Kitab Tawarikh (bahasa Ibrani: סֵפֶר דִּבְרֵי הַיָּמִים, translit. Sefer Divre Hayyamim) merupakan salah satu
Kitab dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani dan termasuk dalam
Kitab-
Kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Dalam Perjanjian Lama di Alkitab Kristen,
Kitab Tawarikh menjadi nama dari dua buah
Kitab dari kelompok
Kitab-
Kitab sejarah, yaitu
Kitab 1
Tawarikh dan
Kitab 2
Tawarikh, yang sebenarnya merupakan pecahan dari
Kitab Tawarikh itu sendiri. Pada Alkitab versi Septuaginta dan Vulgata, serta beberapa turunan dari kedua versi tersebut,
Kitab ini disebut
Kitab Paralipomenon (bahasa Yunani Kuno: Βιβλίον Παραλειπομένων, translit. Biblíon Paraleipoménon; bahasa Latin: Liber Paralipomenon)
Dalam Alkitab Ibrani,
Kitab Tawarikh berada pada urutan paling akhir, yang mengikuti urutan Naskah Masorah. Sedangkan dalam Alkitab Kristen, kedua
Kitab Tawarikh ditempatkan setelah kedua
Kitab Raja-raja dan sebelum
Kitab Ezra–Nehemia, yang mengikuti urutan dalam Alkitab Septuaginta.
Nama
=
Nama "
Tawarikh" pada pangkalnya merupakan terjemahan dari nama
Kitab dalam bahasa Ibrani, דִּבְרֵי הַיָּמִים (divre hayyamim), yang berasal dari gabungan atas bentuk jamak konstruktus dari kata דָּבָר (davar, har. "kata"), dan bentuk jamak takrif dari kata יוֹם (yom, "hari"), sehingga secara harfiah kata ini berarti "catatan harian", dan kemudian berkembang menjadi "kronik/
Tawarikh" atau "sejarah". Nama tersebut merujuk pada karakteristik dari
Kitab ini yang berbentuk catatan harian atau kronik, yang ditunjukkan dengan pencatatan sejarah bangsa Israel dari kisah penciptaan sampai masa pembuangan ke Babel yang ditulis secara terurut menurut waktu terjadinya.
= Paralipomenon
=
Nama
Kitab "Paralipomenon" dalam Vulgata berbahasa Latin berasal dari nama
Kitab ini dalam Septuaginta berbahasa Yunani, yaitu "Παραλειπομένων" (Paraleipoménon, har. "dari hal-hal yang dilewatkan/dikesampingkan"), yang diperkirakan merupakan turunan dari kata kerja "παραλείπω" (paraleípō, har. "melewatkan, melewati, mengabaikan, mengesampingkan, menghilangkan, menghapuskan, menyingkirkan"). Banyak pakar yang mempercayai bahwa nama ini merujuk pada karakteristik buku ini yang "melengkapi
Kitab Samuel dan
Kitab Raja-raja", sehingga
Kitab ini "dapat dikesampingkan". Namun, banyak yang menentang dengan dalih bahwa isi buku ini tidak mendukung argumen itu, yaitu tidak mencirikan pelengkap, karena banyak sekali ayat-ayat yang tumpang tindih dengan ayat-ayat
Kitab Samuel dan Raja-raja. Ada pula yang berpendapat bahwa
Kitab ini berisi materi yang dipisahkan dari
Kitab Ezra–Nehemia yang disusun lebih awal. Dengan demikian, terdapat
Kitab utuh, yaitu
Kitab Tawarikh–Ezra–Nehemia yang diyakini disusun oleh satu atau sekelompok pengarang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya dipisah-pisahkan. Teori ini juga masih terus diperdebatkan, meskipun menjadi konsensus selama berabad-abad.
