Kesehatan, keafiatan, atau kewarasan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Pemahaman tentang
Kesehatan telah bergeser seiring dengan waktu. Berkembangnya teknologi
Kesehatan berbasis digital telah memungkinkan setiap orang untuk mempelajari dan menilai diri mereka sendiri, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan promosi
Kesehatan. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi
Kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan
Kesehatan, dan lingkungan fisik.
Definisi
Makna
Kesehatan telah berkembang seiring dengan waktu. Dalam perspektif model biomedis, definisi awal
Kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi.
Kesehatan dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari waktu ke waktu.
Pada tahun 1958, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan
Kesehatan sebagai "kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan". Meskipun definisi ini disambut baik oleh beberapa orang dan dipandang inovatif, definisi ini juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan dengan terukur. Beberapa ilmuwan mengajukan definisi
Kesehatan yang lain, misalnya "kondisi yang ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum waktunya."
Semakin lama, penyakit tidak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, tetapi sebuah proses. Pergeseran sudut pandang ini juga terjadi pada
Kesehatan. Pada awal 1980-an, WHO mendorong perkembangan gerakan promosi
Kesehatan. Gerakan ini memungkinkan orang-orang meningkatkan kendali atas
Kesehatan mereka dan memperbaiki status
Kesehatan mereka masing-masing. Untuk mewujudkan kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, sebagaimana definisi WHO tentang
Kesehatan, seseorang atau sekelompok orang perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, memenuhi kebutuhan, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Untuk mewujudkannya, ada beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi, yaitu perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil, sumber daya berkelanjutan, serta keadilan sosial dan kesetaraan.
Gerakan promosi
Kesehatan memungkinkan
Kesehatan untuk diajarkan, dipelajari, dan diperkuat. Pemahaman konsep
Kesehatan sebagai "kemampuan untuk beradaptasi dan mengatur diri sendiri" dan berkembangnya teknologi
Kesehatan berbasis digital telah membuka pintu bagi setiap orang untuk menilai diri mereka sendiri. Hal ini juga memungkinkan setiap orang untuk merasa sehat, bahkan ketika mereka memiliki berbagai penyakit kronis atau berada dalam kondisi terminal. Belakangan, istilah "sehat" juga banyak digunakan dalam berbagai konteks organisasi tak hidup yang memengaruhi kepentingan manusia, seperti dalam komunitas sehat, kota sehat, atau lingkungan sehat.
Determinan
Hal-hal yang dapat memengaruhi perbedaan status
Kesehatan, baik individu maupun kelompok, disebut "determinan
Kesehatan". Ada banyak dimensi yang dapat digunakan untuk menguraikan determinan, misalnya karakteristik dan perilaku seseorang, lingkungan fisik, serta lingkungan sosioekonomi.
= Determinan sosial
=
Secara umum, latar belakang dan konteks kehidupan seseorang sangat memengaruhi status
Kesehatan dan kualitas hidupnya.
Kesehatan tidak hanya dipertahankan dan ditingkatkan melalui kemajuan dan penerapan ilmu
Kesehatan, tetapi juga melalui gaya hidup oleh suatu individu dan masyarakat sekitarnya. Menurut WHO, determinan sosial
Kesehatan adalah kondisi yang dialami seseorang ketika dilahirkan, tumbuh, bekerja, hidup, dan menua, serta serangkaian kekuatan dan sistem yang lebih luas yang membentuk kondisi kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dibentuk oleh distribusi uang, kekuasaan, dan sumber daya di tingkat global, nasional, dan lokal. Kondisi tersebut sangat bertanggung jawab atas kesenjangan
Kesehatan, baik di dalam suatu negara maupun di antara negara-negara.
Faktor-faktor kunci lebih spesifik yang memengaruhi apakah seseorang sehat atau tidak sehat meliputi penghasilan dan status sosial, jaringan dukungan sosial, pendidikan dan literasi, ketenagakerjaan/kondisi kerja, lingkungan sosial, lingkungan fisik, praktik
Kesehatan pribadi dan keterampilan mengatasi masalah, perkembangan masa kanak-kanak yang sehat, kondisi biologis dan genetik, perawatan
Kesehatan, gender, dan budaya.
