- Source: Penyebaran perkotaan
Penyebaran perkotaan atau Perluasan perkotaan (bahasa Inggris: Urban Sprawl atau Suburban sprawl) merupakan gambaran atau kondisi adanya perkembangan atau perluasan suatu kawasan perkotaan yang tak terkontrol, termasuk pembangunan perumahan secara komersial, pembangunan jalan di tanah yang luas, tetapi tidak disertai dengan sistem perencanaan kota yang baik. Istilah ini juga merujuk pada dampak pembangunan yang tidak terkontrol itu terhadap konsekuensi sosial dan lingkungan di kawasan tersebut.
Sejak era revolusi industri, perluasan kawasan kota tidak menimbulkan kerugian langsung, seperti tetap mempertahan bangunan tembok kota peninggalan abad pertengahan. Tetapi, dampak yang muncul adalah terjadinya kenaikan biaya perjalanan, kenaikan biaya trasportasi, adanya polusi udara, dan terjadi kerusakan kawasan desa yang ada disekitar perluasan kota.
Istilah urban sprawl lebih sering memiliki konotasi atau makna yang negatif. Ini merupakan sebuah kritikan karena menyebabkan degradasi lingkungan, mengintensifkan segregasi perumahan, dan merusak vitalitas daerah perkotaan yang ada dan diserang atas dasar estetika. Istilah ini juga merupakan seruan untuk mengelola perkotaan dengan penataan yang benar dan tepat.
Definisi
Penggunaan istilah "urban sprawl" tertuang pertama kali dalam majalah The Times pada tahun 1955 sebagai tanggapan negatif terhadap kawasan pinggiran kota negara London, Inggris. Definisi sprawl (penyebaran) sangat bervariasi, sehingga para peneliti di lapangan menganggap bahwa istilah "penyebaran" kurang presisi. Dalam bukunya berjudul "Trafffic, Urban Growth and Suburban Sprwl", Batty dan teman-temannya mendefinisikan sprawl sebagai "suatu pertumbuhan yang tidak terkoordinasi, mencakup perluasan area komunitas tanpa memperhatikan konsekuensinya, sehingga pertumbuhan kota yang tidak terencana dan bertahap sering dianggap sebagai kawasan yang tidak berkelanjutan." Kemudian, penulis bernama Bhatta dan temannya, menyimpulkan bahwa meskipun terjadi perbedaan pendapat dalam mendefinisikan istilah sprawl, namun terdapat arti umum yang tersirat, dimana sprawl merupakan sebuah pola pertumbuhan kawasan yang tidak merata atau tida terencana, dikarenaka adanya dorongan atau faktor tertentu yang mengarah kepada penggunaan sumber daya yang tidak efisien."
Sementara itu, penulis lainnya yakni Reid Ewing, berpendapat bahwa sprawl dimaksudkan sebagai pembangunan perkotaan yang menunjukkan setidaknya salah satu dari beberapa karakteristik, yakni pembangunan dengan kepadatan penduduk yang rendah, pengembangan jalur, pengembangan sebaran penduduk, dan leapfrogging atau pembangunan kawasan yang diselingi dengan lahan kosong. Ewing juga berpendapat bahwa cara untuk mengidentifikasi sprawl sebaiknya dengan cara menggunakan indikator daripada karakteristik, karena penggunaan indikator merupakan metode yang lebih fleksibel dan tidak sembarangan. Dia mengusulkan indikator yang digunakan berdasarkan "aksesibilitas transportasi" dan juga "ruang publik fungsional". Pendapat Ewing mendapat kritikan karena pendapatnya mengasumsikan bahwa sprawl didefinisikan oleh karakteristik yang negatif.
