Lokomotif listrik ESS 3200 (nomor model Werkspoor-Heemaf
3200) adalah
Lokomotif listrik produksi pabrik Werkspoor yang pernah melayani jalur Batavia (Jakarta) hingga ke Buitenzorg (Bogor).
Lokomotif ini dijuluki Si Bon-Bon karena berbentuk kotak dengan warna yang menarik menyerupai coklat Bonbon. Batch pertama dari
Lokomotif ini diproduksi pada tahun 1925, dengan jumlah 2 unit
Lokomotif bernomor WH 3201-3202. Kemudian diproduksi kembali batch kedua pada tahun 1927, dengan jumlah 4 buah
Lokomotif bernomor WH 3203-3206.
Lokomotif ini berdinas semenjak era Elektrische Staatsspoorwegen (
ESS) hingga era Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pertengahan 1970-an.
Sejarah
Elektrifikasi jaringan rel di Indonesia telah dibangun sejak tahun 1923, dan pertama kali dioperasikan pada 1925 di jalur Tandjong Priok–Meester Cornelis dengan
listrik aliran atas (LAA) bertegangan 1500 V DC. Sarana, prasarana, maupun operasional kereta-kereta
listrik di Batavia pada saat itu ditangani oleh perusahaan Elektrische Staatsspoorwegen (
ESS), yang merupakan bagian dari perusahaan Staatsspoorwegen (SS). Selain
Lokomotif listrik seri
3200,
ESS juga memesan beberapa jenis
Lokomotif listrik lain, seperti seri 3000 buatan Swiss Locomotive and Machine Works (SLM), seri 3100 buatan Allgemeine Elektricitäts-Gesellschaft (AEG), seri 3300 buatan Borsig, bahkan seri 4000 yang merupakan sebuah
Lokomotif bertenaga baterai 360 V DC buatan Werkspoor.
Pada awalnya,
Lokomotif listrik ini hanya melayani dinasan kereta dengan rute Tandjong Priok–Meester Cornelis saja. Namun saat elektrifikasi dilanjutkan hingga ke daerah Depok dan Buitenzorg pada tahun 1930,
ESS 3200 pun akhirnya juga didinaskan di rute ini.
Saat masa Pendudukan Jepang atas Hindia Belanda, semua seri dari
Lokomotif listrik yang ada mengalami perubahan sistem penomoran. Perubahan sistem penomoran ini adalah dengan menghapus angka pertama dari nomor semua seri
Lokomotif, dan hanya menyisakan 3 angka terakhir saja. Seperti contohnya seri '3202' yang berubah menjadi seri '202'.
Lokomotif seri ini masih terus beroperasi menarik rangkaian KA penumpang lokal hingga pertengahan 1970-an. Dengan usianya yang telah mencapai setengah abad,
Lokomotif-
Lokomotif ini dipandang tidak lagi memadai dan digantikan dengan rangkaian Kereta Rel
listrik (KRL) Rheostatik baru buatan Jepang pada tahun 1976. Sebagai akibatnya,
Lokomotif-
Lokomotif ini tidak dioperasionalkan lagi dan akhirnya dirucat.
Preservasi
Dari keenam unit seri
3200, hanya tersisa satu unit yang selamat dari perucatan, yaitu
ESS 3202 yang ditemukan teronggok di dalam kebun Balai Yasa Manggarai. Atas inisiatif dari organisasi pecinta kereta api Indonesian Railway Preservation Society (IRPS),
Lokomotif listrik ESS 3202 ini pun kemudian direstorasi dan dipreservasi oleh PT Kereta Api (Persero).
Lokomotif ini menjalani 2 kali tahap restorasi. Proses restorasi pertama dapat diselesaikan pada 29 Juli 2007 dengan hanya memperbaiki kondisi tampilan body tanpa memperbaiki mesin maupun sistem kelistrikannya. Unit restorasi
Lokomotif ini diberi warna abu-abu, sesuai dengan warnanya saat pertama kali ditemukan di kebun Balai Yasa Manggarai dan diberi nomor unit 3201.
Pada 14 April 2009,
ESS 3202 dipindahkan dari Balai Yasa Manggarai ke Stasiun Tanjung Priuk. Pemindahan
Lokomotif ini ditujukan untuk dipajang sebagai tampilan aset bersejarah saat peresmian Stasiun Tanjung Priuk oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 April 2009.
Pada 2 September 2009,
ESS 3202 dibawa kembali ke Balai Yasa Manggarai dari Stasiun Tanjung Priuk untuk menjalani tahap restorasi kedua. Tahap restorasi ini berencana untuk menghidupkan kembali mesin dan sistem kelistrikannya sehingga
Lokomotif ini dapat kembali hidup.
ESS 3202 akhirnya diujicobakan pada 18 Juli 2013 ke Stasiun Depok dengan mesin dan pantograf diambil dari unit KRL Rheostatik yang ada di dalam Balai Yasa Manggarai. Tidak lama kemudian, warna
Lokomotif ini diganti lagi menjadi warna biru, dengan alasan mengacu kepada warna sebuah brosur dari pabrik Heemaf Hengelo yang mempromosikan
Lokomotif ini.
Saat ini,
Lokomotif listrik ESS 3202 disimpan di dalam Balai Yasa Manggarai. Namun,
Lokomotif ini sangat jarang dikeluarkan dari Balai Yasa Manggarai karena memiliki masalah pada girboks yang sudah tua dan tidak bisa diganti dengan yang baru akibat regulasi Barang Cagar Budaya.
Insiden
Pada 20 September 1968, terjadi sebuah tabrakan antara rangkaian KA penumpang bernomor 406 tujuan Stasiun Bogor yang ditarik oleh
Lokomotif listrik seri 3201 dengan rangkaian KA penumpang bernomor 309 tujuan Stasiun Jakarta Kota yang ditarik oleh
Lokomotif BB201 11, peristiwa ini pun dikenal sebagai tabrakan kereta api Ratujaya 1968. Peristiwa tabrakan yang menewaskan 46 korban jiwa ini terjadi pada hari Jumat pagi, yang berlokasi di daerah Ratujaya, petak antara Stasiun Depok dengan Stasiun Citayam. Akibat kejadian ini, kedua
Lokomotif; pun rusak berat, serta 3 unit kereta penumpang hancur. Seri 3201 sendiri pun langsung afkir setelah mengalami kejadian ini, dan berakhir dirucat.
Galeri
Catatan
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi Heritage PT Kereta Api Indonesia (Persero)
(Indonesia) Situs resmi Indonesian Railways Preservation Society
(Indonesia) Sejarah Panjang
Lokomotif listrik Terakhir Indonesia