- Source: 2 Tawarikh 29
2 Tawarikh 29 (atau II Tawarikh 29, disingkat 2Taw 29) adalah pasal kedua puluh sembilan Kitab 2 Tawarikh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan"). Pasal ini berisi riwayat raja ke-13 Kerajaan Yehuda: Hizkia bin Ahas.
Teks
Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
Pasal ini dibagi atas 26 ayat.
Waktu
Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi sekitar tahun 716 SM.
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
2 Tawarikh 29:1–2 = Raja Hizkia (2 Raja–raja 18:2–3)
2 Tawarikh 29:3–36 = Hizkia menguduskan kembali rumah TUHAN
Ayat 1
Hizkia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abia, anak Zakharia.
"29 tahun lamanya": menurut kronologi Thiele, berdasarkan "metode tahun naik tahta", pada bulan September 729 SM Hizkia bin Ahas menjadi "raja bersama" Yehuda dengan ayahnya. Hizkia kemudian menjadi raja sendirian sesaat sebelum hari ke-1 bulan Nisan 715 SM, sampai matinya antara September 687 dan September 686 SM ("686 SM").
"Abia": Pada Kitab 2 Raja-raja pasal 18:2 nama ibu Hizkia ditulis "Abi".
Ayat 3
Pada tahun pertama pemerintahannya, dalam bulan yang pertama, ia membuka pintu-pintu rumah TUHAN dan memperbaikinya.
"Ia" merujuk pada Hizkia
"Pada tahun pertama pemerintahannya": menurut kronologi Thiele, berdasarkan "metode tahun naik tahta" berlangsung antara September 715—September 714 SM. Sejumlah insiden sekitar tahun pertama ini mengindikasikan bahwa ini adalah tahun naik tahta sebagai raja tunggal (atau sisa tahun ke-20 zaman Ahas), bukan tahun pertama pemerintahannya. Pertama, Hizkia rasanya tidak akan menunggu sejumlah bulan sampai tahun pertama pemerintahannya (yang dimulai pada bulan Tishri (September) 715 SM) sebelum ia membuka pintu-pintu Bait Suci. Kedua, ia tidak ragu-ragu mengumumkan bahwa ia akan memulai lagi perayaan Paskah, tetapi karena waktu persiapannya pendek (“karena hal itu terjadi dengan tak disangka-sangka.” 29:36) ia menunda pelaksanaannya ke bulan kedua (2 Tawarikh 30:2, 13–15). Ini menandakan bahwa Ahas mati beberapa minggu (atau bahwa beberapa hari) sebelum bulan Nisan (April) 715 SM. Lebih lagi, Septuaginta tidak memuat frasa “Pada tahun pertama” yang tampaknya menunjukkan pengetahuan adanya masa "raja bersama" yang tentunya diawali dengan "tahun pertama"; karenanya tidak dimuat “tahun pertama” lagi.
Ayat 5
Katanya (Hizkia) kepada mereka: "Dengarlah, hai orang-orang Lewi! Sekarang kuduskanlah dirimu dan kuduskanlah rumah TUHAN, Allah nenek moyangmu! Keluarkanlah kecemaran dari tempat kudus!
Supaya umat Allah mengalami kebangunan dan pembaharuan rohani, empat hal sangat diperlukan.
Pengakuan dosa-dosa khusus. Kita harus mengetahui bidang-bidang kehidupan di mana kita telah menyimpang dari kehendak dan firman Allah, dan harus mengakui dosa-dosa khusus tersebut (ayat 2 Tawarikh 29:6–7; lihat Mazmur 51:5; bandingkan Matius 5:24).
Pengudusan rumah Tuhan (ayat 2 Tawarikh 29:5,18). Gereja menjadi rumah Allah di bawah perjanjian yang baru (2 Korintus 6:16; Efesus 2:21–22; 1 Timotius 3:15). Apa pun di dalam doktrin, penyembahan atau gaya hidup gereja yang melawan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan Alkitab harus disingkirkan. Demikian pula, orang percaya secara perseorangan, sebagai bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19), harus dikuduskan dari semua ketidakbenaran (lihat 1 Yohanes 1:9).
Pembaharuan perjanjian (ayat 2 Tawarikh 29:10–11). Kita harus memperbaharui penyerahan kita kepada Allah, kerajaan dan maksud-Nya yang benar di bumi, dan kita harus menyatakan suatu keinginan tulus untuk berpaling dari kejahatan dunia dan menolak dosa.
Mencanangkan korban persembahan darah bagi pendamaian (ayat 2 Tawarikh 29:20–24). Dengan iman kita harus mengambil darah pendamaian Yesus Kristus, yang menderita di salib untuk menyelamatkan dan menguduskan umat-Nya (lihat Ibrani 9:11–14; 1 Korintus 10:16).
Ayat 17
Pekerjaan menguduskan itu dimulai pada tanggal satu (1) bulan yang pertama (1). Pada hari kedelapan (8) bulan itu mereka sampai ke balai rumah TUHAN dan menguduskan seluruh rumah TUHAN dalam delapan (8) hari. Mereka selesai pada hari keenam belas (16) bulan pertama (1).
Ayat 25
Ia menempatkan orang-orang Lewi di rumah TUHAN dengan ceracap, gambus, dan kecapi sesuai dengan perintah Daud dan Gad, pelihat raja, dan nabi Natan, karena dari Tuhanlah perintah itu, dengan perantaraan nabi-nabi-Nya.
Ayat 27
Lalu Hizkia memerintahkan untuk mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah. Pada saat persembahan korban bakaran dimulai, mulailah pula dinyanyikan nyanyian bagi TUHAN dan dibunyikan nafiri, dengan iringan alat-alat musik Daud, raja Israel.
Ayat 30
Lalu raja Hizkia dan para pemimpin memerintahkan orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk TUHAN dengan kata-kata Daud dan Asaf, pelihat itu. Maka mereka menyanyikan puji-pujian dengan sukaria, lalu berlutut dan sujud menyembah. (TB)
Ayat 36
Hizkia dan seluruh rakyat bersukacita akan apa yang telah ditetapkan Allah bagi bangsa itu, karena hal itu terjadi dengan tak disangka-sangka. (TB)
Lihat pula
Asaf bin Berekhya
Kitab Mazmur
Kerajaan Yehuda
Paskah Yahudi
Bagian Alkitab yang berkaitan: Imamat 1, 2 Raja-raja 18.
Referensi
Pustaka
McFall, Leslie (1991), "Translation Guide to the Chronological Data in Kings and Chronicles" (PDF), Bibliotheca Sacra, 148: 3-45, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-07-19
Pranala luar
(Indonesia) Teks 2 Tawarikh 29 dari Alkitab SABDA
(Indonesia) Audio 2 Tawarikh 29
(Indonesia) Referensi silang 2 Tawarikh 29
(Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk 2 Tawarikh 29
(Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk 2 Tawarikh 29
Kata Kunci Pencarian:
- 2 Tawarikh 29
- Kitab 2 Tawarikh
- 1 Tawarikh 29
- 2 Tawarikh 32
- 2 Tawarikh 7
- 2 Tawarikh 28
- 2 Tawarikh 25
- 2 Tawarikh 36
- 2 Tawarikh 1
- 2 Tawarikh 34
- Mahmud of Ghazni
- Sohan Lal Suri
- 14th century in literature
- Hö'elün
- Mongol invasions and conquests
- Sikh Confederacy
- Ranjit Singh
- Noah in Islam
- Afghanistan
- Mariam-uz-Zamani