Kitab Makabe yang Kedua (disingkat 2
Makabe; akronim 2Mak.) merupakan salah satu
Kitab yang menjadi
Kitab terakhir dalam kelompok
Kitab-
Kitab sejarah dan menjadi bagian dari golongan Deuterokanonika pada Perjanjian Lama bagi kanon
Kitab Suci Katolik.
Kitab ini juga menjadi salah satu
Kitab pada Septuaginta dan pada Perjanjian Lama dalam Alkitab Ortodoks (kecuali kanon Alkitab Tewahedo Ortodoks).
Kitab ini tidak dianggap kanonik oleh Alkitab Ibrani (Tanakh) dan dianggap sebagai apokrifa dalam kanon Alkitab Protestan. Artikel VI dari 39 Artikel Gereja Inggris menyebutkan
Kitab ini sebagai bacaan
yang berguna, tetapi tidak sebagai dasar penetapan doktrin dan tidak perlu untuk memperoleh keselamatan.
Nama
Nama "
Makabe" diserap dari nama dalam bahasa Latin: Maccabaeus (har. "
Makabe"),
yang diserap dari bahasa Yunani Kuno: Μακκαβαῖος (Makkabaîos, har. "
Makabe"),
yang pada gilirannya diserap dari bahasa Ibrani: מַכַּבִּי (makkabi). Asal kata tersebut tidaklah jelas, tetapi beberapa pakar menduga bahwa kata ini berasal dari kata usang dalam bahasa Ibrani atau Aram, makkaba atau maqqəḇa,
yang berarti "palu martil" atau "palu godam",
yang merujuk pada keganasan Yudas di medan perang.
Nama "
Makabe" sebenarnya merupakan julukan pribadi (bukan marga) untuk tokoh Yudas, putra ketiga dari imam Matatias dan pemimpin pertama gerakan pemberontakan
Makabe. Namun pada perkembangannya, nama ini kemudian dikenakan pula kepada saudara-saudara Yudas
yang menggantikannya sebagai pemimpin (Yonatan Apfus dan Simon Tasi) pada pemberontakan tersebut.
Isi
Kitab Makabe yang Kedua berfokus pada peristiwa-peristiwa perlawanan orang-orang Yahudi,
yang dipimpin oleh Yudas
Makabe, terhadap raja-raja dari dari Seleukia.
Kitab ini diawali dengan surat pengantar kepada orang-orang Yahudi di Mesir, lalu dilanjutkan dengan narasi sejarah
yang dimulai dari peristiwa seputar pejabat Seleukia Heliodorus
yang ingin mengambil persembahan Bait Allah untuk kas negara pada tahun 180 SM, dan berakhir dengan kekalahan seorang jenderal Siria bernama Nikanor pada tahun 161 SM.
Kitab ini menyajikan versi revisi peristiwa-peristiwa historis
yang diceritakan dalam tujuh bab pertama 1
Makabe, ditambah materi dari tradisi Farisi, termasuk doa bagi mereka
yang meninggal dunia dan kebangkitan pada Hari Penghakiman. Berbeda dengan 1
Makabe, 2
Makabe tidak memberikan laporan
yang lengkap tentang berbagai peristiwa pada masa itu, sebaliknya hanya meliputi periode dari imam agung Onias III dan Raja Seleukus IV (180 SM) hingga kekalahan Nikanor pada 161 SM.
Sumber
Berbeda dengan 1
Makabe,
Kitab Makabe yang Kedua sejak awal telah ditulis dalam bahasa Yunani Koine, kemungkinan di Aleksandria, Mesir, pada sekitar tahun 124 SM.
Kepengarangan
Pengarang 2
Makabe tidak disebutkan, tetapi ia menyebut dirinya menyederhanakan karya Yason dari Kirene
yang terdiri atas lima jilid. Karya
yang lebih panjang ini tidak dilestarikan, dan tidak diketahui pasti berapa banyak dari teks 2
Makabe yang sekarang ini disalin begitu saja dari karya itu. Si penulis tampaknya menulis dalam bahasa Yunani, karena tidak ada bukti khusus tentang versi bahasa Ibrani sebelumnya. Beberapa bagian dari
Kitab ini, seperti Pendahuluan, Epilog, dan sejumlah refleksi tentang moralitas pada umumnya dianggap berasal dari si pengarang, bukan dari Yason. Karya Yason sendiri tampaknya ditulis sekitar tahun 160 SM dan kemungkinan besar berakhir dengan kekalahan Nikanor, seperti
yang digambarkan oleh ringkasannya
yang ada sekarang.