Semakin banyak penelitian dan laporan yang meneliti keterkaitan antara
Kesehatan dan berbagai faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan
Kesehatan, dan kebijakan
Kesehatan. Salah satu kebijakan spesifik yang dibuat banyak negara dalam beberapa tahun terakhir adalah pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis juga mulai dikenakan pajak dan mulai ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin banyaknya bukti yang menunjukkan hubungan antara minuman bergula tinggi dengan kegemukan.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa seseorang dapat meningkatkan
Kesehatan mereka melalui latihan fisik, tidur yang cukup, membatasi konsumsi alkohol, tidak merokok, menjaga berat badan, dan sarapan dengan rutin. Lingkungan sering disebut sebagai faktor penting yang memengaruhi status
Kesehatan individu, termasuk lingkungan hidup, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial. Panduan tempat tinggal telah diterbitkan oleh WHO untuk memperbaiki kondisi tempat tinggal sehingga dapat menyelamatkan jiwa, mencegah penyakit, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi kemiskinan, dan membantu mengurangi perubahan iklim. Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya ruang rekreasi, termasuk lingkungan alam, akan menurunkan tingkat kepuasan pribadi dan meningkatkan tingkat obesitas, dan dikaitkan dengan rendahnya
Kesehatan dan kesejahteraan secara umum. Sementara itu, semakin banyak waktu yang dihabiskan di lingkungan alam akan berdampak positif pada
Kesehatan.
Genetik, atau sifat bawaan dari orang tua, juga berperan dalam menentukan status
Kesehatan individu dan populasi. Hal ini mencakup kecenderungan terhadap penyakit dan kondisi
Kesehatan tertentu, serta kebiasaan dan perilaku yang dikembangkan oleh seseorang akibat gaya hidup keluarga mereka. Sebagai contoh, genetik dapat memengaruhi cara seseorang mengatasi stres, baik mental, emosional, atau fisik. Misalnya, kegemukan adalah masalah signifikan yang berkontribusi terhadap
Kesehatan mental yang buruk dan menyebabkan stres dalam kehidupan banyak orang.
Kesehatan global merupakan penelitian dan tindakan kolaboratif lintas negara untuk mempromosikan
Kesehatan untuk semua. Masalah
Kesehatan yang melampaui batas negara atau memiliki dampak politik dan ekonomi global sering kali ditekankan. Seri Laporan
Kesehatan Dunia yang diterbitkan oleh WHO berfokus pada masalah
Kesehatan global, termasuk akses untuk mendapatkan pelayanan
Kesehatan dan upaya meningkatkan
Kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang.
Agenda Ketahanan
Kesehatan Global (GHSA) merupakan upaya multisektor oleh lebih dari 60 negara dan sejumlah organisasi internasional yang berfokus untuk membangun ketahanan
Kesehatan dalam menghadapi ancaman penyakit infeksi. Sementara itu, pada tahun 2000, anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Tujuan Pembangunan Milenium yang berisi tantangan yang akan diwujudkan umat manusia pada tahun 2015. Target ini kemudian dilanjutkan oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berupa 17 target yang akan dicapai pada tahun 2030, termasuk kehidupan sehat dan sejahtera.
Mental merupakan salah satu unsur yang dimasukkan oleh WHO dalam definisi
Kesehatan.
Kesehatan mental atau
Kesehatan jiwa didefinisikan WHO sebagai "Kondisi kesejahteraan ketika individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya".
Kesehatan jiwa bukan hanya ketiadaan gangguan jiwa.
Berbagai faktor sosial, psikologis, dan biologis menentukan
Kesehatan jiwa seseorang. Kekerasan dan tekanan ekonomi yang persisten berisiko mengganggu
Kesehatan jiwa, sementara kekerasan seksual merupakan faktor yang paling diasosiasikan dengan
Kesehatan jiwa yang buruk. Faktor lain yang berpengaruh di antaranya perubahan sosial yang cepat, kondisi kerja yang penuh tekanan, diskriminasi gender, pengucilan sosial, gaya hidup tidak sehat,
Kesehatan fisik yang buruk, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Gangguan jiwa hadir dalam berbagai bentuk, yang umumnya dicirikan dengan kombinasi antara pemikiran, persepsi, emosi, perilaku serta hubungan dengan orang lain yang abnormal. Pada 2001, WHO memperkirakan bahwa satu dari empat orang pernah menderita gangguan jiwa atau gangguan saraf pada satu titik dalam kehidupannya.
