- Source: Hasselblad
Victor Hasselblad AB adalah sebuah produsen kamera format sedang, peralatan fotografi, dan pemindai yang berkantor pusat di Gothenburg, Swedia. Hasselblad awalnya terkenal berkat produk kamera format sedang analog klasiknya yang menggunakan jendela bidik setingkat pergelangan tangan. Salah satu yang paling ikonik adalah digunakannya kamera buatan Hasselblad pada misi Program Apollo. Hampir semua foto yang diambil pada misi tersebut pun diambil dengan menggunakan kamera Hasselblad yang sedikit dimodifikasi. Pada tahun 2016, Hasselblad memperkenalkan kamera mirrorless format sedang digital pertama di dunia, yakni X1D-50c. Hasselblad hanya memproduksi sekitar 10.000 kamera per tahun di sebuah gedung tiga lantai.
Sejarah
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1841 di Gothenburg, Swedia, oleh Fritz Wiktor Hasselblad sebagai sebuah perusahaan dagang, dengan nama F. W. Hasselblad and Co. Anak Fritz, Arvid Viktor Hasselblad, tertarik dengan fotografi dan akhirnya mendirikan divisi fotografi di dalam perusahaan milik ayahnya. Situs web Hasselblad menulis bahwa Arvid pernah berkata, "Saya tentunya tidak berpikir bahwa kita akan untung besar dengan berbisnis di bidang fotografi, tetapi setidaknya kita bisa memotret bisnis kita secara cuma-cuma."
Pada tahun 1877, Arvid Hasselblad memulai pembangunan kantor pusat Hasselblad, yang kemudian terus digunakan hingga tahun 2002. Saat sedang berbulan madu, Arvid Hasselblad bertemu dengan George Eastman, pendiri Eastman Kodak. Pada tahun 1888, Hasselblad pun menjadi distributor tunggal produk Eastman di Swedia. Bisnis ini sangat sukses sehingga pada tahun 1908, bisnis fotografi dipisah menjadi perusahaan independen dengan nama Fotografiska AB. Bisnisnya meliputi jaringan gerai dan laboratorium foto yang tersebar di seantero Swedia. Manajemen perusahaan ini kemudian diwariskan ke anak Arvid, Karl Erik Hasselblad. Karl Erik pun menginginkan anaknya, Victor Hasselblad memiliki pengetahuan luas mengenai bisnis kamera, sehingga menyuruhnya merantau ke Dresden, Jerman, pusat industri optik dunia pada saat itu, di usia 18 tahun (tahun 1924).
Victor pun menghabiskan beberapa tahun belajar dan bekerja di sejumlah perusahaan yang terkait dengan fotografi di Eropa dan Amerika Serikat, termasuk di Rochester, New York, dengan George Eastman, sebelum akhirnya kembali ke Jerman untuk menjalankan bisnis keluarganya. Akibat berselisih dengan keluarga, terutama dengan ayahnya, Victor akhirnya keluar dari perusahaan ini. Pada tahun 1937, ia mendirikan gerai dan laboratorium fotonya sendiri di Gothenburg, dengan nama Victor Foto.
= Perang Dunia II
=Pada Perang Dunia II, militer Swedia menyita sebuah kamera pengintai udara yang masih berfungsi di sebuah pesawat Jerman yang jatuh. Kamera ini kemungkinan adalah Handkammer HK 12.5 cm/7x9, yang memiliki kode GXN dan nomor induk militer Fl.38510.
Pemerintah Swedia kemudian menyadari pentingnya mengembangkan sebuah kamera pengintai sendiri, sehingga pada musim semi tahun 1940 mendekati Victor Hasselblad agar bersedia membuatnya. Pada bulan April 1940, Victor Hasselblad pun mendirikan sebuah bengkel kamera di Gothenburg dengan nama Ross AB di sebuah garasi milik gerai mobil. Victor bekerja pada malam hari bersama mekanik dari gerai tersebut dan saudaranya, untuk merancang kamera HK7.