Permulaan
Kitab ini mencakup dua surat
yang dikirim oleh orang Yahudi di Yerusalem kepada orang Yahudi di Diaspora di Mesir mengenai hari perayaan
yang dibentuk untuk merayakan penyucian Bait Allah (Lihat Hanukah) dan perayaan untuk memperingati kekalahan Nikanor. Bila pengarang
Kitab ini menyisipkan surat-surat ini, maka
Kitab ini mestinya ditulis setelah tahun 124 SM, yaitu waktu penulisan surat
yang Kedua. Sejumlah penafsir berpendapat bahwa surat-surat ini merupakan tambahan belakangan, sementara
yang lainnya menganggapnya sebagai dasar bagi karya ini. Para sarjana Katolik cenderung berpendapat bahwa penulisannya dilakukan pada tahun-tahun terakhir dari abad ke-2 SM, sementara para sarjana Yahudi sepakat untuk menempatkannya pada paruhan
Kedua dari abad pertama SM.
Kitab ini tampaknya ditulis untuk menolong orang-orang Yahudi di diaspora di Mesir, terutama untuk memberitahukan mereka tetang pemulihan Bait Allah, dan untuk memberikan semangat kepada mereka untuk melakukan ziarah tahunan ke Yerusalem.
Kitab ini ditulis bukan dari sudut pandang seorang sejarawan profesional, tetapi lebih seperti dari sudut pandang seorang guru agama,
yang menarik pelajaran dari sejarah.
Pada umumnya, kronologi
Kitab ini cocok dengan kronologi 1
Makabe, dan
Kitab ini mempunyai nilai historis karena melengkapi 1
Makabe, khususnya dalam memberikan sejumlah dokumen historis
yang tampaknya otentik. Sang pengarang tampaknya secara khusus tertarik untuk memberikan suatu penafsiran teologis mengenai kejadian-kejadian itu; dalam
Kitab ini campur tangan Allah mengarahkan perjalanan berbagai peristiwa, menghukum orang jahat, dan memulihkan Bait Allah kepada umat-Nya. Mungkin saja bahwa sejumlah kejadian tampaknya disajikan berdasarkan urutan kronologis
yang ketat untuk menyampaikan pesan-pesan teologis. Sejumlah angka
yang disebutkan untuk ukuran pasukan mungkin tampak berlebihan, meskipun tidak semua naskah itu disetujui
Kitab ini.
Gaya bahasa Yunani si penulis sangat terdidik, dan ia tampaknya cukup paham mengenai adat-istiadat Yunani. Aksinya mengikuti rencana
yang sangat sederhana. Setelah kematian Antiokhus Epifanes, Pesta Penyerahan Bait Suci dilembagakan. Bait Suci
yang baru dipersembahkan itu diancam oleh Nikanor, dan setelah kematiannya, pesta untuk penyerahan itupun selesai.
Perikop
Judul perikop dalam
Kitab Makabe yang Pertama menurut Alkitab Terjemahan Baru Deuterokanonika oleh LAI dan LBI adalah sebagai berikut. Perlu dicatat bahwa seluruh judul bagian berikut berasal langsung dari Alkitab.
Isu doktrinal
Kitab Makabe yang Kedua memperlihatkan beberapa pokok penafsiran doktrinal
yang berasal dari Yudaisme Farisi, serta ditemukan juga dalam teologi Katolik dan Ortodoks Timur.