Hieronimus mengemukakan bahwa nama "Paralipomenon" bermakna buku ini merupakan "ringkasan Perjanjian Lama", yang dibuktikan dengan catatan yang mencakup awal penciptaan hingga setelah peristiwa pembuangan ke Babel; dan oleh karena itu, maka banyak hal yang "dilewatkan" atau "dikesampingkan" dalam
Kitab ini. Lebih lanjut, ia juga memakai nama "Paralipomenon" untuk
Kitab ini dalam Vulgata, tetapi berpendapat bahwa nama Yunani "χρονικά" (khroniká, har. "kronik/
Tawarikh"), yang merupakan terjemahan dari nama
Kitab dalam bahasa Ibrani דִּבְרֵי־הַיָּמִים (divre hay-yamim), merupakan nama yang lebih cocok untuk
Kitab ini berdasarkan karakteristiknya. Pendapat ini diikuti oleh banyak Alkitab versi modern dengan menggunakan turunan dari kata tersebut. Misalnya dalam bahasa Inggris, yaitu Book of Chronicles.
Isi
Kitab ini sebagian besar menceritakan riwayat Daud dan Salomo yang memimpin Kerajaan Israel bersatu, yang diikuti oleh riwayat raja-raja dari salah satu kerajaan pecahan Israel, yaitu Kerajaan Yehuda di selatan. Semua catatan tersebut memiliki banyak kemiripan dengan
Kitab Samuel dan
Kitab Raja-raja. Selain itu, terdapat pula tambahan signifikan yang tidak ada di kedua
Kitab tersebut, yaitu daftar-daftar silsilah dari Adam hingga suku-suku Israel pada masa raja-raja, beberapa daftar dengan topik tertentu seperti "daftar kepemilikan kota oleh orang-orang Lewi" dan "daftar penyanyi dalam rumah TUHAN", serta sedikit catatan tentang orang-orang buangan Babel yang diizinkan kembali ke Yerusalem (yang juga terdapat di
Kitab Ezra–Nehemia sebagai pengantar).
Ada 20 pasal dalam
Kitab Tawarikh, dan 24 bagian dari pasal, yang unik dan tidak terdapat dalam
Kitab-
Kitab lain. Juga terdapat daftar banyak orang secara detail, seperti daftar pahlawan Daud (1 Taw 12:1–37), pemindahan Tabut Perjanjian dari Kiryat-yearim ke bukit Sion (1 Taw 13; 15:2–24; 16:4–43; bandingkan 2 Sam 6), penyakit raja Uzia (dalam bahasa Ibrani ditulis tzaraas umumnya diterjemahkan sebagai "kusta") dan musababnya (2 Taw 26:16–21; bandingkan 2 Raja-raja 15:5), dan sebagainya. Terdapat pula pidato dari tokoh-tokoh penting, misalnya Daud (1 Taw 29:10–19), dan isi surat penting, seperti surat Paskah dari Hizkia (2 Taw 30:6–9).
= Garis besar
=
Berdasarkan isinya,
Kitab ini dapat dibagi menjadi 4 bagian:
Permulaan 1
Tawarikh (yakni 1
Tawarikh 1–10): kebanyakan berisi daftar silsilah, termasuk keluarga Saul dan penolakan Allah terhadap Saul yang menjadi dasar munculnya raja Daud.
1
Tawarikh 11–29: sejarah pemerintahan Raja Daud.
Permulaan 2
Tawarikh (yakni 2
Tawarikh 1–9): sejarah pemerintahan Raja Salomo, putra Daud.
2
Tawarikh pasal 10–36: sejarah raja-raja Yehuda sampai kepada pembuangan ke Babel, ditutup dengan dekrit raja Koresh Agung mengizinkan orang-orang buangan kembali ke tanah air mereka masing-masing.
Beberapa pakar juga membagi
Kitab ini menjadi 3 bagian, dengan menggabungkan sejarah pemerintahan Daud dan Salomo, karena mereka sama-sama memerintah kerajaan yang bersatu.
Kepengarangan
Peristiwa terakhir di
Kitab Tawarikh terjadi pada zaman pemerintahan Koresh Agung, raja Persia yang menaklukkan Kerajaan Babel pada tahun 539 SM; dan ini menentukan tanggal paling awal penulisan
Kitab ini. Martin Noth berpendapat bahwa
Kitab ini ditulis pada abad ke-3 SM, sedangkan Gary Knoppers memperkirakan di antara tahun 325 dan 275 SM, meskipun mungkin pula di antara tahun 500 dan 250 SM.
