Dalam Buddhisme,
Metteyya (Pali; Sanskerta: Maitreya) adalah seorang bodhisatwa atau Buddha yang akan datang. Dalam bahasa Tionghoa, Maitreya terkenal sebagai Mile Pusa (彌勒菩薩).
Dalam agama Buddha diajarkan bahwa buddha merupakan sebuah gelar. Buddha Gotama bukanlah Buddha yang pertama di dalam masa-dunia ini (kalpa). Beberapa Buddha sudah pernah ada sebelumnya, seperti Buddha Kakusandha, Buddha Konagamana, Buddha Kassapa. Buddha yang akan datang selanjutnya di masa depan adalah Buddha Metteya atau Maitreya yang sekarang ini masih bergelar sebagai bodhisatwa (calon Buddha).
Metteyya saat ini bertempat tinggal di surga Tusita, yang merupakan tempat tinggal bagi para bodhisatwa sebelum mencapai Kebuddhaan. Buddha Gotama juga bertempat tinggal di sini sebelum terlahir sebagai Siddhattha Gotama di dunia.
Theravāda
Dalam Cakkavatti-Sīhanāda Sutta, sutta ke-26 dari Dīgha Nikāya, Sutta Piṭaka, Tipitaka Pāli, dikatakan bahwa:
Pada saat itu kota yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat dan berkecukupan. Di Jambudvipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia), seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru. Dan pada saat orang memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya.
Mahāyāna
Dalam Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra (Sutra Tentang Maitreya Bodhisattva Mencapai Buddha), Tripitaka Tionghoa disebutkan:
O, Arya Sariputra! Pada saat Buddha baru tersebut dilahirkan di dunia Jambudvipa. Situasi dan kondisi dunia Jambudvipa ini jauh lebih baik daripada sekarang! Air laut agak susut dan daratan bertambah. Diameter permukaan laut dari keempat lautan masing-masing akan menyusut kira-kira 3000 yojana, Bumi Jambudvipa dalam 10.000 yojana persegi, persis kaca dibuat dari permata lazuardi dan permukaan buminya demikian rata dan bersih.
= Maitreya di Tiongkok
=
Pada zaman dinasti Liang (tahun 502 - 550) daratan Tiongkok berada dalam keadaan kacau, perang saudara dan perebutan kekuasaaan. Sehingga para penganut Buddha mengharapkan datangnya Maitreya sebagai penyelamat. Karena itulah lahir sekte Maitreya. Gambar Maitreya sebagai pangeran India yang gagah menjelma sebagai biksu gendut yang selalu senyum. Buddha Maitreya dipercayai lahir di provinsi Zhejiang sebagai biksu gendut yang disebut Pu Tai He Sang atau Biksu Berkantong Kain. Legenda mengatakan bahwa biksu ini sering berkelana membawa kantong kain pada permulaan abad ke-10. Dia juga dijuluki Buddha Ketawa, Buddha Mi Le, atau Mi Le Fo (Buddha yang akan datang). Ia dipercayai sebagai reinkarnasi Maitreya karena saat meninggal dia menulis syair:
Maitreya, Maitreya yang asli. Manusia selalu mengharapkan kedatangannya. Dia selalu menjelma dalam berbagai bentuk, namun saat dia datang menjelma sebagai manusia, tidak ada yang mengenalnya.
Seribu kalpa kelahiran untuk mengikat jodoh dengan umat manusia agar umat manusia mandiri dan tahu berbuat apa untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari alam sengsara dan di naungi oleh prana jubah emas Budha Maitreya agar tahan di jalan kebenaran.
Pranala luar
(Inggris) Proyek pembangunan patung raksasa Maitreya di Kushinagar, India Diarsipkan 2012-04-09 di Wayback Machine.
(Inggris) Bodhisattva Maitreya di situs web Buddha Nature