Penaburan benih atau pemberitaan injil di Jawa Barat dimulai pada tahun 1850 oleh penginjil-penginjil yang sifatnya perorangan, diantaranya oleh Mr. F.L. Anthing dan Pendeta E.W. King. Pada tanggal 2 Desember 1858 di Rotterdam negeri Belanda, didirikan suatu perkumpulan Pekabaran Injil yang bernama Nederlandsche Zendings Vereeniging yang disingkat NZV dengan tujuan mengabarkan Injil. Daerah yang menjadi perhatian NZV adalah Jawa Barat. Pada tanggal 16 Agustus 1862, NZV mengirimkan utusannya yang pertama ke Jawa Barat. Pada umumnya para zendeling tersebut bertempat tinggal di jemaat-jemaat kota. Hanya beberapa jemaat desa saja yang ditempati oleh mereka, antara lain : Cigelam, Pangharepan (Cikembar), Juntikebon dan
Cideres. Utusan NZV yang datang ke
Cideres adalah tuan J. VERHOEVEN. Beliaulah orang yang pertama menaburkan benih di
Cideres dan beliaupulalah yang mendirikan desa Kristen
Cideres. Tuan J. Verhoeven tiba di Tanjung Priok dari Negeri Belanda pada tanggal 4 April 1876. Kemudian langsung menuju ke Indramayu dan tinggal bersama iparnya yang bernama Tuan L.J. Zegers. Pada tanggal 29 Juni 1876 tuan J. Verhoeven pindah ke Majalengka atas saran tuan L.J. Zegers agar dapat mengabarkan Injil di daerah Majalengka.
Pada tahun 1878 tuan J.Verhoeven mendapat bantuan tenaga-tenaga muda yang telah mendapat pendidikan penginjilan dari tuan F.L. Anthing. Tenagatenaga muda itu ialah Soleiman Djalimoen dari Gunung Putri Bogor dan Yakobus Ariin dari Leuwidahu Tangerang. Kehadiran penginjil-penginjil muda yang adalah para penginjil pribumi atau dengan kata lain orang Indonesia asli, turut mempercepat proses penginjilan di daerah Majalengka. Sebab hampir di seluruh Jawa Barat masyarakat menganggap bahwa Agama Kristen adalah agama penjajah. Kita cukup mengerti, karena pada saat itu Tanah Air kita sedang di jajah Bangsa Belanda. Sebelum bapak Soleiman Djalimoen dan bapak Yakobus Ariin terjun ke masyarakat, mereka terlebih dahulu diberi pendidikan oleh tuan J. Verhoeven dalam rangka memantapkan segala tugas-tugas yang akan dilaksanakan. Pada tanggal 19 Maret 1882 di Majalengka, untuk pertama kalinya tuan J.Verhoeven membaptis 5 orang penduduk, 2 orang diantaranya adalah pembantu rumah tangganya yaitu Kawit dan Antiyem. Menurut sejarah, bahwa salah seorang dari antara kedua pembantu rumah tangga tuan J. Verhoeven tersebut berasal dari Indramayu yang di bawa pindah ke Majalengka. Dari ke dua pembantu rumah tangga tersebut tidak ada keturunannya. Dalam usaha mengabarkan Injil di daerah Majalengka ini, tuan J. Verhoeven dan pembantu-pembantunya tidak secara langsung mengabarkan Injil tersebut, tetapi dengan jalan melihat dan memperhatikan keadaan masyarakat, misalnya : dengan membantu memberikan pertolongan kepada orang-orang yang menderita sakit, seperti apa yang dilakukannya terhadap masyarakat di desa Karayunan, Munjul dan desa Kutamanggu yang pada waktu itu di daerah-daerah tersebut sedang berjangkit wabah penyakit malaria. Pada saat itulah bapak Soleiman Djalimoen dan bapak Yakobus Ariin untuk pertama kalinya bertemu dengan bapak Sarniem sekeluarga di daerah Karayunan dan dengan bapak Kadam sekeluarga di daerah Kutamanggu. Saat ditemui oleh bapak Soleiman Djalimoen dan bapak Yakobus Ariin kedua keluarga tersebut sedang dalam keadaan sakit. Pada waktu memberikan pengobatan itulah bapak Soleiman Djalimoen dan bapak Yakobus Ariin mengabarkan Injil kepada mereka sehingga setelah sembuh mereka meyakini Kristus sebagai Juru Selamatnya. Selanjutnya bapak Sarniem sekeluarga dan bapak Kadam sekeluarga setiap minggu pagi dengan rajin datang ke Majalengka untuk mengikuti kebaktian di rumah tuan J. Verhouven dan dengan setia tuan J.Verhouven menginjilinya.