Kawasan Metropolitan Los Angeles, meskipun dikenal sebagai kota yang luas, namun juga merupakan wilayah perkotaan besar terpadat (lebih dari 1.000.000 penduduk) di Amerika Serikat, bahkan lebih padat daripada wilayah perkotaan New York dan wilayah perkotaan San Francisco. Pada dasarnya, sebagian besar kawasan metropolitan Los Angeles dibangun dengan kepadatan penduduk yang rendah hingga kepadatan penduduk sedang. Dan hal ini berbeda dengan kota-kota seperti kota New York, kota San Francisco atau juga Chicago yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi bahkan sangat padat tetapi dikelilingi oleh kawasan yang luas dengan kepadatan penduduknya sangat rendah.
Kasus-kasus penyebaran penduduk internasional yang sering menimbulkan pertanyaan tentang definisi istilah ini dan kondisi seperti apa yang dibutuhkan untuk menggambar pertumbuhan kota yang dianggap luas. Termasuk diantaranya yilayah metropolitan seperti Greater Mexico City, Wilayah ibukota nasional Delhi dan juga kota Beijing, sering dianggap luas meskipun relatif padat.
Menurut data National Resources Inventory (NRI) Amerika Serikat, antara tahun 1992 hingga 2002, ada sekitar 8.900 kilometer persegi (2.2 juta acre) tanah di Amerika Serikat telah dikembangkan. Dan pada tahun 2006, NRI melaporkan ada sekitar 100.000 kilometer persegi lagi (40.000 mil persegi), kira-kira seukuran dengan wilayah Kentucky, yang telah dikembangkan menjadi kawasan perkotaan, hal ini juga telah diklasifikasi oleh Biro Sensus Amerika Serikat. Ada perbedaan dalam klasifikasi antara NRI dan Biro Sensus Amerika Serikat. Dalam laporan NRI, memasukkan pembangunan kawasan pedesaan, dan berdasarkan definisi, hal itu tidak diperhitungkan sebagai sprawl perkotaan. Hingga tahun 2000, menurut data sensus Amerika Serikat, sekitar 2,6 persen dari luas daratan Amerika Serikat adalah kawasan perkotaan. Kira-kira 0,8 persen tanah negara Amerika Serikat berada di 37 daerah perkotaan dengan lebih dari 1.000.000 penduduk. Pada tahun 2002, 37 daerah perkotaan ini memiliki sekitar 40% penduduk dari total populasi di Amerika Serikat.
Karakteristik
Walaupun tidak ada definisi yang disepakati tentang sprawl, tetapi sebagian besar mengaitkan beberapa karakteristik sebagai bagian dari sprawl atau penyebaran perkotaan. Beberapa karakter yang dimaksud ialah;
= Pengembangan sistem zonasi
=Sistem zonasi mengacu pada situasi di mana kawasan hunian, kelembagaan atau perkantoran dan kawasan industri dipisahkan satu dengan lainnya, sehingga bidang tanah yang luas dikhususkan untuk satu penggunaan saja dan dipisahkan oleh ruang terbuka, infrastruktur, atau hal lainnya. Dengan demikian, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat berbelanja, dan tempat berekreasi memiliki jarak yang jauh. Sistem ini menjadi tidak ramah untuk berjalan kaki, adanya penggunaan transit, dan tidak praktis untuk pengguna sepeda , akhinrya kebutuhan untuk menggunakan mobil menjadi meningkat.
Berdasarkan kriteria ini, urbanisasi di Tiongkok dapat diklasifikasikan sebagai kawasan high-destiny sprawl (perluasan dengan kepadatan tinggi). Istilah ini dicetuskan oleh ahli Urbanis baru, Peter Calthorpe. Menurut Peter, meskipun Tiongkok memiliki banyak gedung-gedung bertingkat tinggi, namun sebagian besar superblok Tiongkok (blok hunian-hunian bangunan besar) dikelilingi oleh jalan arteri raksasa, sehingga ada pemisahan antar berbagai fungsi kota dan menciptakan kawasan yang tidak ramah bagi pejalan kaki.