Pada akhir tahun 1941, bengkel ini telah memiliki lebih dari 20 pekerja dan Angkatan Udara Swedia juga memesan kamera, namun harus memiliki negatif lebih besar dan dapat dipasang secara permanen di pesawat. Model ini pun diberi nama SKa4. Antara tahun 1941 hingga 1945, Hasselblad berhasil memproduksi 342 kamera untuk militer Swedia.
Pada tahun 1942, Karl Erik Hasselblad meninggal dunia dan Victor pun mengambil alih bisnis keluarganya. Selama perang, selain memproduksi kamera militer, Hasselblad juga memproduksi komponen jam tangan dan jam. Hasselblad pun berhasil memproduksi 95.000 komponen hingga tahun 1945.
= Pasca perang
=Pasca perang, produksi jam tangan dan jam tetap berlanjut, dan Hasselblad juga mulai memproduksi proyektor salindia dan memasok suku cadang untuk mobil Saab.
Ambisi utama Victor Hasselblad sebenarnya adalah untuk membuat kamera sipil berkualitas tinggi. Pada tahun 1945–1946, gambaran rancangan pertama dan purwarupa pun berhasil dibuat untuk sebuah kamera yang diberi nama Rossex. Sebuah kompetisi desain internal kemudian digelar untuk elemen kamera, salah satu pemenangnya adalah Sixten Sason, perancang bodi Saab.
Pada tahun 1948, Hasselblad resmi meluncurkan kamera 1600 F. Kamera ini sangat kompleks dan banyak penyesuaian kecil yang harus dilakukan untuk membuat produk lebih handal. Latar belakang para perancang sebagai pembuat jam pun menghasilkan desain yang sangat canggih, tetapi terlampau rumit untuk sebuah kamera. Hanya 50 unit kamera 1600 F yang berhasil diproduksi pada tahun 1949, dan kemungkinan hanya 220 unit pada tahun 1950. Kamera tersebut kini lebih dikenal sebagai "Seri Satu" oleh para kolektor. Versi Seri Dua dari 1600 F, kemungkinan hanya dibuat sebanyak 3300 unit dari tahun 1950 hingga 1953, lebih handal namun tetap harus sering diperbaiki, dan sejumlah unit pun telah dikanibalisasi atau dimodifikasi oleh Hasselblad. Masalah terbesar adalah rananya, yakni sebuah rana bidang fokus yang sulit untuk dijaga akurasinya. Menggunakan film ukuran 120, kamera ini diformat dengan ukuran 6 cm x 6 cm atau 2 & ¼ x 2 & ¼ inci yang berarti tidak perlu lagi mengatur kamera secara horizontal atau vertikal.
Pada tahun 1954, Hasselblad memasang lensa Biogon 38mm rancangan Dr. Bertele of Zeiss ke sebuah tubuh non-refleks dangkal untuk memproduksi SWA (Supreme Wide Angle, kemudian diganti menjadi Super Wide Angle). Walaupun merupakan produk yang eksklusif, SWA merupakan pencapaian yang sangat bagus, dan turunannya pun tetap dijual hingga beberapa dekade ke depan. Hasselblad membawa dua produk ini ke pameran dagang photokina 1954 di Jerman, dan produk ini pun mulai menjadi diperbincangkan.
Pada tahun 1953, Hasselblad meluncurkan kamera 1000 F, yang tetap menggunakan rana bidang fokus (yang kemudian diganti pada model 500 C), namun tetap memberikan hasil yang bagus pada format sedang. Kamera ini menggunakan lensa olahraga Sonnar 200mm f4 yang membuatnya sangat cocok untuk digunakan sebagai kamera alam liar. Opsi lensanya bervariasi dari 60mm Distagon, standar 80mm Planar, hingga 200 mm.
Pada bulan Desember 1954, kamera 1000 F diulas oleh majalah fotografi berpengaruh asal Amerika, Modern Photography. Mereka memasang lebih dari 500 rol film ke dalam kamera dengan menggunakan alat pengujiannya serta menjatuhkan kamera secara sengaja sebanyak dua kali, tetapi kamera tersebut tetap dapat berfungsi. Namun 1000 F juga memiliki masalah pada rana dan akhirnya diganti dengan rana Compur yang dipasang di lensa, dengan mempertahankan rana bidang fokus hanya untuk menutupi film hingga rana Compur tertutup, dan kemudian terbuka untuk mengekspos film. Sistem ini pun lebih dapat diandalkan, walaupun berarti harus memiliki rana di tiap lensa.
