Brigadir Jenderal Polisi (Purn.) Drs. H. Muhammad
Arief Wangsa (lahir 23 April 1941) adalah seorang perwira tinggi kepolisian dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Bupati Maros dari tahun 1984 hingga 1989 dan Kepala Dinas Psikologi Kepolisian Republik Indonesia dari tahun 1993 hingga 1996.
Masa kecil dan pendidikan
Arief dilahirkan pada tanggal 23 April 1941 di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Pangkep, sedangkan pendidikan menengah atasnya ia tamatkan di Makassar. Setelah lulus dari sekolah menengah atas,
Arief lalu merantau ke Yogyakarta dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada (UGM). Selama belajar di sana,
Arief terlibat aktif dalam sejumlah organisasi. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris jenderal dari Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi pada masa kepemimpinan Andi Mappi Sammeng.
Arief kemudian lulus dari universitas tersebut dengan gelar doktorandus pada tahun 1965.
Karier di kepolisian
Setelah lulus dari Universitas Gadjah Mada,
Arief masuk ke dalam kepolisian. Ia pertama kali ditugaskan di Kepolisian Daerah Metro Jaya selama beberapa tahun, kemudian dipindahkan ke Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara (Polda Sulsera). Ia sempat mengikuti pendidikan kepolisian di Sekolah Staf Pimpinan Kepolisian Republik Indonesia pada tahun 1985. Setelah itu,
Arief ditugaskan sebagai Wakil Asisten Pembinaan Masyarakat di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara dari tahun 1982 hingga 1984.
Arief diperintahkan untuk mengikuti Kursus Karyawan ABRI selama beberapa bulan pada tahun 1984 sebelum dikaryakan sebagai bupati.
Bupati Maros
Arief diangkat sebagai Bupati Maros pada tahun 1984, menggantikan Kamaruddin Baso yang akan pensiun. Selama menjabat sebagai bupati,
Arief memerintahkan pembangunan sejumlah patung, seperti Patung Kuda Tubarania yang melambangkan perjuangan melawan penjajahan dan Patung Monyet. Ia juga mengelola dan memperkenalkan situs Gua Mimpi di Dusun Bantimurung kepada umum.
Arief menamakan gua tersebut sebagai Gua Mimpi karena ia merasa sedang bermimpi di dalam gua tersebut ketika meninjau gua tersebut pada masa awal pemerintahannya.
Selain patung dan gua,
Arief melakukan pembenahan atas Taman Wisata Alam Bantimurung.
Arief memerintahkan penggantian jalan taman yang berlubang dengan aspal hotmix sepanjang 1,8 kilometer, penambahan variasi tanaman, dan pendirian sejumlah kios-kios penjual konsumsi dan suvenir. Perbaikan taman tersebut selesai pada tahun 1986 dan berdampak besar pada pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Maros. Pemasukan dari taman tersebut yang pada tahun sebelumnya hanya mencapai 20 juta rupiah meningkat menjadi 100 juta rupiah pada tahun 1986 — sekitar 18% dari keseluruhan PAD Kabupaten Maros pada tahun 1986.
Perwira tinggi polisi
Setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai bupati pada tahun 1989,
Arief meminta dipensiunkan dari kepolisian, namun permintaan tersebut ditolak oleh atasannya.
Arief kemudian kembali bertugas di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan sebagai Kepala Direktorat Pembinaan Masyarakat.
Pada bulan Februari 1993, terjadi mutasi di lingkungan komando utama Kepolisian Republik Indonesia.
Arief ditunjuk sebagai Kepala Dinas Psikologi. Sehubungan dengan hal tersebut,
Arief memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal polisi pada tanggal 26 April 1993.
Arief pensiun dari kepolisian pada tahun 1996.
Pensiun
Setelah pensiun,
Arief mendirikan sebuah surat kabar mingguan bernama Semangat Baru.
Arief juga mengelola sejumlah perusahaan sebagai seorang wirausahawan. Pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2004,
Arief mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah dengan nomor urut 12. Ia kalah dalam pemilihan tersebut karena berada pada urutan ke-15 perolehan suara dengan 70,055 suara, atau 1,67% dari total suara di Sulawesi Selatan.
Organisasi
Arief aktif dalam berbagai organisasi selama dan setelah menjabat sebagai bupati.
Arief menjabat sebagai pengurus di Ikatan Pencak Silat Indonesia Sulawesi Selatan, Ketua Umum Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Sulawesi Selatan, Ketua I Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia Sulawesi Selatan, dan Wakil Kepala Kwartir Daerah Pramuka Sulawesi Selatan.
Kehidupan pribadi
Arief menikah dengan Sitti Hadawiyah, seorang aktivis yang dikenalnya selama berkuliah di UGM. Siti Hadawiyah bekerja sebagai anggota DPRD Sulawesi Selatan dan tenaga pengajar di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ujungpandang. Pasangan tersebut memiliki lima anak.
Karya
Wangsa,
Arief (1965). Studi Tentang Validitas Tes Kraeplin Terhadap Karyawan-Karyawan PNPR Budjana Yasa, Pabrik Rokok Tarumartani, PNPR Nupiksa Yasa, Balai Penelitian Kulit, Balai Penelitian Batik, PNPR Keramika Yasa, Pabrik Keramik Jogjakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Wangsa,
Arief (1965). "Apa Sebabnja Para Pelamar Sering Mengalami Psycho-Test?". Mingguan Djaja. Jakarta: Pembangunan Ibu Kota Djakarta Raya.
Wangsa,
Arief (1994). Psikologi Manajemen Dalam Wajah Kepemimpinan Konselor. Jakarta: Sinar Widjoyo.
Wangsa,
Arief (Maret 1995). "Senyum Sejati Anggota Polri". Polisi, Cara Bergaul Menarik Simpatik. Jakarta: Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.
Referensi