- Source: Wahono
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Wahono (25 Maret 1925 – 8 November 2004) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR/MPR pada masa Orde Baru. Posisi yang pernah dijabatnya antara lain Penjabat Pangkostrad (1969–1970), Pangdam VIII/Brawijaya (1970–1972), Pangkostrad (1972–1973), Pangkostranas (1973–1974), Deputi KSAD (1974–1977), Dubes RI untuk Burma dan Nepal (1977–1981), Dirjen Bea Cukai (1981–1983), Gubernur Jawa Timur (1983–1988), dan Ketua DPR/MPR (1992–1997).
Latar belakang
Sederhana dan kalem, ia dikenal disiplin dan konsisten. Ia merupakan anak ke-11 dari 13 bersaudara. Ketika lahir ayahnya, R. Soerodidjojo bekerja sebagai Mantri Polisi di Mayangan, Ngantru, Tulungagung. Pada usia enam tahun Wahono masuk HIS, dan tamat pada tahun 1938. Kemudian melanjutkan ke MULO di Kota Kediri sampai lulus tahun 1941.
Karir militer
Pada zaman Jepang ia masuk PETA, dan memperoleh pendidikan militer di Kanbu Kyoiku di Bogor, tahun 1943. Pada 1945 ia bergabung dalam BKR, cikal bakal TNI sekarang, ia mendapat tugas belajar di SSKAD Bandung, sambil merampungkan SMA sore.
Setelah masuk SSKAD (sekarang Seskoad), ia menjadi asisten II di Kostrad ketika panglimanya Soeharto menjadi panglimanya. Setelah meninggalkan Kostrad dengan jabatan panglima, ia kemudian memangku jabatan Pangdam VIII/Brawijaya. Kembali ke Jakarta, Wahono menjadi Deputi KSAD, dan masih sempat kuliah di Universitas Jayabaya, hingga meraih gelar sarjana muda sosial politik pada 1976.
Karir sipil
Wahono diangkat sebagai dubes di Burma dan bertugas antara 1978 dan 1981. Pulang ke tanah air, jabatan Dirjen Bea & Cukai telah menunggunya. Berada kembali di Jakarta, ia berniat merampungkan sarjana penuh. Tetapi, belum sempat terlaksana, ia sudah diangkat menjadi gubernur. Lelaki berperawakan tinggi 171 cm dan berat 71 kg ini tidak merokok, dan enggan disambut secara berlebihan. Wahono juga menolak tinggal di wisma Grahadi, rumah kediaman resmi Gubernur Jawa Timur. Ia menaruh perhatian khusus dalam bidang kependudukan. "Jawa Timur kelebihan penduduk 10 juta jiwa," katanya. Ja-Tim hanya mampu menampung 20 juta jiwa saat ini, padahal sekarang mencapai 30.868.700 jiwa. Dalam 1984, beberapa sektor pembangunan yang diprioritaskan untuk segera ditangani dirumuskannya menjadi 5P3K. Yaitu pendidikan, pekerjaan, prasarana, perumahan, pangan, kesehatan, kesejahteraan keluarga, dan kelestarian lingkungan hidup.
Kerja keras yang dilaksanakannya membawa hasil; Ja-Tim kembali beroleh anugerah Presiden berupa Prayojanakarya Pata Parasamya Purnakarya Nugraha, 1984. Letnan jenderal purnawirawan ini sendiri sebelumnya banyak menerima penghargaan berupa 9 bintang jasa dan 11 Satya Lencana. Dari pemerintah Korea Selatan ia beroleh Order of National Security Merit Gugseon Medal, 1977.
Kehidupan pribadi
Menikah dengan Mientarsih Syahbandar, asal Parahyangan, pada tahun 1951, Wahono dianugerahi enam anak. Ia penggemar olah raga sepak bola, bola keranjang, bola voli, bulu tangkis, dan bola basket. Ia terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Catur Indonesia (Percasi) 1982.
Kepangkatan
Letnan Dua (5 Oktober 1945)
Letnan Satu (1945)
Kapten (21 Juli 1947)
Letnan Satu (1 Oktober 1948) reorganisasi dan pangkat nya di sesuaikan menjadi Letnan Satu.
Kapten (1 Desember 1948)
Mayor (1 Januari 1955)
Letnan Kolonel (1 Januari 1959)
Kolonel (1 Juli 1964)
Brigadir Jenderal (1 Januari 1966)
Mayor Jenderal (1 Juli 1969)
Letnan Jenderal (1 Desember 1973)
Riwayat pendidikan
HIS, Tulungagung (1938)
MULO, Kediri (1941)
SMA C College, Bandung (tidak selesai)
PETA (1943)
Kanbu Kyoiku (1943)
BKR/TNI (1945)
Fakultas Sospol Universitas Jayabaya di Jakarta (Sarjana Muda, 1976)
Kanbu Kyoiku, Bogor (1943)
SSKAD Angkatan IV, Bandung (1955)
Seskoad Angkatan I, Bandung (1962)
Riwayat jabatan
Meninggal dunia
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Wahono meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Tanda Kehormatan
Atas jasa dan darma baktinya kepada bangsa dan negara, ia dianugerahi berbagai tanda kehormatan, diantaranya:
Referensi
Pranala luar
Kata Kunci Pencarian:
- Wahono
- Setyo Wahono
- Piyu
- Soelarso
- Untung Wahono
- Pemilihan umum Bupati Bojonegoro 2024
- Wahono Sumaryono
- Heri Wahono
- Anton Wahono
- Soeharto
- Wahono
- Padi (band)
- Joko Widodo
- Kharis Suhud
- Trimarjono
- Harmoko
- Soeparmanto
- Golkar
- Defenders of the Homeland
- Sudharmono