= Hasselblad makin eksis
=Titik balik terjadi pada tahun 1957. Kamera 1000 F digantikan oleh 500 C. Rancangan 500 C pun menjadi dasar rancangan bagi semua produk Hasselblad hingga enam dekade ke depan, dengan variannya tetap diproduksi hingga tahun 2013. Baru pada tahun 1960, Hasselblad dapat meraup laba dari bisnis kameranya. Sebelumnya, Hasselblad hanya dapat mengandalkan penjualan peralatan fotografi dan distribusi produk Kodak.
Pada tahun 1962, NASA mulai menggunakan kamera Hasselblad pada penerbangan antariksanya, dan meminta modifikasi desain. Kamera yang dapat dikendalikan dengan mesin pertama Hasselblad, yakni 500 EL, pun diluncurkan pada tahun 1965 atas permintaan NASA. Reputasi Hasselblad sebenarnya telah tumbuh secara perlahan-lahan di kalangan fotografer profesional selama dekade 1950-an, tetapi publikasi yang ditimbulkan berkat digunakannya kamera Hasselblad oleh NASA pun berhasil meningkatkan eksistensi Hasselblad secara signifikan.
Pada tahun 1966, dengan makin berkembangnya divisi kamera, Hasselblad resmi keluar dari industri penjualan dan distribusi peralatan fotografi, dengan menjual Hasselblad Fotografiska AB ke Kodak.
= 1970 - sekarang
=Pada tahun 1976, Victor Hasselblad menjual Hasselblad AB ke Säfveån AB. Saat ia meninggal pada tahun 1978, mayoritas kekayaannya pun disumbangkan ke Hasselblad Foundation.
Pada tahun 1977, seri 2000 dari model yang menggunakan rana bidang fokus resmi diperkenalkan. Kamera seri ini dapat mengatur eksposur secara otomatis. Namun 2000 FC diperkenalkan tanpa fitur otomasi, salah satunya karena adanya perdebatan mengenai bagaimana otomasi seharusnya bekerja (elektronik vs. elektromekanik). Kamera ini merupakan kamera terakhir yang diproduksi semasa Victor Hasselblad masih hidup.
Pada tahun 1984, Victor Hasselblad AB resmi melantai di bursa, dengan menjual 42,5% sahamnya di Bursa Efek Swedia. Setahun kemudian, Incentive AB membeli 58,1% saham Hasselblad, dan pada tahun 1991, resmi mengakuisisi sisa saham Hasselblad yang belum dimilikinya, sehingga VHAB mencabut pencatatan sahamnya di bursa.
Pada tahun 1985, Hasselblad mendirikan anak usaha Hasselblad Electronic Imaging AB, untuk fokus pada sistem transmisi dan citra digital.
Pada tahun 1991, Seri 200 dari model yang menggunakan rana bidang fokus otomatis resmi diperkenalkan. Seri ini merupakan pengembangan teknis besar terakhir pada kamera klasik (kini dikenal sebagai "V-System", dengan V merupakan singkatan dari Victor) Hasselblad.
Pada tahun 1996, Hasselblad dijual ke UBS, Cinven, dan manajemen Hasselblad.
= Fuji, Shriro, Imacon, dan era digital
=Pada tahun 1998, Hasselblad mulai menjual XPan, sebuah kamera yang dirancang dan dibuat di Jepang oleh Fujifilm.
Pada tahun 2002, Hasselblad memperkenalkan H-System. H-System menandai transisi penting di dalam perusahaan. Hasselblad meninggalkan format negatif persegi tradisionalnya, dengan kini menggunakan film 6×4.5 cm dan serangkaian lensa baru.