Secara umum,
Kitab Tawarikh ini lebih bersifat pengajaran (didaktik) daripada sejarah. Pengarang mengambil sumber dari catatan publik, daftar keluarga dan tabel silsilah orang Yahudi. Hal ini disebutkan di beberapa tempat dalam
Kitab ini (1 Taw 27:24; 29:29; 2 Taw 9:29; 12:15; 13:22; 20:34; 24:27; 26:22; 32:32; 33:18, 19; 27:7; 35:25). Ada 40 catatan paralel antara
Kitab Tawarikh dan
Kitab Samuel-Raja-raja, sering kali kata-per-kata, membuktikan bahwa pengarang
Kitab Tawarikh mengenal dan menggunakan
Kitab-
Kitab yang lebih lama itu. Tambahannya, ada sumber "Sejarah Deuteronomistik", yang diambil terutama dari
Kitab 2 Samuel dan 1–2 Raja-raja serta catatan dari Taurat yang disimpan oleh kaum imam ("sumber imamat"). Misalnya silsilah dalam 1
Tawarikh 1-9, tampaknya diambil langsung dari Taurat, juga
Kitab Yosua dan lain-lain. Dalam
Kitab Tawarikh terdapat pula sejumlah kutipan dari
Kitab Mazmur, dan juga dari
Kitab Yesaya,
Kitab Yeremia dan
Kitab Yehezkiel. Tampaknya ada sumber yang tidak ditemukan lagi saat ini, misalnya dalam 2 Tawarih 9:29 disebutkan narasumber "
Kitab Sejarah Salomo" (Acts of Solomon), juga catatan dari sejumlah nabi yang tidak banyak dikenal, seperti Ahia orang Shilonit dan pelihat Ido. Ada juga peristiwa sejarah di luar Alkitab yang telah dibuktikan dari penelitian arkeologi, yang tadinya hanya dicatat di
Kitab Tawarikh, misalnya serangan raja Sisak dari Mesir di akhir abad ke-10 SM (2
Tawarikh 12:2–4), dan persiapan serta penjagaan sumber air di Yerusalem oleh raja Hizkia sebelum serangan orang Asyur pada akhir abad ke-8 SM (2
Tawarikh 32:2-4).
= Karakteristik
=
Karakteristik dari
Kitab Tawarikh mencerminkan kondisi penulisan
Kitab ini, yaitu setelah pemulihan masyarakat Yahudi di Israel, yang berbeda dengan
Kitab Samuel dan Raja-raja yang disusun sebelumnya selama masa Pembuangan ke Babel.
Kitab Samuel dan Raja-raja dianggap disusun pada saat ingatan terhadap sejarah kerajaan masih kuat dalam benak penyusunnya.
Kitab Tawarikh disusun jauh kemudian dan berdasarkan catatan-catatan yang terpelihara sampai saat itu saja.
Dapat dilihat satu ciri khas
Kitab ini yaitu penggantian kata-kata lama dengan istilah yang lebih baru, terutama nama-nama tempat yang dipakai pada zaman pengarang, misalnya: kota Gezer (1 Taw 20:4) dipakai menggantikan nama "Gob" (2 Sam. 21:18).
= Tujuan
=
Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang telah dituliskan dalam
Kitab Samuel dan Raja-raja. Namun di dalam
Kitab Tawarikh, riwayat-riwayat tersebut diceritakan dari sudut pandang lain. Sejarah kerajaan Israel dalam
Kitab Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama.
Penulis ingin menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan Yehuda ditimpa kemalangan, tetapi Allah masih memegang janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yudea. Penulis
Kitab menekankan hal itu dengan menunjukkan hal-hal besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap setia menyembah Allah.
Penulis menguraikan asal mula upacara ibadat di Bait Allah di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat itu. Sekalipun Bait Allah di Yerusalem itu dibangun oleh Salomo, tetapi di dalam
Kitab Tawarikh ini Daud dikemukakan sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Bait Allah itu dan upacara-upacara ibadatnya.