Isu-isu doktrinal
yang diangkat dalam 2
Makabe, misalnya:
Doa bagi mereka
yang meninggal dunia dan kurban persembahan, keduanya untuk membebaskan orang
yang telah meninggal dunia dari dosa
Jasa baik dari para martir
Perantaraan para orang kudus (15:11–17) (setidaknya sebagaimana terlihat dari suatu sudut pandang Kristen); komentari di New American Bible tentang ayat 14 menyebutkan bahwa "doa Yeremia di surga telah digunakan dalam tradisi Katolik Roma sebagai kesaksian biblika tentang perantaraan para kudus"
Kebangkitan orang mati
Penyebutan secara spesifik mengenai penciptaan ex nihilo (2
Makabe 7:28)
Secara khusus, penjelasan
yang panjang lebar mengenai kemartiran Eleazar dan seorang ibu dengan ketujuh putranya (2
Makabe 6:18–7:42) menarik perhatian kalangan Kristen abad pertengahan. Beberapa gereja dipersembahkan untuk "para martir
Makabe", dan mereka termasuk di antara sedikit tokoh pra-Kristen
yang muncul dalam kalender peringatan para kudus Katolik (jumlahnya jauh lebih banyak dalam kalender gereja-gereja Ortodoks Timur,
yang juga menampilkan mereka).
Kitab ini dianggap sebagai model pertama kisah-kisah para martir dari abad pertengahan.
Jimmy Akin, seorang apologis Katolik dari Catholic Answers, meneliti Ibrani 11:35 ("... orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan
yang lebih baik") dan menyatakan bahwa harapan akan kehidupan kekal setelah penyiksaan
yang terkandung di dalamnya tidak ditemukan di bagian mana pun dalam Protokanonika Perjanjian Lama, tetapi ditemukan dalam 2
Makabe 7.
Kanonisitas
Katolik dan Ortodoks Timur memandang
Kitab Makabe yang Kedua kanonik, sementara Yahudi dan Protestan tidak.
Kitab Makabe yang Kedua, serta 1 dan 3
Makabe, tercantum dalam Septuaginta, terjemahan Alkitab Ibrani dalam bahasa Yunani
yang terselesaikan pada abad ke-1 SM. Di Yamnia, ca 90 M, menurut suatu teori
yang saat ini banyak didiskreditkan, para rabi mengesahkan suatu kanon
yang lebih sempit, tidak termasuk
Kitab-
Kitab deuterokanonika seperti
Kitab Makabe yang Kedua. Namun hal ini hanya memiliki pengaruh
yang kecil pada kalangan Kristen, karena kebanyakan kalangan Kristen tidak mengerti bahasa Ibrani dan menjadi akrab dengan Alkitab Ibrani melalui teks Septuaginta Yunani karya kaum Yahudi Helenistik,
yang menyertakan
Kitab Makabe yang Kedua dan karya-karya deuterokanonik lainnya.
Kitab Makabe yang Kedua dikecam oleh kalangan Protestan. Martin Luther mengatakan: "Saya begitu membenci
Kitab Kedua Makabe, dan Ester, sehingga saya berharap seandainya keduanya tidak pernah kita kenal, karena terlalu banyak ketidakwajaran
yang menyesatkan." Para penulis evangelikal lainnya memiliki pandangan
yang lebih positif terhadap
Kitab ini. James B. Jordan, misalnya, berpendapat bahwa 1
Makabe "ditulis untuk berupaya memperlihatkan kaum
Makabe perampas kuasa sebagai ahli waris sejati dari Daud dan sebagai para Imam Besar sejati" serta merupakan sebuah "
Kitab yang buruk", tetapi suatu "gambaran
yang jauh lebih akurat atas situasi tersebut disajikan dalam
Kitab Makabe yang Kedua".
Referensi
Pranala luar
(Inggris)
Kitab Makabe yang Kedua teks lengkap (juga terdapat dalam bahasa Arab)
2 Maccabees Diarsipkan 2018-03-11 di Wayback Machine. Translation with hyperlinks
2 Maccabees: 2015 Critical Translation with Audio Drama at biblicalaudio
World Wide Study Bible: 2 Maccabees
Jewish Encyclopedia: II Maccabees
O'Loughlin, Tom. "Ending 2 Maccabees". Bibledex Verses. Brady Haran for the University of Nottingham. 'Landing the helicopter...' discussing 2 Maccabees 15:38–40
Buku audio domain publik 2 Maccabees di LibriVox Various versions