Pemeliharaan
= Diet
=
Cara penting untuk menjaga
Kesehatan pribadi adalah memiliki diet dan pola makan yang sehat. Diet sehat mencakup berbagai makanan nabati dan hewani yang menyediakan nutrien bagi tubuh. Nutrien akan diubah menjadi energi untuk pertumbuhan, perkembangan, perbaikan, dan pemeliharaan tubuh. Nutrien makro dikonsumsi dalam jumlah yang relatif besar, yang mencakup protein, karbohidrat, dan lemak. Nutrien mikro, seperti vitamin dan mineral, dikonsumsi dalam jumlah yang relatif lebih kecil tetapi sangat penting untuk proses tubuh. Panduan gizi seimbang merupakan panduan makanan sehat berbentuk piramida yang dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian menunjukkan asupan yang disarankan untuk setiap kelompok makanan (misalnya protein, lemak, karbohidrat, dan gula). Konsumsi diet sehat dapat menurunkan risiko penyakit jantung, mencegah perkembangan beberapa jenis kanker, dan menjaga berat badan yang sehat. Diet mediterania umumnya dikaitkan dengan meningkatnya
Kesehatan karena diet ini mengandung banyak senyawa bioaktif seperti senyawa fenolik, isoprenoid, dan alkaloid.
= Latihan fisik
=
Latihan fisik meningkatkan atau mempertahankan kebugaran fisik dan
Kesehatan, serta kesejahteraan secara keseluruhan. Kegiatan ini memperkuat otot dan meningkatkan kinerja sistem kardiovaskular. Menurut Institut
Kesehatan Nasional, ada empat jenis latihan fisik: daya tahan, kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan.
= Tidur
=
Tidur merupakan komponen penting untuk menjaga
Kesehatan. Bagi anak-anak, tidur juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa masalah
Kesehatan kronis. Selain itu, kurang tidur terbukti berkorelasi dengan peningkatan kerentanan terhadap penyakit dan memperlambat waktu pemulihan dari penyakit. Dalam sebuah penelitian, orang dengan kekurangan tidur yang kronis, yaitu sebagai enam jam tidur dalam semalam atau kurang, ditemukan empat kali lebih mungkin terserang pilek dibandingkan dengan orang-orang yang melaporkan tidur malam selama tujuh jam atau lebih. Karena tidur juga berperan dalam mengatur metabolisme, kekurangan tidur juga dapat berperan dalam penambahan berat badan atau, sebaliknya, menghambat penurunan berat badan. Selain itu, pada tahun 2007, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, yang merupakan lembaga penelitian kanker untuk WHO, menyatakan bahwa "jam kerja yang melibatkan gangguan ritme sirkadian mungkin bersifat karsinogen bagi manusia." Pada 2015, Yayasan Tidur Nasional menerbitkan rekomendasi terbaru tentang persyaratan durasi tidur berdasarkan usia dan menyimpulkan bahwa, "Orang yang terbiasa tidur di luar kisaran normal mungkin menunjukkan tanda atau gejala masalah
Kesehatan yang serius atau, jika dilakukan atas kehendak sendiri, dapat membahayakan
Kesehatan dan kesejahteraan mereka."
Dalam bekerja
Selain risiko keselamatan, banyak pekerjaan juga berisiko memunculkan penyakit dan masalah
Kesehatan jangka panjang lainnya. Contoh penyakit akibat pekerjaan yang paling umum adalah berbagai bentuk pneumokoniosis, seperti silikosis dan pneumokoniosis pekerja batu bara (penyakit paru-paru hitam). Asma adalah penyakit pernapasan lain yang rentan dialami pekerja. Pekerja juga rentan terhadap penyakit kulit, termasuk eksim, dermatitis, urtikaria, bakaran matahari, dan kanker kulit. Penyakit terkait pekerjaan lainnya misalnya sindrom lorong karpal dan keracunan timbal.
Karena jumlah pekerjaan di sektor jasa di negara-negara maju semakin banyak, gaya hidup kurang bergerak juga semakin meluas. Hal ini menghadirkan masalah
Kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan masalah
Kesehatan pada industri manufaktur dan sektor primer. Masalah kontemporer, seperti meningkatnya tingkat obesitas dan masalah yang berkaitan dengan stres dan pekerjaan berlebih di banyak negara, semakin mempersulit interaksi antara pekerjaan dan
Kesehatan.
Banyak pemerintah negara yang memandang
Kesehatan kerja sebagai tantangan sosial dan membentuk organisasi publik untuk memastikan
Kesehatan dan keselamatan pekerja. Di Britania Raya, Eksekutif
Kesehatan dan Keselamatan dibentuk. Sementara di Amerika Serikat, Institut Nasional untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja melakukan penelitian tentang
Kesehatan dan keselamatan kerja, sedangkan Administrasi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja menangani regulasi dan kebijakan yang berkaitan dengan
Kesehatan dan keselamatan bagi pekerja.
Referensi
Pranala luar
Media tentang Health di Wikimedia Commons