Pada tanggal 1 September 1882, tuan J. Verhoeven sekeluarga dan pembantupembantunya pindah ke
Cideres dan tinggal di sebuah rumah hasil pembeliannya. Ditempat inilah dilaksanakan kebaktian-kebaktian. Tanggal 3 Septenber 1882 diadakan kebaktian yang pertama di
Cideres di rumah tuan J. Verhoeven tersebut. Bapak Sarniem sekeluarga, yaitu istrinya dan putera-puteranya yang terdiri dari : Sabun, Sanikem, Kastar, Camong dan seorang cucunya yang bernama Sukasmi ikut pindah ke
Cideres. Begitu pula keluarga bapak Kadam yang terdiri dari : Istrinya, putera-puteranya yaitu : Rahman, Rasdam (Sakeus), dan Eten (Yusuf) pindah pula ke
Cideres. Akhirnya segala jerih payah usaha pemberitaan Injil yang dilakukan tuan J.Verhouven dan bapak Soleiman Djalimoen serta bapak Yakobus Ariin itu tidak sia-sia. Pada hari MINGGU tanggal 1 JULI 1883 dilakukan pembaptisan terhadap 7 orang di
Cideres yaitu : Bapak Sarniem dan Istri, Bapak Kadam dan Istri, Bapak Sarma, Angsal dan Sarmi. Dari saat itulah tumbuh benih-benih yang ditaburkan dan ditanam di
Cideres. Pada tanggal 11 Januari 1885, diresmikan Rumah Kebaktian yang baru, yaitu yang sekarang ada. Sejak itu pula maka segala kegiatan kebaktian tidak lagi dilakukan di rumah tuan J.Verhoeven tetapi di Rumah Kebaktian atau di Gereja. Pada waktu itu kehidupan orang Kristen di daerah Pasundan sangat berat. Mereka dikucilkan dari kehidupan masyarakat serta mendapat tekanan-tekanan berat. Untuk menolong keadaan mereka, tuan J.Verhoeven mengajukan usul atau permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) agar diberi ijin pemakaian tanah untuk pemukiman orang-orang Kristen. Usul atau permohonan itu di penuhi oleh Pemerintah Hindia Belanda. Umat Kristen di
Cideres akhirnya dikumpulkan di suatu daerah tertentu yang telah diusahakan oleh tuan J.Verhoeven. Pada tahun 1900 secara resmi tuan J. Verhoeven mendirikan Desa Kristen
Cideres. Tanggal 31 Juli 1922 tuan J. Verhoeven meninggal dunia di tengah-tengah jemaatnya dan dimakamkan di
Cideres. Pekerjaannya kemudian dilajutkan oleh tuan A.K. de Groot. Tanggal 11 November 1923 Bapak Yakobus Ariin meninggal dunia di
Cideres. Tanggal 1 Juni 1925 ( Hari Pentakosta II ) Bapak Soleiman Djalimoen meninggal dunia pula.
Dalam kurun waktu semenjak lahirnya Jemaat
Cideres sampai saat ini, beberapa pendeta yang pernah melayani di
Cideres adalah :
Zen Tn. J.Verhoeven.
Zen Tn. A. K. De Groot.
Pdt. Yustus Salim. (1934)
Pdt. Sumarta Kartawangsa. (pdt.konsulen-smd, ± 1955 – 1958)
Pdt. Odeh Suwardi, STh (± 1957 – 1959)
G. I. Enos Djalimoen. (± ..... – 1963)
Pdt. Dominggoes Lessy. (± 1963 – 1965)
Pdt. Wiharja Djian, STh. (1979 – 1981) – 15 April 2010 dlm usia 64 tahun.
Pdt. Benny Benyamin Ace. STh, (1984 – 1989) – Emiritasi, 12 Sept 2011 – GKP Bekasi; 16 Mei 2016
Pdt. E. Setiadi Djalimoen. SmTh, (1989 – 2000); (Emiritasi 17 Sept 2007-GKP Lembang); Meninggal dunia di
Cideres – Minggu 26 Maret 2023 – pukul 05.00 wib.
Pdt. Robby Erich Rumbayan. STh, (2000 – 2003)
Pdt. Budi Triadi Kaidun. (Pdt. Konsulen) (2003 – 2004)
Pdt. Rasima Timawan Elvi Florita Manalu, SSi, (25 Juni 2004 – 25 Juni 2014)
Pdt. Kelana Noron, S.Th. (Pdt. Konsulen; 22 Juni – 2 Februari 2015)
Pdt. Johan Hendrik Mentang, S.Th (2 Februari 2015 - ……..)
Pdt. Enos Tulak, S.Si (teol) (5 Desember 2022 - ……….)
Adapun Putera-puteri Jemaat
Cideres yang saat ini sedang mengabdi diri sebagai pendeta di Jemaat Gereja Kristen Pasundan adalah :
Pdt. E. Setiadi Djalimoen. (Emiritasi 17 Sept 2007-GKP Lembang)
Pdt. Krisna Ludia Suryadi. STh.
Pdt. Anna Maryani Sarniem. STh.
Pdt. Yusi Sri Wahyuni. S.Si.
Pdt. Yoga Willy Pratama. S.Si
Pdt. Julia Sri Tanjung, S.Si
Catatan : Jurrianus Verhoeven, lahir 9 Mei 1844 di Zuidveen, 1871-1875 pendidikan persiapan, 6 Mei 1875 pengutusan, 4 Januari 1876 berangkat dari Nederland, 4 April 1876 tiba di Batavia, 1877-1882 zendeling di Majalengka, 1882-1922 di
Cideres, meninggal dunia 31 Juli 1922 di
Cideres. Menikah 25 November 1875 dengan Margaretha Danen, lahir 31 Januari 1847 seorang perawat, meninggal 23 Mei 1930. ( Sumber : Buku Sumber-sumber Zending tentang Sejarah Gereja di Jawa Barat 1858 – 1963 – lamp. B, hal 778)