Herodes yang
Agung atau Hordos (Hebrew: הוֹרְדוֹס, Hordos, Greek: Ἡρῴδης, Hērōidēs) juga dikenal sebagai
Herodes I, adalah seorang raja boneka Romawi yang berkuasa di Yudaea (sekitar 74 SM - sekitar 5, 4 atau 1 SM di Yerusalem). Rincian biografinya yang cukup jelas diperoleh dari tulisan sejarawan Yahudi pada abad pertama Masehi, Yosefus. Bagi banyak orang Kristen,
Herodes paling dikenal dari Injil Matius yang melukiskan dalam pasal 2 serangkaian kisah mengenai perbuatannya yang berakhir dengan pembunuhan anak-anak di Betlehem.
Biografi
Herodes Agung muncul dari sebuah keluarga Idumea yang kaya dan berpengaruh. Orang Idumea yang merupakan keturunan orang-orang Edom dalam Alkitab Ibrani, menetap di Idumea, yang dulunya dikenal sebagai Edom, di seluruh Yudea. Ketika Yohanes Hirkanus dari keluarga Makabe menaklukkan Idumea pada 130-140 SM, ia menuntut semua warga Idumea menaati hukum Yahudi atau pergi dari tempat itu. Kebanyakan orang Idumea lalu memeluk agama Yahudi.
Herodes mengidentifikasikan dirinya sebagai Yahudi, meskipun menurut hukum Torah ia bukan Yahudi. Karena ia adalah anak kedua dari Antipatros orang Edom, pendiri Dinasti
Herodes, dan istrinya Sipros, seorang putri dari Petra di Nabatea (kini bagian dari Yordania). Keluarga itu berhubungan akrab dengan tokoh-tokoh pembesar di Roma, seperti misalnya Pompeyus, Cassius, dan pada 47 SM ayahnya diangkat sebagai Prokurator atas Yudea, yang kemudian menunjuk anaknya menjadi gubernur Galilea pada usia 25 tahun.
Setelah ayahnya diracuni pada 43 SM, konon oleh seorang pemungut cukai,
Herodes memerintahkan si pembunuh dihukum mati. Setelah kembali dari suatu peperangan, ia bertunangan dengan putri Mariamne (kadang-kadang dieja Mariamme) yang masih remaja, dari dinasti Hasmonean yang merupakan penguasa kehormatan Yudea. Karena saat itu ia sudah menikah, ia menyingkirkan istrinya, Doris, dan anak laki-lakinya yang berusia 3 tahun, yang juga bernama Antipatros, dan menikahi Mariamne.
Pada 40 SM Antigonos dan orang-orang Partia menyerang Yudea, dan
Herodes meninggalkan Yerusalem dan melarikan diri ke Roma untuk pertama kalinya . Di sana ia diberi gelar raja Yudea oleh Markus Antonius. Namun,
Herodes baru menaklukkan Yudea dan memerintah sebagai raja pada 37 SM. Ia berkuasa selama 34 tahun. Terdapat ketidaksepakatan tentang apakah
Herodes menghitung masa pemerintahannya sejak ia diberi gelar raja atau sejak ia sesungguhnya menduduki takhta.
Yosefus (Antiquities 17.167) melaporkan bahwa
Herodes meninggal setelah suatu gerhana bulan. Bila dihitung sejak ia diberi gelar raja, mungkin ia meninggal setelah gerhana bulan total yang kelihatan dari Yerusalem pada 15 September 5 SM. Namun, bila kita menghitung masa pemerintahan 34 tahun sejak tahun 40 SM (tanpa mengikutsertakan tahun-tahun dengan gerhana bulan sebagian) maka kebanyakan ahli berpendapat bahwa ia meninggal pada tahun 4 SM, meskipun pada tahun itu hanya ada gerhana bulan sebagian saja, yaitu pada 13 Maret. Namun, bila
Herodes menghitung masa pemerintahannya dari saat ketika ia memerintah Yudea, kemungkinan ia meninggal dunia pada tahun 1 SM, barangkali setelah gerhana bulan total yang tampak dari Yerusalem pada 9 atau 10 Januari, 1 SM.