= Perluasan kawasan pekerjaan
=Perluasan atau penyebaran pekerjaan diukur dengan berbagai cara, dan menjadi tren yang berkembang di berbagai wilayah metropolitan di Amerika. Brookings Institution telah menerbitkan banyak artikel tentang topik ini. Pada tahun 2005, seorang penulis bernama Michael Stoll mendefinisikan perluasan pekerjaan hanya sebagai pekerjaan yang terletak lebih dari radius 5-mil (8,0 km) dari Central Business District (CBD) atau kawasan pusat bisnis, dan mengukur konsep berdasarkan sensus Amerika Serikat tahun 2000.
Cara lain untuk mengukur secara detail konsep perluasan kawasan pekerjaan yakni dengan menggunakan pola lingkaran atau cincin di sekitar CBD. Hal ini ditulis dalam artikel tahun 2001 oleh Edward Glaeser dan juga artikel karya Elizabeth Kneebone tahun 2009. Mereka menyimpulkan dengan pola lingkaran bahwa kemudahan mendapat pekerjaan berada di kawasan pinggiran kota yang luas sedangkan kawasan yang lebih dekat dengan CBD cenderung mudah kehilangan pekerjaan. Kedua penulis ini membuat tiga lingkaran berdasarkan geografis yang dibatasi pada radius 35-mil (56 km) di sekitar CBD: 3 mil (4,8 km) atau kurang, kemudian 3 hingga 10 mil (16 km), dan 10 hingga 35 mil (56 km). Berdasarkan studi Kneebone memberikan rincian tingkat nasional Amerika Serikat, untuk wilayah metropolitan di tahun 2006: 21,3% pekerjaan terletak di lingkaran dalam, 33,6% pekerjaan di lingkaran 3–10 mil, dan 45,1% di lingkaran 10–35 mil. Perbandingan dengan tahun 1998 - 23,3%, 34,2%, dan 42,5% di masing-masing lingkaran. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada penyusutan lowongan pekerjaan di kawasan CBD atau kawasan pusat bisnis, dan pertumbuhan lowongan pekerjaan berfokus di lingkaran luar, yakni kawasan pinggiran kota atau di luar kota.
= Kepadatan rendah
=Ciri-ciri lain dari sprawl adalah memiliki tingkat kepadatan yang rendah. Contoh dari hal ini ialah kawasan yang memiliki sedikit bangunan bertingkat, dan perumahan atau bangunan memiliki jarak yang lebih jauh antara yang satu dengan yang lain, dan biasanya dipisahkan oleh halaman, lanskap, jalan, atau tempat parkir. Untuk mengukur secara spesifik tentang kepadatan penduduk yang rendah secara umum, memiliki perbedaan di beberapa wilayah atau negara. Misalnya, di Amerika Serikat, kepadatan penduduk rendah jika terdapat 2–4 rumah saja per ekar, sedangkan di Inggris Raya, dianggap memiliki kepadatan penduduk rendah jika ada 8–12 rumah per ekar. Beberapa penelitian berpendapat bahwa agama dapat memengaruhi tingkat kepadatan penduduk dan juga perluasan kawasan perkotaan.
Dampak
= Lingkungan
=Penyebaran atau perluasan kawasan perkotaan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa dampak negatif terhadap lingkungan yang paling utama terkait perluasan perkotaan ialah berkurangnya lahan, hilangnya berbagai habitat dan terjadinya penurunan keanekaragaman hayati. Sebuah penelitian oleh Ceko dan rekannya menemukan bahwa urbanisasi membahayakan lebih banyak spesies, dan perluasan kawasan perkotaan juga mengganggu habitat asli flora & fauna. Kawasan yang memiliki tingkat kelahiran dan imigrasi yang tinggi akan menghadapi masalah lingkungan apalagi jika pembangunannya tidak terencana. Hal ini banyak terjadi di kota-kota besar berkembang seperti Kolkata di India. Dampak lainnya yang ditumbulkan dari penyebaran perkotaan ialah banjir, dan peningkatan suhu panas, sehingga terjadi peningkatan risiko kematian.
