Kabupaten Lamongan (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦭꦩꦺꦴꦔꦤ꧀, Pegon: لامَوڠان, translit. Lamóngan; pengucapan bahasa Jawa: [laˈmɔŋan]) adalah sebuah
Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota
Kabupaten Lamongan berada di Kecamatan
Lamongan yang terletak 49 km barat Kota Surabaya.
Kabupaten Lamongan dilintasi Jalan Nasional Jakarta-Surabaya, merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila.
Geografi
Lamongan terletak pada titik koordinat: 6°51’ - 7°23’ Lintang Selatan dan 112°33’ - 112°34’ Bujur Timur.
Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km² atau ±3.78% dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut
Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km², apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut.
Daratan
Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu:
Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk,
Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.
Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokuro.
Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir. Kawasan ini meliputi kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinagun, dan Glagah.
= Topografi
=
Kondisi topografi
Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan.
Kabupaten Lamongan terdiri dari dataran rendah dengan tingkat ketinggian 0-25 meter seluas 50,17%, sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68%, selebihnya 4,15% berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut.
Jika dilihat dari tingkat kemiringan tanahnya, wilayah
Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang relatif datar, karena hampir 72,5% lahannya adalah datar atau dengan tingkat kemiringan 0-2% yang tersebar di kecamatan
Lamongan, Deket, Turi, Sekaran, Tikung, Pucuk, Sukodadi, Babat, Kalitengah, Karanggeneng, Glagah, Karangbinagun, Mantup, Sugio, Kedungpring, Sebagian Bluluk, Modo, dan Sambeng. Sedangkan hanya sebagian kecil dari wilayahnya adalah sangat curam, atau kurang dari 1% (0,16%) yang mempunyai tingkat kemiringan lahan 40% lebih.
= Batas Wilayah
=
Adapun batas-batas wilayah
Lamongan adalah sebagai berikut:
Sejarah
= Masa Perang Kemerdekaan
=
Setelah Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, daerah
Lamongan menjadi garis depan melawan tentara kependudukan Belanda.
Pada tanggal 20 Desember 1948 pukul 15.00, terjadi serbuan atas kota Babat oleh Pasukan Marbrig (Mariniers Brigade atau Koninklijk Nederlandse Marine Korps) yang datang dari Tuban. Kota Babat termasuk jembatan Cincim jatuh ke tangan Belanda tanpa ada perlawanan sama sekali. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “dosa komandan Batalyon Halik”.
Mendengar berita penyerbuan tersebut, Komando Batalyon Sunaryadi segera menempatkan kompi Dullasim di desa Belo, Plosowahyu dan desa Made untuk menghadapi Belanda dari Babat. Brigade Marinir Belanda ternyata tidak langsung menyerang kota
Lamongan dari kota Babat, melainkan bergerak ke arah selatan dengan tujuan utama kota Kertosono.
Di selatan
Lamongan, yakni di daerah antara Gunung Pegat sampai ke Ngimbang mereka menghadapi perlawanan sengit tentara Republik. Di jalur ini tentara Belanda harus berhadapan dengan Kompi Dihar dari Batalyon Basuki Rachmat, Batalyon Jarot Subiyantoro dan Kompi Jansen Rambe.
Tanggal 2 Januari 1949, Kedungpring mendapat giliran serangan. Selanjutnya, pasukan bergerak ke Modo, Bluluk, Ngimbang, Sambeng dan Mantup. Di desa Mantup dan desa Nogojatisari (Kecamatan Sambeng), markas Batalyon Jarot dan dapur umum untuk melayani pasukan dibombardir oleh Belanda, sehingga pasukan Republik mundur ke arah barat. Setelah daerah-daerah tersebut sepenuhnya dikuasai, tentara Belanda dipecah menjadi dua, yakni sebagian lewat Kembangbahu kemudian bertemu dengan pasukan induk dari Mantup untuk menyerang Tikung lebih dahulu.