30-an SM
39 SM-37 SM Perang melawan Antigonos. Setelah memenangkan Yerusalem dan kemenangan atas Antigonos, Markus Antonius menghukum mati Antigonos.
36 SM
Herodes mengangkat adik iparnya yang berusia 17 tahun Aristobulus III dari Yudea menjadi Imam Besar, karena ia khawatir bahwa orang-orang Yahudi akan mengangkat Aristobulus menjadi "raja orang Yahudi" untuk menggantikannya.
35 SM Aristobulus mati tenggelam dalam sebuah pesta. Para sejarahwan mengklaim bahwa tidak ada cukup bukti untuk mengatakan bahwa
Herodes menyebabkan kematiannya.
32 SM Mulai berperang melawan Nabatea, dan menang setahun kemudian.
31 SM Gempa bumi hebat di Yudea. Octavianus mengalahkan Markus Antonius, karena itu
Herodes berbalik setia kepada Octavianus, yang belakangan menjadi Kaisar Augustus.
30 SM Oktavianus sangat menyukai
Herodes sehingga di Rhodes ia dikukuhkan sebagai raja Yudea.
20-an SM
29 SM Yosefus menulis bahwa
Herodes tergila-gila dan juga sangat cemburu terhadap istrinya, Mariamne. Istrinya mengetahui rencana
Herodes untuk membunuhnya, dan tidak tidur bersamanya lagi.
Herodes mengajukannya ke pengadilan dengan tuduhan palsu bahwa ia melakukan zina. Saudara perempuan
Herodes, Salome (bukan Salomé anak perempuan Herodias) menjadi saksi utama yang memberatkannya.
Ibu Mariamne muncul dan memberatkan anaknya sendiri. Menurut para sejarahwan, ibunya termasuk dalam daftar
Herodes untuk dihukum mati berikutnya dan ia melakukan hal ini semata-mata demi menyelamatkan nyawanya sendiri. Tulisan-tulisan mencatat bahwa Mariamne tetap tenang pada saat hukuman matinya pada usia 25 tahun, setelah melahirkan 5 orang anak dalam waktu 7 tahun.
Alexandra, ibu Mariamne, kemudian berusaha merebut kekuasaan, menyatakan dirinya sendiri sebagai Ratu, dan menyatakan bahwa
Herodes secara mental tidak layak lagi berkuasa. Yosefus menulis bahwa ini adalah kesalahan strategis Alexandra dan
Herodes menjatuhkan hukuman mati kepadanya tanpa pengadilan.
28 SM
Herodes menghukum mati iparnya Kostobar (suami dari Salome, ayah dari Berenis) dengan tuduhan permufakatan. Festival besar di Yerusalem, karena
Herodes membangun sebuah Teater dan sebuah Amfiteater.
27 SM Usaha pembunuhan atas
Herodes terbongkar pada waktunya. Untuk menghormati Gaius Julius Caesar Oktavianusus (Augustus)
Herodes membangun kembali Samaria dan mengganti namanya menjadi Sebaste.
25 SM Setelah kekeringan hebat terjadi bala kelaparan dan epidemi.
Herodes mengimpor gandum dari Mesir dan memulai sebuah program bantuan yang layak dicontoh. Ia juga menghapuskan sepertiga dari pajak.
23 SM
Herodes membangun sebuah istana di Yerusalem dan benteng Herodian di Yudea.
Herodes menikahi istrinya yang ketiga, yang juga bernama Mariamne, anak perempuan imam
Agung Simon.
22 SM Pembangunan dimulai di Caesarea Maritima dan pelabuhannya. Dari Roma, ia memperoleh wilayah Trachonitis, Batanea dan Auranitis yang kini dikuasainya.
Sekitar 20 SM Perluasan dimulai pada Bait Allah Kedua. (Lihat Bait Suci
Herodes)
10-an SM
Sekitar 18 SM
Herodes pergi untuk kedua kalinya ke Roma.
14 SM
Herodes mendukung the Orang-orang Yahudi di Anatolia dan Kirene. Karena kemakmuran di Yudea ia menghapuskan seperempat dari pajak. Ia berdebat dengan anak-anaknya.