Pemilik Hasselblad kemudian tidak yakin dengan proyek digital Hasselblad, karena pada waktu itu kamera modern 645 yang dibuat oleh Pentax dan Mamiya sukses besar, sehingga pemilik menutup departemen digital Hasselblad, agar mereka lebih fokus untuk membuat kamera film 645. H-System mayoritas dirancang dan diproduksi oleh Hasselblad, dengan Fuji terlibat dalam finalisasi rancangan lensa dan memproduksi kaca untuk lensa dan jendela bidik Hasselblad. Fuji pun diperbolehkan menjual H1 dengan merek mereka sendiri di Jepang.
Pada bulan Januari 2003, Shriro Group mengakuisisi mayoritas saham Hasselblad. Shriro merupakan distributor Hasselblad di Jepang, Hong Kong, Tiongkok, Taiwan, Singapura, dan Malaysia untuk lebih dari 45 tahun.
Setahun kemudian, pada bulan Agustus 2004, Shriro Sweden, perusahaan induk Victor Hasselblad AB, mengumumkan akuisisi terhadap produsen pemindai berkualitas tinggi dan cameraback digital, Imacon. Tujuan dari akuisisi ini adalah untuk mengoreksi kesalahan dari pemilik Hasselblad sebelumnya, yang berpikir bahwa menjual produk digital tidak menguntungkan, dan menghentikan proyek digital Hasselblad, sekaligus memperbarui ambisi Hasselblad pada sektor fotografi digital profesional.
Langkah ini pun mengikuti tren industri fotografi dunia yang mulai beralih dari film ke digital. Christian Poulsen, CEO Hasselblad pasca penggabungan ini menyatakan, "Mereka akhirnya menyadari bahwa tidak ada masa depan bagi film. Tidak mungkin Hasselblad dapat bertahan tanpa masuk ke digital".
Langkah ini juga mengamankan posisi Hasselblad di pasaran, di mana hampir semua kompetitornya di sedang dijual (Mamiya), telah ditutup (Contax, Bronica, Exakta 66, Kiev), ataupun makin mengecil pangsa pasarnya (Rollei, Pentax (yang juga dijual ke Hoya)), sementara produsen kamera format sedang lain harus menghadapi pasar yang makin sempit. Walaupun begitu, Hasselblad juga harus berupaya keras meraup keuntungan, di bawah bayangan pemimpin pasar, Phase One
Pada tanggal 30 Juni 2011, Ventizz mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi 100% saham Hasselblad.
Pada akhir tahun 2015, DJI mengakuisisi sebagian kecil saham Hasselblad. Baru pada awal bulan Januari 2017, DJI mengakuisisi mayoritas saham Hasselblad.
Pada bulan Juli 2018, drone DJI Mavic 2 PRO diiklankan oleh toko ritel Argos. Drone ini merupakan yang pertama untuk membawa merek Hasselblad.
Catatan
Referensi
Nordin, Richard (2011). Hasselblad Compendium. Canada: Cloak Hill Communication. hlm. 368 pp ill incl. DVD with supplemental material. ISBN 978-0-9869188-0-3.
Nordin, Richard (1997). Hasselblad System Compendium. United Kingdom: Hove Books. hlm. 286pp ill. ISBN 978-1-897802-10-6.
Shell, Bob (1996). The Hasselblad System (Hove Systems Pro Guides). United Kingdom: Hove Books. hlm. 208pp ill. ISBN 978-0-906447-77-2.
Wildi, Ernst (2000). The Hasselblad Manual 5th Edition. Amsterdam: Focal Press. hlm. 360pp ill. ISBN 0-240-80385-X.
Pranala luar
Official site Diarsipkan 2017-06-18 di Wayback Machine.
Shriro Group acquisition announcement
Hasselblad Focal Plane Shutter Models Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine..
Kata Kunci Pencarian:
- Hasselblad
- Victor Hasselblad
- Rineke Dijkstra
- Darwis Triadi
- Augusto De Luca
- Daftar merek kamera digital
- Neil Armstrong
- Fotografi
- Oppenheimer (film)
- DJI (perusahaan)
- Hasselblad
- Victor Hasselblad
- Hasselblad Award
- Hasselblad (disambiguation)
- Sony NEX-7
- Sony Alpha 99
- Hasselblad Masters Award
- List of lenses for Hasselblad cameras
- OnePlus
- Nan Goldin