KRI Fatahillah (361) merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas
Fatahillah milik TNI AL. Dinamai menurut
Fatahillah, salah seorang Pahlawan Nasional yang berjasa merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis dan menamainya Jayakarta. Tanggal kemenangan tersebut saat ini menjadi tanggal lahir kota Jakarta.
KRI Fatahillah merupakan sebuah korvet yang dibuat oleh galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1979 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai armada pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Termasuk dalam kelas
Fatahillah antara lain
KRI Malahayati (362), dan
KRI Nala (363).
Data Teknis
KRI Fatahillah memiliki berat 1450 ton dan tergolongkan korvet. Dimensinya 83,85 meter x 11,10 meter x 3,30 meter. Dua mesin diesel jelajah bertenaga 8.000 bhp dengan kecepatan jelajah 21 knot dan 1 boost gas turbine dengan 22.360 shp yang sanggup mendorong hingga kecepatan 30 knot melengkapi kapal berawak maksimal 82 pelaut ini.
Persenjataan
KRI Fatahillah dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk di antaranya adalah:
4 peluru kendali permukaan-ke-permukaan Aerospatiale MM-38 Exocet dengan jangkauan maksimum 42 Km, berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 Kg.
1 meriam Bofors 120/62 berkaliber 120mm (4.7 inchi) dengan kecepatan tembakan 80 rpm, jangkauan 18.5 Km dengan sistem pemandu tembkan Signaal WM28.
2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 1,6 KM untuk target udara dan 2,5 KM untuk target di permukaan laut.
2x3 torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
Mortir anti kapal selam Bofors ASR 375mm laras ganda.
Sensor dan elektronis
KRI Fatahillah diperlengkapi radar Racal Decca AC 1229 untuk surface search dan Signaal DA 05 untuk air and surface search. Serta pemandu tembakan Signaal WM 28. Sistem sonarnya menngunakan Signaal PHS 32 (Hull Mounted). Sistem pengecoh menggunakan 2 Knebworth Corvus 3-tubed launchers dan 1 T-Mk 6 torpedo decoy.
Operasi
Bersama
KRI Cut Nyak Dien,
KRI Karel Satsuit Tubun,
KRI Sultan Thaha Syaifuddin,
KRI Teuku Umar,
KRI Silas Papare dan
KRI Badik,
KRI Fatahillah melakukan operasi Sekat 01/2004 yang merupakan operasi pengamanan selat Malaka. Operasi ini dimaksudkan mengamankan Selat Malaka dari penyelundupan senjata dan perompakan.
Tanggal 8 sampai 2 Mei 2004
KRI Fatahillah mengikuti Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudra Hindia, sebelah selatan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dengan area latihan meliputi Laut Jawa dan Selat Sunda. Dalam Latihan ini
KRI Fatahillah menembakkan sebuah peluru kendali MM-38 Exocet ke eks
KRI Rakata, sebuah kapal tunda samudera buatan 1942 hingga tenggelam.
Pada tanggal 15-28 Agustus 2002 dalam latihan Dalla-2002,
KRI Fatahillah menembakkan rudal MM-38 Exocet yang seharusnya sudah kedaluwarsa, namun berhasil diretrofit oleh teknisi TNI-AL.
KRI Fatahillah terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-US Navy, CARAT-8/02 yang diadakan pada 27 Mei - 3 Juni 2002. CARAT (Coorperation Afloat Readiness and Training) adalah bantuan latihan militer Amerika terhadap militer negara sahabat di Asia Tenggara. Latihan CARAT ini berlangsung di perairan Laut Jawa, selat Bali dan Situbondo.
KRI ini juga ikut mencari puing-puing pesawat Adam Air Penerbangan 574 yang hilang pada 1 Januari 2007.
Referensi
Pranala luar
(Indonesia)Profil
KRI Fatahillah di Situs TNI-AL Diarsipkan 2007-10-29 di Wayback Machine.
(Indonesia)http://www.cvl.iis.u-tokyo.ac.jp/~kazmi/
KRI.html Diarsipkan 2007-08-12 di Wayback Machine.
(Inggris)http://www.hazegray.org/worldnav/asiapac/indones.htm