13 SM
Herodes menjadikan anak sulungnya, Antipatros (anaknya dari Doris) sebagai ahli warisnya yang pertama.
12 SM Karena
Herodes curiga bahwa anaknya (dari pernikahannya dengan Mariamne yang pertama) Alexandros dan Aristobulos mengancam hidupnya, ia membawa mereka ke Aquileia untuk diadili, tetapi Agustus berhasil mendamaikan ketiganya.
Herodes mendukung pertandingan Olimpiade yang mengalami kesulitan keuangan, dan menjamin masa depannya.
Herodes mengubah wasiatnya sehingga Alexander dan Aristobulos masuk dalam daftar penggantinya, tetapi Antipatros menduduki tempat yang lebih tinggi dalam daftar tersebut.
Sekitar 10 SM Bait Suci di Yerusalem yang baru saja diperluas, diresmikan. Perang melawan bangsa Nabatea.
10 - 1 SM
9 SM Peresmian Caesarea Maritima menjadi tontonan yang luar biasa dengan sebuah festival. Karena peperangan melawan bangsa Nabatea, Augustus tidak senang kepada
Herodes.
Herodes kembali curiga bahwa Alexander ingin membunuhnya.
8 SM
Herodes menuduh anak-anaknya dari Mariamne yang pertama ingin berkhianat.
Herodes berdamai dengan Augustus, yang juga memberikan kepaadnya izin untuk menuntut anak-anaknya secara hukum.
7 SM Proses peradilan dibuka di Berytos (Beirut) di depan pengadilan Romawi. Anak-anak Mariamne dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Kini daftar suksesi diubah sehingga Antipatros menjadi satu-satunya calon pengganti di takhta Yudea. Di tempat kedua dicantumkan nama
Herodes Filipus, anak dari Mariamne yang kedua .
6 SM
Herodes mengambil tindakan keras terhadap kaum Farisi, yang mengumumkan bahwa kelahiran Mesias akan berarti akhir dari pemerintahannya.
5 SM Antipatros diajukan ke pengadilan dengan tuduhan ingin membunuh
Herodes. Hukuman ini harus pertama-tama disetujui dahulu oleh Kaisar Roma.
Herodes menjadikan anaknya,
Herodes Antipas dari pernikahannya yang ke-4 dengan Malthace sebagai penggantinya.
Herodes sakit parah.
4 SM Para siswa Torah yang muda menghancurkan patung elang emas di atas pintu masuk ke Bait Suci di Yerusalem setelah para guru Farisi menyatakan bahwa itu adalah lambang Romawi.
Herodes menangkap mereka, mengadili, menjatuhkan hukuman, serta menghukum mereka. Kaisar Augustus menyetujui hukuman mati untuk Antipatros.
Herodes menghukum mati anaknya sendiri.
1 SM Yesus Kristus tinggal (bahasa Ibrani: Yeshua Meschiach) di Mesir saat
Herodes membunuh anak-anak di Betlehem.
Herodes menangkap mereka, mengadili, menjatuhkan hukuman, serta menghukum keluarga yang tidak menyerahkan anak mereka.
Herodes kemudian meninggal, maka Yesus dengan keluarganya kembali ke Kanaan dan berdiam di Nazaret.
Herodes mati di akhir bulan Maret atau awal April tahun 4 SM atau tahun 1 SM.
