Elang gunung (Nisaetus alboniger) merupakan salah satu jenis burung pemangsa berukuran sedang dari keluarga Accipitridae dan Genus Nisaetus yang dijumpai di semanjung Malaysia dan Indonesia. Secara tradisional
Elang gunung ditempatkan di genus Spizaetus, tetapi studi terbaru oleh Helbig et al. (2005) bahwa spesies
Elang gunung memiliki genetik berbeda yang mirip dengan
Elang che sehingga dikelompokkan ke keluarga Nisaetus oleh Hodgson (1836). Kesimpulan yang sama dicapai secara terpisah oleh Lerner dan Mindell (2005), bahwa Nisaetus alboniger berkerabat erat dengan Nisaetus nipalensis, berdasarkan sekuens molekuler dari dua gen mitokondria. Namun, Haring dkk (2007) juga menegaskan bahwa spesies
Elang ini terdapat 4 sub-spesies yaitu Nisaetus alboniger (
Elang gunung), Nisaetus bartelsi (
Elang Jawa), Nisaetus nanus (
Elang Wallace), dan Nisaetus nipalensis (
Elang mountain).
Deskripsi
Berukuran antara 50–58 cm dengan rentang sayap berkisar antara 100–115 cm dengan berat tubuh sekitar 830 gram. Berwarna hitam dan putih. Jambul panjang, ekor bergaris lebar. Dada bercoret-coret memanjang, perut bergaris melintang rapat, nyaris hitam pada beberapa individu. Tenggorokan putih dengan strip hitam di tengahnya. Bagian bawah bergaris tebal, terdapat satu garis putih lebar pada ekor yang hitam. Remaja: bagian atas coklat dan bersisik kuning tua, kepala berwarna pucat, bagian bawah kuning tua bergaris coklat, ekor bergaris-garis. Iris kuning, paruh abu-abu, dan kaki kuning.
Penyebaran
Semenanjung Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan. Kemungkinan tersebar luas di Sumatra dan Kalimantan. Sedara umum
Elang gunung dapat dijumpai jauh dari keramaian manusia atau di hutan primer, hutan tebangan, pinggir hutan, perbukitan, dan pegunungan dengan rentang ketinggian 300-1.200 m.
Kebiasaan
Beristirahat di pohon yang tinggi, kadang-kadang diserang srigunting dan burung kecil lain. Terbang berputar di hutan saat berburu, menyerang mangsa di pepohonan seperti Burung, ayam, mamalia, kadal, dan sesekali kelelawar
Reproduksi
Ketika musim kawin tiba sekitar bulan November, induk
Elang ini membangun sarang menggunakan ranting pohon dan dedaunan dengan mengerami telur antara 1 sampai 2 telur. anakan
Elang gunung mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang bulan Februari. Di Sumatra, ditemukan satu sarang yang sedang digunakan untuk mengerami telur pada bulan Juli. Dalam satu sarang hanya ditemukan satu anakan. Sarang diletakkan pada tajuk bagian atas pohon besar
Referensi