Limun sarsaparilla adalah minuman ringan, aslinya terbuat dari tumbuhan Smilax ornata (atau tanaman lain dalam genus Smilax seperti Smilax officinalis), namun dapat pula menggunakan perisa buatan. Di kalangan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, minuman ini dikenal dengan sebutan Saparella.
sarsaparilla dikenal karena warnanya yang coklat kehitaman serta rasanya hangat segar.
Sejarah
sarsaparilla populer di Amerika Serikat sejak abad ke-19. Menurut iklan saat itu, minuman ini disebut-sebut mampu menyembuhkan gangguan kulit dan darah. Hal ini dibantu oleh kondisi peminumnya di era tersebut yang bisa berkeringat pasca meminum
sarsaparilla, yang diartikan menyehatkan. Produk
sarsaparilla di AS diproduksi dari minyak pohon birch dan sassafras, yang dikeringkan dari akar tanaman sassafras dan sering dikategorikan sebagai salah satu jenis root beer. Popularitasnya di "Negeri Paman Sam" mulai melemah setelah diluncurkannya Coca-Cola dan minuman berkarbonasi yang dianggap sama menyehatkannya (dan mampu menyembuhkan penyakit) seperti
sarsaparilla. Meskipun demikian, kini masih ada belasan merek
sarsaparilla yang diproduksi oleh industri rumahan di Amerika Serikat.
Di Indonesia,
sarsaparilla konon sudah ada sejak zaman dahulu, mulanya dibawa oleh pedagang VOC dan selanjutnya hanya dinikmati oleh kalangan ningrat Jawa maupun disajikan dalam acara-acara spesial. Sama seperti di AS, minuman ini juga dipercaya bermanfaat bagi kesehatan dengan rasa dan kehangatan khasnya. Ada yang menyebut minuman ini sebagai Soda van Indonesië atau Soda van Yogya. Kemudian produk ini populer dibotolkan oleh sejumlah perusahaan
Limun di berbagai daerah, namun kemudian tersapu minuman ringan asing sehingga peminatnya menurun. Kini tidak banyak produsen sarsaparila lokal di Indonesia.
Ketersediaan
Di Indonesia, beberapa merek
sarsaparilla yang masih beredar, seperti:
Badak yang ada di Sumatera Utara, sudah ada sejak 1920-an.
Indo Saparella dari Yogyakarta. Sebenarnya produk ini baru dirintis sejak 2008 oleh pasangan suami-istri Alfonsus Hendrawan Judianto dan Jessy Budi Harsono, yang prihatin akan kurang populernya minuman
sarsaparilla. Dukungan yang luas membuat Indo Saparella dapat dinikmati di berbagai lokasi.
Ay Hwa di Yogyakarta
Agung Ngoro di Jombang.
Minuman sejenis yang juga dipasarkan adalah root beer, yang biasanya diproduksi oleh perusahaan modern seperti merek A&W Root Beer (Coca-Cola Indonesia), F&N, Naraya, Navika/Groovy Root Beer (PT Kreasi Mas Indah, Sinar Mas) dan terdahulu Mirinda. Malahan ada produk root beer seperti A&W yang mengganti rasanya menjadi "
sarsaparilla" demi mendapat sertifikasi halal karena meskipun root beer juga minuman non-alkohol, namun kata beer tidak dapat diterima MUI.
Di pasaran internasional, minuman ini tidak banyak diproduksi, dengan ada di beberapa negara seperti Filipina, Taiwan, Malaysia, Australia, Vietnam, Kamboja, Tiongkok, Singapura dan Britania Raya. Varian dan merek yang terkenal seperti Sarsi (Filipina/Singapura), Asia Sarsae (Tiongkok), Xá Xị (Vietnam), Nannari (India selatan) dan HeySong
sarsaparilla (Taiwan).
Referensi