Pernikahan dan anak-anaknya
1. Menikahi Doris
Putra: Antipatros, dihukum mati 4 SM
2. Menikahi Mariamme (I.), anak perempuan Alexandros dari dinasti Hasmonea
Putra: Alexandros, dihukum mati 7 SM
Putra: Aristobulos, dihukum mati 7 SM
Putri: Salampsio
Putri: Sipros
3. Menikahi Mariamme (II.), anak perempuan Simon Imam
Agung
Putra:
Herodes Filipus - Tetrarkh
4. Menikahi Malthace
Putra:
Herodes Arkhelaus - Ethnarkh
Putra:
Herodes Antipas - Tetrarkh
Putri: Olympias
5. Menikahi Cleopatra dari Yerusalem
Putra:
Herodes
6. Menikahi Pallas
Putra: Fasael
7. Menikahi Faidra
Putri: Roxane
8. Menikahi Elpis
Putri: Salome binti
Herodes I
9. Menikahi saudara sepupunya (namanya tidak diketahui)
tak diketahui apakah memperoleh keturunan
10. Menikahi seorang kemenakan (namanya tidak diketahui )
tak diketahui apakah memperoleh keturunan
Mungkin sekali
Herodes mempunyai lebih banyak anak, khususnya dengan istri-istrinya yang terakhir, dan juga bahwa ia mempunyai lebih banyak anak perempuan tetapi nama mereka tidak dicatat jelas, karena perempuan di kalangan orang-orang Romawi pada waktu itu tidak dianggap penting.
--- = menikah
| = turunan dari
... = saudara
anak pr. = anak perempuan
l = lahir
n = menikahi
? = tidak termasuk di sini atau tidak diketahui
Alexandra --- Alexander
|
---------------------
| |
[[Aristobulus III dari Yudea]] ... Mariamne, anak pr.
(† [[35 SM]]) n.
Herodes Agung
turunan [[Hasmonea]] terakhir
diangkat jadi imam
Agung
tenggelam
[[Antipatros orang Edom]] --- Sipros, putri Arab
| dari [[Petra, Yordania]] di [[Nabatea]]
|
|
Herodes Agung
([[74 SM]]-[[4 SM]])
Herodes Agung --- total 10 istri, 14 anak
Herodes Agung --- Kleopatra dari Yerusalem
|
Filipus, Tetrarkh
† [[34 M]]
Herodes Agung --- Doris
|
Antipatros
† [[4 SM]]?
Herodes Agung --- Malthace, orang [[Samaria]]
|
--------------------------------------------------
| | |
[[
Herodes Antipas]] Arkelaus Olimpias
l. [[20 SM]]? --- Faselis,
anak pr. Aretas IV, raja Arabia
'cerai' utk. nikahi:
--- [[Herodias]],
anak pr. Aristobulos anak
Herodes Agung
Herodes Agung --- Mariamne m. [[29 SM]]? anak pr. Alexander Hasmonea
|
--------------------------------------------------
| | | |
Aristobulus Alexander Salimpsio --- Fesal Sipros
† [[7 SM]]? † [[7 SM]]? | n.
n. Berenis Sipros Antipatros(2)
|
[[Herodias]], anak pr.
n.
Herodes Antipas
Herodes Agung --- Mariamne anak pr. Simon Imam
Agung
|
Herodes Filipus
Antipatros(2) adalah anak lelaki dari Yusuf dan Salome
catatan: tanggal dengan ? membutuhkan verifikasi dengan temuan-temuan modern
Herodes dalam Perjanjian Baru
Herodes Agung memainkan peranan dalam Injil Matiuspasal 2, yang mancatat terjadinya pembunuhan anak-anak di Betlehem, Yudea, atas perintah raja ini.
Tak lama setelah kelahiran Yesus, orang-orang majus dari Timur tiba di Yerusalem untuk mencari tahu tentang keberadaan " raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu", karena mereka telah melihat bintangnya di timur dan karena itu ingin menyembahnya.
Herodes, yang adalah raja Yudea, terkejut dan ketakutan mendengar kemungkinan lahirnya seorang raja baru yang dapat merebut kekuasaannya.
Herodes dinasihati oleh semua imam kepala dan ahli taurat yang dikumpulkannya bahwa para nabi telah menulis bahwa "Yang Diurapi" (bahasa Yunani ho christos atau "Kristus"; bahasa Ibrani: Mesias) akan dilahirkan di Betlehem, di tanah Yudea. Oleh karena itu
Herodes memanggil orang-orang majus itu dengan diam-diam dan mengirim mereka ke Betlehem, menyuruh mereka mencari anak itu dan bahwa, bila mereka telah menemukannya, mereka harus melaporkan kembali kepadanya, "supaya akupun datang menyembah Dia". Namun, setelah mereka menemukan Yesus, orang-orang majus itu diperingatkan dalam sebuah mimpi agar tidak kembali ke
Herodes. Demikian pula, Yusuf diperingatkan dalam sebuah mimpi bahwa
Herodes bermaksud membunuh Yesus, sehingga Yusuf dan keluarganya melarikan diri ke Mesir, untuk menyelamatkan diri dari
Herodes. Ketika
Herodes menyadari bahwa ia telah ditipu oleh orang-orang majus itu, ia memberikan perintah untuk membunuh semua anak laki-laki yang berusia dua tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya.