Kompi Sunaryo mengeluarkan satu seksi yang dipimpin oleh Letda Untung untuk mengadakan penghadangan di desa Modo. Pertempuran tidak bisa dielakkan antara tentara Belanda dan pasukan Untung. Karena tentara Belanda memiliki kekuatan yang lebih besar, akhirnya seksi mundur dengan membawa korban dua orang. Sementara Kompi Dullasim ketika mengadakan penghadangan di jalan Sugio menuju Kedungpring tidak berhasil menjumpai pasukan Belanda, mereka kembali ke pos di desa Kentong Kecamatan Sugio,
Lamongan.
Menjelang subuh pagi harinya, mereka disergap oleh pasukan Belanda dari berbagai arah, mereka lari tanpa sempat memberi perlawanan. Belanda memuntahkan peluru ke segala arah secara membabi buta, dan membakar rumah-rumah penduduk. Penyergapanan itu menimbulkan korban sebanyak 6 orang meninggal, dan korban yang luka-luka juga cukup banyak
Pada tanggal 18 Januari 1949, pukul 13.00 WIB, Kota
Lamongan berhasil diduduki dan dikuasai oleh serdadu-serdadu Belanda, setelah melawan TNI, rakyat dan para pejuang RI lainnya. Sehingga membuat pemerintahan di
Kabupaten Lamongan harus mengungsi ke luar Kota
Lamongan, sedangkan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dilakukan di desa- desa yang dijadikan sebagai tempat pemerintahan darurat.
Selama enam bulan pertempuran melawan pasukan Belanda, korban dari pihak tentara- tentara Belanda relatif lebih besar dibandingkan dengan korban di pihak pasukan
Lamongan. Tercatat pihak Belanda mengalami korban tewas 139 pasukan, luka-luka 29 orang dan tertawan 11 orang. Korban dari pihak RI dalam rentang waktu enam bulan (18 Januari 1949 s/d 19 Juni 1949) tercatat sebanyak 40 tentara gugur, 11 tertawan dan 12 orang terluka. Adapun korban dari warga sipil 335 orang tewas dan 93 mengalami luka-luka. Dalam serangan agresi Belanda II itu, tercatat 178 ternak warga mati, 1.070 rumah dibakar lengkap dengan 840 kwintal lumbung pangan masyarakat.
Pondok Pesantren
Pondok Karangasem Muhammadiyah Paciran
Pondok Modern Muhammadiyah Paciran
Pondok "Al-Mizan" Muhammadiyah
Lamongan
Pondok Pesantren "At-Taqwa" Muhammadiyah Kranji
Pondok Pesantren Al-Munawwarah Sedayulawas
Ponpes Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran
Ponpes Sunan Drajat Drajat Paciran
Ponpes Thoriqul Ulum
Lamongan
Ponpes Manarul Qur'an Paciran
Ponpes Bustanul Hikmah Dumpiagung Kembangbahu
Ponpes Darul Ulum Daliwangun Sugio
Ponpes Matholi'ul Anwar Simo Sungelebak Karanggeneng
Ponpes Tanwirul Qulub Simo Sungelebak Karanggeneng
Ponpes Kebon Dalem Tanggungan Pucuk
Lamongan
Ponpes Nurul Huda Cungkup Pucuk
Lamongan
Ponpes Rochmatul Maula Banjarmadu Karanggeneng
Lamongan
Ponpes Sunan Prapen Kalanganyar Karanggeneng
Lamongan
Ponpes Darun Nuhat Petiyin Takerharjo Solokuro
Lamongan
Pemerintahan
= Daftar Bupati
=
= Dewan Perwakilan
=
Komposisi anggota DPRD
Kabupaten Lamongan selama tiga periode adalah sebagai berikut:
= Kecamatan
=
Kabupaten Lamongan terdiri atas 27 kecamatan yang terdiri atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan
Lamongan.