= Sumber
=
Lebih dari setengah isi
Kitab Tawarikh diambil dari
Kitab-
Kitab Perjanjian Lama yang lain, terutama
Kitab Samuel dan Raja-raja. Sumber-sumber lain yang disebut dalam
Kitab Tawarikh termasuk:
Kitab raja-raja Yehuda dan Israel (2
Tawarikh 16:11, 25:26, 28:26, 32:32)
Kitab raja-raja Israel dan Yehuda (2
Tawarikh 27:7; 35:27, 36:8)
Kitab raja-raja Israel (2
Tawarikh 20:34)
Kitab raja-raja (2
Tawarikh 24:27) (ada kemungkinan 4 nama pertama ini merupakan nama
Kitab yang sama, dan mungkin saja semua ini merujuk kepada
Kitab Samuel-Raja-raja)
Kitab raja-raja Israel (1
Tawarikh 9:1)
Riwayat raja-raja Israel (2
Tawarikh 33:18)
Riwayat
Kitab raja-raja (2
Tawarikh 24:27)
Riwayat Samuel, pelihat itu, dan dalam riwayat nabi Natan, dan dalam riwayat Gad, pelihat itu (1
Tawarikh 29:29). Dapat saja merupakan satu jilid; dapat juga mengacu kepada
Kitab Hakim-hakim dan Samuel.
Riwayat nabi Natan (2
Tawarikh 9:29; bandingkan 1 Raja–raja 11:41–53)
Nubuat Ahia, orang Silo itu (2
Tawarikh 9:29; cf. 1 Raja–raja 11:29 dan seterusnya; 14:2 dan seterusnya, dan sebagainya)
Penglihatan-penglihatan Ido, pelihat itu (2
Tawarikh 9:29; cf. 1 Raja-raja 13)
Perkataan nabi Semaya (2
Tawarikh 12:15; cf. 1 Raja–raja 12:22ff)
"Semaya menulis" (1
Tawarikh 24:6)
Riwayat nabi Semaya dan Ido, pelihat itu, yang berhubungan dengan silsilah (2
Tawarikh 12:15)
Catatan sejarah Yehu bin Hanani, yang dicatat dalam
Kitab raja-raja Israel (2
Tawarikh 20:34; cf. 1 Raja–raja 16:1, 7, 12)
"Selebihnya dari riwayat Uzia, dari awal sampai akhir, ditulis oleh nabi Yesaya bin Amos." (2
Tawarikh 26:22; bandingkan Yesaya 1 dan 6)
"Penglihatan Yesaya....dalam
Kitab raja-raja Yehuda dan Israel" (2
Tawarikh 32:32; bandingkan 2 Raja-raja 18-20; Yesaya 36-39)
Perkataan para pelihat(2
Tawarikh 33:19)
Rujukan kepada
Kitab Ratapan dan Yeremia (2
Tawarikh 35:25)
Perkataan nabi Ido (2
Tawarikh 13:22)
Tulisan Daud dan Salomo(2
Tawarikh 35:4; bandingkan Ezra 3:10)
Perintah dari Daud dan Gad dan Natan (2
Tawarikh 29:25)
Perintah dari Daud dan Asaf dan Heman dan Yedutun (2
Tawarikh 35:15)
Kitab sejarah raja Daud (1
Tawarikh 27:24)
Titah Daud yang belakangan (= kata-kata Daud yang penghabisan) (1
Tawarikh 23:27)
Pembagian dalam Alkitab Kristen
Dalam Alkitab Kristen,
Kitab Tawarikh terbagi menjadi 2
Kitab terpisah.
Kitab 1
Tawarikh, dimulai dengan menampilkan daftar silsilah dari orang-orang Israel hingga masa raja-raja, beserta beberapa daftar lainnya seperti "daftar kepemilikan kota oleh orang-orang Lewi" dan "daftar penyanyi dalam rumah TUHAN", kemudian riwayat singkat mengenai akhir hidup Saul, dan dilanjutkan dengan cerita atas pencapaian-pencapaian dan keberhasilan-keberhasilan pada masa pemerintahan Raja Daud hingga kematiannya.
Kitab 2
Tawarikh, dimulai dengan riwayat pada masa pemerintahan Raja Salomo hingga ia mangkat, diikuti dengan kisah pemberontakan suku-suku utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam dan pecahnya Kerajaan Israel bersatu, lalu dilanjutkan dengan sejarah raja-raja dari Kerajaan Yehuda, dan diakhiri dengan kisah kejatuhan Yerusalem.
