Kalium ferosianida adalah senyawa organik dengan rumus K4[Fe(CN)6] • 3H2O. Ia adalah garam
Kalium dari kompleks koordinasi [Fe(CN)6]4−. Garam ini berbentuk kristal monoklinik berwarna kuning lemon.
Sintesis
Pada tahun 1752, kimiawan Perancis Pierre Joseph Macquer (1718–1784) melaporkan untuk pertama kalinya preparasi
Kalium ferosianida, yang diperolehnya melalui reaksi antara biru Prusia (besi(III)
ferosianida) dengan
Kalium karbonat.
= Produksi modern
=
Kalium ferosianida dibuat dalam skala industri dari hidrogen sianida, fero klorida, dan kalsium hidroksida, yang reaksinya menghasilkan Ca2[Fe(CN)6] • 11H2O. Larutan ini kemudian diberi perlakuan dengan garam
Kalium untuk mengendapkan campuran garam kalsium-
Kalium CaK2[Fe(CN)6], yang kemudian diberi perlakuan dengan
Kalium karbonat untuk menghasilkan garam tetrakaliumnya.
= Produksi dalam sejarah
=
Secara historis, senyawa ini dibuat dari senyawa organik yang mengandung nitrogen, besi, dan
Kalium karbonat. Sumber nitrogen dan karbon yang umum adalah tanduk, limbah kulit hewan, jeroan, atau darah kering.
Reaksi kimia
Perlakuan kalium ferosianida dengan asam nitrat menghasilkan H2[Fe(NO)(CN)5]. Setelah netralisasi zat antara ini dengan natrium karbonat, terbentuk kristal merah natrium nitroprusida yang dapat dikristalkan secara selektif.
Pada saat perlakuan dengan gas klorin, kalium ferosianida berubah menjadi kalium ferisianida:
2
K
4
[
Fe
(
CN
)
6
]
+
Cl
2
⟶
2
K
3
[
Fe
(
CN
)
6
]
+
2
KCl
{\displaystyle {\ce {2K4[Fe(CN)6] + Cl2 -> 2K3[Fe(CN)6] + 2KCl}}}
Reaksi ini dapat digunakan untuk menghilangkan
Kalium ferosianida dari larutan.
Reaksi yang terkenal melibatkan perlakuan dengan garam besi(III) menghasilkan biru Prusia. Dengan komposisi KFe2(CN)6 yang sesuai, bahan berwarna gelap yang tak larut ini adalah pewarna biru dalam cetak biru.
Aplikasi
Kalium ferosianida menemukan banyak aplikasi ceruk di dunia industri. Ia dan garam natriumnya banyak digunakan sebagai anti kempal baik untuk garam teknis maupun garam meja. Kalium dan natrium ferosianida juga digunakan dalam pemurnian timah dan pemisahan tembaga dari bijih molibdenum. Kalium ferosianida digunakan dalam produksi wine dan asam sitrat.
Di Uni Eropa, ferosianida (E 535–538), per 2018, dijual resmi dalam dua kategori makanan sebagai pengganti garam. Ginjal adalah organ yang terpengaruh oleh toksisitas ferosianida.
Ia juga dapat digunakan sebagai pakan hewan.
Dalam skala laboratorium, kalium ferosianida digunakan untuk menentukan konsentrasi kalium permanganat, suatu senyawa yang sering digunakan dalam titrasi berdasarkan reaksi redoks. Kalium ferosianida digunakan dalam campuran dengan kalium ferisianida dan larutan dapar fosfat untuk menghasilkan dapar untuk beta-galaktosidase mengikat targetnya. Jika sireaksikan dengan Fe(III), ia menghasilkan warna biru Prusia. Oleh karena itu pereaksi ini digunakan untuk mengidentifikasi besi di laboratorium.
Kalium ferosianida dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
Sebelum 1900 Masehi, sebelum penemuan proses Castner, kalium ferosianida adalah sumber sianida logam alkali yang paling penting. Dalam proses bersejarah ini, kalium sianida diproduksi dengan mendekomposisi kalium ferosianida:
K
4
[
Fe
(
CN
)
6
]
⟶
4
KCN
+
FeC
2
+
N
2
{\displaystyle {\ce {K4[Fe(CN)6] -> 4 KCN + FeC2 + N2}}}
Struktur
Seperti sianida logam lainnya,
Kalium ferosianida padat, baik sebagai garam hidrat dan anhidrat, memiliki struktur polimer yang rumit. Polimer terdiri dari pusat oktahedral [Fe(CN)6]4− yang berikatan silang dengan ion K+ yang terikat pada ligan CN. Ikatan K+---NC pecah ketika padatan dilarutkan dalam air.
= Toksisitas
=
Kalium ferosianida tidak beracun, dan tidak terdekomposisi menjadi sianida di dalam tubuh. Toksisitas pada tikus adalah rendah, dengan dosis letal (LD50) adalah 6.400 mg/kg.
Lihat juga
ferosianida
Kalium ferisianida
Ferisianida
Referensi
Pranala luar
"Cyanide (inorganic) compounds fact sheet". National Pollutant Inventory Australia.
"Potassium Ferrocyanide in Salt Is Entirely Safe To Consume". rediff.com.