Transportasi
= Angkutan Jalan Raya
=
Kabupaten Lamongan dilintasi jalur utama pantura yang menghubungkan Jakarta-Surabaya, yakni sepanjang pesisir utara Jawa. Jalan ini sendiri melewati Kecamatan Paciran yang memiliki banyak tempat pariwisata. Kota
Lamongan sendiri juga dilintasi jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Babat merupakan persimpangan antara jalur Surabaya-Semarang dengan jalur Jombang-Tuban.
= Angkutan Kereta Api
=
Lamongan juga dilintasi jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa menghubungkan Surabaya dengan Semarang, Cirebon, Jakarta, dan Bandung. Stasiun kereta api terbesarnya adalah di
Lamongan dan Babat.
Kereta api yang dilayani dari stasiun
Lamongan dan Babat adalah:
Antarkota
Lokal dan komuter
= Angkutan kereta api nonaktif
=
Kabupaten Lamongan terdapat rel kereta api yg nonaktif Dari
Stasiun Babat (Aktif) Ke Stasiun Tuban , Stasiun Jombang Kota , Dan Stasiun Merakurak
Pariwisata
= Wisata Alam
=
Tempat wisata alam di
Kabupaten Lamongan, yaitu:
Waduk Gondang
Wisata Edukasi Gondang Outbond (WEGO)
Istana Gunung Mas
Waduk Prijetan
Wisata Bahari
Lamongan (WBL)
Gua Maharani
Pantai Joko Mursodo
Pantai Kutang Brondong
Pantai Lorena
Pantai Maldives Kemantren
Pantai Pengkolan
Pantai Ya'ang Labuhan
Gunung Suru Lembor
Maunen
Goa Viva
Jurang Cafe Puncak
= Wisata Sejarah
=
Tempat wisata sejarah di
Lamongan, yaitu:
Museum Sunan Drajat
Monumen Van der Wijck
Prasasti Wide Sedayu Lawas
Situs Pataan
Situs Sendang Gede Ngimbang
Candi Slumpang Laren
Omah Dhuwur Ngimbang
Kolam renang Oro Oro Ombo
= Wisata Religi
=
Tempat wisata religi di
Kabupaten Lamongan, yaitu:
Makam Sunan Drajat
Makam Sunan Sendang Duwur
Makam Syekh Maulana Ishaq (Ayah Sunan Giri)
Makam Sunan
Lamongan/Syekh Hisyamudin (Putra Sunan Ampel)
Makam Dewi Sekardadu (Ibu Sunan Giri)
Makam Nyai Andongsari (Ibu Patih Gajah Mada)
Kuliner Khas
= Makanan
=
Kabupaten Lamongan mempunyai bermacam-macam masakan khas, diantaranya:
Bebek goreng
Soto
Lamongan
Sego Boranan
Lodeh Kuthuk
Tahu Thek
Walang Goreng
Penyetan
Tahu Campur
Pecel Stasiun
Wingko Babat
Pecel Lele
Keripik Sunduk
Bandeng Colo
Asem Bandeng
= Kerajinan
=
Kabupaten Lamongan mempunyai bermacam-macam kerajinan antara lain;
Jumreg
Tas Enceng Gondok
Batik Sendang Dhuwur
Tenun Ikat Desa Parengan
Pendidikan
= Perguruan tinggi
=
Universitas Islam
Lamongan (UNISLA)
Universitas Muhammadiyah
Lamongan
Universitas Islam Darul Ulum
Lamongan (UNISDA)
Institut Pesantren Sunan Drajat
Lamongan (INSUD)
Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al Islah
Universitas Billfath
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan
Lamongan
STAI Muhammadiyah Paciran
STIE Muhammadiyah Paciran
Institut Agama Islam Tarbiyatut tholabah Paciran
Politeknik Elektronika negeri Surabaya (Kampus
Lamongan)
Universitas Airlangga (Fakultas Vokasi Program studi D3 Keperawatan)
Universitas Terbuka
Lamongan
Universitas PGRI Adi Buana
Institut Alif Muhammad Syafi'i (INAMIS)
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi
Situs web resmi BPS
Kabupaten Lamongan
Situs Berita
Lamongan