Kaitan dengan Kitab lain
= Kitab Ezra dan Nehemia
=
Kisah yang termuat dalam
Kitab 1 dan 2
Tawarikh berlanjut di
Kitab Ezra dan Nehemia, yang menjadi satu di Alkitab Ibrani. Dan juga ayat-ayat pada 2
Tawarikh 36:22–23 serupa dengan Ezra 1:1–3a, sehingga beberapa pakar menduga bahwa Ezra 1–6 seharusnya berada di
Kitab Tawarikh, bukan di
Kitab Ezra–Nehemia.
Awalnya para pakar yakin bahwa
Kitab Tawarikh dan
Kitab Ezra–Nehemia (bagian naratifnya) disusun oleh pengarang atau penyunting yang sama, tetapi sekarang ini tidak lagi diterima sepenuhnya.
= Kitab Samuel dan Raja-raja
=
Kitab 1 dan 2
Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang juga tertulis dalam
Kitab Samuel dan Raja-raja, sehingga banyak ceritanya yang saling tumpang tindih dan melengkapi satu sama lain.
Kitab Tawarikh dianggap mengandung nilai sejarah yang lebih rendah dibandingkan
Kitab Samuel dan Raja-raja karena lebih berkonsentrasi kepada masalah keagamaan daripada politik, meskipun kesimpulan semacam itu sebenarnya menggambarkan bias dari sejumlah kritikus modern dan bukannya masalah utama dalam
Kitab Tawarikh.
Sejumlah perbedaan antara
Kitab Tawarikh dan
Kitab Samuel-Raja-raja menimbulkan masalah sejarah, terutama karena
Kitab Tawarikh diyakini membesar-besarkan nominal biaya keuangan dan militer. Hal ini mungkin merupakan cara kuno untuk menyesuasikan dengan inflasi pada zaman itu, meskipun tampaknya perbedaan angka itu hanyalah kesalahan penyalinan tulisan.
Berikut adalah perbedaan-perbedaan yang cukup signifikan antara
Kitab Samuel-Raja-raja dan
Kitab Tawarikh:
= Perjanjian Baru
=
Kitab Tawarikh dirujuk, meskipun tidak dikutip langsung, dalam sejumlah
Kitab Perjanjian Baru misalnya: Matius 12:42, 23:35; Lukas 1:5, 11:31,51; Ibrani 5:4.
Lihat pula
Sejarah Israel kuno dan Yudea
Catatan
Referensi
Pustaka tambahan
Richard J. Coggins, 1 and 2 Chronicles in Dunn, James D. G., Rogerson, John William (eds), "Eerdmans Commentary on the Bible" (Eerdmans, 2003)
Avioz, Michael, Nathan's Oracle (2 Samuel 7) and Its Interpreters. (Bern: Peter Lang, 2005)
Ben Zvi, Ehud, History, Literature, and Theology in the Book of Chronicles. London: Equinox, 2006.
Japhet, Sara, I and II Chronicles: A Commentary (London: SCM Press, 1993)
Kalimi, Isaac, The Reshaping of Ancient Israelite History in Chronicles. (Winona Lake IN: Eisenbrauns, 2005)
Kelly, Brian E., Retribution and Eschatology in Chronicles. (Sheffield Academic Press, 1996)
Klein, Ralph W., 1 Chronicles: A Commentary. Philadelphia PA: Fortress Press, 2006.
Knoppers, Gary N., 1 Chronicles: A New Translation with Introduction and Commentary, 2 volumes. New York NY: Doubleday, 2004.
McKenzie, Steven L., 1-2 Chronicles. Nashville TN: Abingdon, 2004.
Sparks, James T., The Chronicler’s Genealogies: Towards an Understanding of 1 Chronicles 1-9. (Atlanta GA: Society of Biblical Literature, 2008)
Lihat pula
Perjanjian Lama
Kitab 1
Tawarikh
Kitab 2
Tawarikh
Sejarah Israel kuno dan Yudea
Pranala luar
Terjemahan bahasa lain:
Divrei Hayamim I - Chronicles I (Judaica Press) translation [with Rashi's commentary] at Chabad.org
Divrei Hayamim II - Chronicles II (Judaica Press) translation [with Rashi's commentary] at Chabad.org
1 Chronicles at Biblegateway
2 Chronicles at Biblegateway