adalah sebuah
Telaga yang terletak di Maron, Garung, Wonosobo, Jawa Tengah.
Telaga ini berjarak sekitar 2 kilometer dari ibu kota Kecamatan Garung. Dinamakan
Telaga Menjer, karena
Telaga ini dulu terletak di Desa
Menjer, tetapi desa tersebut kemudian dimekarkan, sehingga
Telaga ini kini masuk ke dalam Desa Maron. Air yang tertampung di
Telaga ini kini dimanfaatkan untuk membangikitkan listrik melalui PLTA Garung.
Sejarah
Telaga ini terbentuk di kaki Gunung Pakuwaja akibat letusan vulkanik. Dulu, air di
Telaga ini hanya berasal dari sejumlah mata air kecil di sekitar
Telaga dan dari curah hujan yang cukup tinggi di
Telaga ini.
Pada tahun 1929, ANIEM mulai melakukan survei dan investigasi mengenai kelayakan pemanfaatan
Telaga ini untuk membangkitkan listrik. Tiga tahun kemudian, ANIEM menyimpulkan bahwa
Telaga ini dapat dimanfaatkan untuk memasok air ke PLTA berkapasitas 9 MW. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1961, PLN mulai membangun jalan akses ke
Telaga ini, serta membangun kantor dan rumah dinas di dekat
Telaga. Badan Geologi juga mulai melakukan survei geologi di
Telaga ini.
Agar listrik yang dibangkitkan dari
Telaga ini dapat lebih maksimal, PLN lalu berniat menaikkan tinggi muka air di
Telaga ini sebanyak 7 meter, dengan cara mengalirkan sebagian air dari Sungai Klakah ke
Telaga ini. Untuk itu, PLN pun membangun Bendung Sigelap untuk membendung sebagian air dari Sungai Klakah, serta membangun terowongan sepanjang 2,075 kilometer untuk mengalirkan air dari Bendung Sigelap ke
Telaga ini.
Pada tahun 1973, PLN mendapat pinjaman dari KfW untuk mengadakan studi kelayakan mengenai pembangunan PLTA di
Telaga ini. PLN lalu menunjuk Fichtner dan Garbe, Lahmeyer & Co. untuk melakukan studi kelayakan tersebut. Keduanya kemudian merekomendasikan pembangunan PLTA berkapasitas 24 MW di
Telaga ini.
Karena KfW kurang tertarik untuk mendanai pembangunan PLTA di
Telaga ini, PLN lalu menawarkannya ke ADB, yang ternyata tertarik dan bersedia memberikan pinjaman sebesar US$ 19,8 juta. PLN kemudian menunjuk Nippon Koei untuk merancang PLTA di
Telaga ini. Nippon Koei lalu menambah panjang pipa pesat yang digunakan untuk membawa air dari
Telaga ini ke PLTA, sehingga kapasitas PLTA juga dapat dinaikkan menjadi 26,4 MW. Pintu Air Wanganaji kemudian juga dibangun guna menahan air yang dikeluarkan oleh PLTA, agar tidak langsung mengalir ke hilir.
Catatan
Referensi
Pranala luar
Telaga Menjer,
Telaga Indah di Kaki Gunung Diarsipkan 2013-12-11 di Wayback Machine.
Artikel
Telaga Menjer di Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah Diarsipkan 2010-12-14 di Wayback Machine.