Ada yang mempertanyakan ketepatan historis kejadian ini, karena penulis Injil Matius dianggap mempunyai motivasi keagamaan untuk menyajikan kejadian-kejadian seperti itu, dan laporan-laporan injil kanonik lainnya ataupun dokumen lain dari periode ini tidak ada yang melaporkan pembunuhan tersebut. Namun, kisah kekejamannya di Injil Matius dalam membunuh bayi-bayi di Betlehem sesuai dengan kelakuannya untuk mempertahankan kekuasaannya, seperti yang ditemukan dalam sejumlah catatan sejarah Romawi.
Sejarawan Flavius Yosefus menulis bahwa
Herodes "tidak pernah berhenti setiap hari membalas dendam dan menghukum siapa yang dianggapnya musuh." Yosefus mencatat bahwa
Herodes membunuh putra-putra dan istrinya sendiri, karena dicurigai hendak menggulingkan tahtanya. Sebuah kitab apokrif Yahudi pada abad pertama "Assumption of Moses" mencatat satu nubuat: Seorang raja yang biadab akan menggantikan para imam-imam keturunan Hasmonean… ia akan membantai semua anak-anak. Seorang pakar Perjanjian Baru dan pendeta Gereja Anglikan, R.T. France, berpendapat bahwa Yosefus tidak mencatat pembantaian di Betlehem karena “Pembunuhan sejumlah kecil bayi di desa kecil tidak masuk hitungan pembunuhan-pembunuhan yang lebih spektakuler yang dicatat oleh Yosefus”.
Ambrosius Theodosius Macrobius (c. 395-423) menulis pada abad ke-4 dalam bukunya Saturnalia: "Ketika dia [Kaisar Agustus] mendengar tentang pembantaian anak-anak di bawah usia 2 tahun di Suriah oleh
Herodes, raja orang Yahudi, dan di antaranya termasuk putra
Herodes sendiri, dia [Kaisar Augustus] berkata: lebih baik menjadi babi kepunyaan
Herodes daripada menjadi putranya." (Cum audisset inter pueros quos in Syria
Herodes rex Iudaeorum intra bimatum iussit interfici filium quoque eius occisum, ait: Melius est Herodis porcum esse quam filium) Meskipun Macrobius sebenarnya menulis mengenai ritual agama Romawi dan tidak menyebut tentang Kristen sama sekali, tradisi pembunuhan bayi-bayi oleh
Herodes merupakan sesuatu hal yang nyata terjadi bagi masyarakat umum waktu itu.
Anak laki-laki
Herodes Agung,
Herodes Antipas (yang juga disebut
Herodes) bahkan lebih banyak ditampilkan di dalam Perjanjian Baru karena peranannya dalam penangkapan dan penghukuman mati Yesus.
Setelah kematian Herodes
Setelah
Herodes meninggal dunia, kerajaannya dibagi-bagi di antara ketiga anaknya, yaitu Arkelaus,
Herodes Antipas, dan
Herodes Filipus, tetapi mereka hanya memerintah sebagai tetrarkhs dan bukan sebagai raja.
Referensi dan pranala luar
BBC Manchester/Discovery channel production broadcast 14 Maret 2004
Pohon silsilah Diarsipkan 2007-03-12 di Wayback Machine.
extract Britanicca Vol 5 page 879
Encylopedia.com
Outline of Great Books Volume I - King Herod: ringkasan dari karya-karya Yosefus
Garis waktu 49 hingga 1 SM Diarsipkan 2011-09-27 di Wayback Machine.
Referensi