Pada tanggal 15 April
2017, sebuah
Bom mobil meledak tak jauh dari konvoi bus di daerah al-Rashideen, sebelah barat
Aleppo, Suriah. Bus-bus itu mengangkut para pengungsi dari kota kota yang dikendalikan olen pemerintah al-Fu'ah dan Kafriya yang dijaga oleh para pemberontak dan pejuang.
Bom itu menewaskan sedikitnya 126 orang termasuk sedikitnya 68 anak-anak.
Bus evakuasi itu merupakan bagian dari kesepakatan yang ditengahi antara pemerintah Suriah, Iran, dan Qatar (mewakili pejuang pemberontak), yang diimplementasikan oleh Bulan Sabit Merah Suriah Arab. Di bawah kesepakatan evakuasi, masyarakat Syiah Al-Fu'ah dan Kafriya, yang didukung oleh pemerintah Suriah dan dikelilingi oleh pejuang Sunni, akan dipindahkan ke
Aleppo. Sebagai imbalannya, warga Madaya dan Al-Zabadani, yang mayoritas merupakan penganut Sunni mendukung oposisi, akan diangkut ke provinsi Idlib.
Peledakan
Serangan dilakukan di distrik Rashideen district, sebelah barat dari kota
Aleppo, pada sekitar pukul 15:30 waktu setempat. Menurut beberapa pewarta,
Bom diletakkan di dalam
mobil yang terparkir di mana di situ sedang ada pembagian makanan dekat dengan konvoi bus-bus yang berhenti di gerbang pemeriksaan untuk mengevakuasi pengungsi yang terluka.
Laporan awal mengindikasikan bahwa hanya beberapa lusin warga yang tewas, tetapi kemudian dikonfirmasikan bahwa yang meninggal bertambah menjadi 126 orang pada hari berikutnya, menurut Observatori Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Mereka mengatakan bahwa ke109 korban meninggal merupakan pengungsi, termasuk 68 anak-anak, dan sisanya adalah pejuang pemberontak dan relawan, meskipun juru bicara kelompok pemberontak Ahrar al-Sham mengatakan bahwa sekitar 30 anggotanya tewas. Menurut kelompok sipil White Helmets, 55 orang dalam keadaan luka-luka.
Pelaku
Identitas pelaku belum diketahui. Menurut televisi Suriah, warga sipil dari Fuaa dan Kafriya mendukung pemerintah selama pengepungan kota-kota, dan para pemberontak harus bertanggung atas peledakan itu. Namun menurut aktivis oposisi, peledakan itu dilakukan sendiri oleh pemerintah Suriah untuk mengalihkan perhatian dari Serangan kimia Khan Shaykhun.
Reaksi
United Nations - Sekretaris Jendral PBB António Guterres memintah agar semua pihak menjamin keamanan warga yang menunggu untuk dievakuasi, dan mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut harus diseret ke pengadilan".
Tahta Suci – Paus Fransiskus mengutuk peledakan yang dilakukan saat peringatan Minggu Paskah, "Serangan keji kepada pengungsi yang sedang dievakuasi".
Iran - Juru bicara Kementrian Luar Negeri, Bahram Qassem mengutuk serangan itu.
Turki - Menteri Luarnegeri Turki mengatakan bahwa serangan itu "menunjukkan sekali lagi kebutuhan untuk memperkuat perjanjian gencatan senjata".
Lihat pula
2015 Zabadani cease-fire agreement for the four-town evacuation agreement involving the buses
List of bombings during the Syrian Civil War
Siege of al-Fu'ah and Kafriya for background on the evacuation and a previous attack on evacuation buses
Referensi