Gordon & Richardson berpendapat bahwa konversi lahan pertanian menjadi kawasan perkotaan tidak menjadi masalah karena telah ada peningkatan efisiensi produksi pertanian. Menurut mereka, produksi pertanian agregat sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan global meskipun terjadi terjadi perluasan kawasan perkotaan.
= Kesehatan
=Perluasan perkotaan merupakan penyebab terjadi peningkatan mengemudi, dan dampaknya terjadi polusi udara yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Selain itu, berkurangnya aktivitas fisik karena adanya lonjakan penggunaan mobil berdampak negatif untuk kesehatan. Sehingga, terjadi masalah kesehatan yang kronis dan kualitas hidup yang menurun, tetapi tidak untuk gangguan kesehatan mental. The American Journal of Public Health dan American Journal of Health Promotion, kedua artikel tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perluasan perkotaan, dengan obesitas, dan hipertensi.
= Keamanan
=Terjadinya peningkatan ketergantungan terhadap mobil dan motor, mengakibatkan adanya peningkatan kecelakaan mobil dan motor, cedera pejalan kaki, dan juga polusi udara. Kecelakaan pengendara motor merupakan penyebab utama kematian akibat kecelakaan kendaraan di Amerika, khususnya warga berusia antara 5 hingga 24 tahun. Penduduk yang tinggal di area yang lebih luas, memiliki risiko lebih besar untuk meninggal karena kecelakaan mobil disebabkan adanya peningkatan paparan saat mengemudi. Untuk pejalan kaki yang tinggal di area yang luas memiliki risiko lebih tinggi mengalami kecelakaan daripada pejalan kaki yang tinggal di area padat penduduk, dibandingkan dengan pengemudi dan juga penumpang kendaraan.
Semetara itu, penelitian yang dilakukan oleh Journal of Economic Issues dan State and Local Government Review mengungkapkan bahwa ada hubungan antara perluasan perkotaan dengan respon layanan gawat darurat dan penundaan respon pemadam kebakaran.
Perdebatan
Menurut Nancy Chin, dampak dari perluasan perkotaan telah dibahas dalam berbagai literatur akademis bahkan dibahas secara rinci. Akan tetapi, masalah yang paling diperdebatkan dapat direduksi menjadi "seperangkat argumen yang lebih lama, antara mereka yang mendukung pendekatan perencanaan dan mereka yang mendukung efisiensi pasar." Kelompok yang mengkritik kebijakan perluasan cenderung berpendapat bahwa perluasan kota akan menciptakan lebih banyak masalah daripada menyelesaikan masalah yang ada, sehingga perluasan kota harus diatur dengan ketat. Kemudian kelompok yang mendukung bahwa pasar akan menghasilkan penyelesaian masalah secara ekonomi dan paling efisien dalam banyak situasi, bahkan jika pun ada masalah di dalamnya.
Namun, beberapa pendapat yang mendukung pasar percaya bahwa pola penyebaran saat ini merupakan hasil dari distorsi pasar bebas. Chin juga memperingatkan bahwa ada kekurangan "bukti secara empiris yang dapat diandalkan untuk mendukung pendapat baik yang untuk mendukung maupun yang menentang penyebaran". Dia menyebutkan bahwa adanya kekurangan secara definisi umum, termasuk dalam menghitung ukuran kuantitatif yang lebih luas baik dalam ruang dan waktu, dan juga perbandingan yang lebih besar bentuk perkotaan alternatif. Perbandingan ini sangat diperlukan untuk dapat menarik kesimpulan yang lebih tepat, dimana kedua kubu memiliki argumen yang lebih tepat untuk mendefinikan penyebaran perkotaan dengan baik.
Gaya Pengembangan Alternatif
= Upaya awal memerangi perluasan kota
=Permulaan abad ke-20, para penentang terhadap perluasan lingkungan perkotaan mulai melakukan gerakan melalui gerakan taman kota, serta melakukan tekanan melalui kelompok kampanye seperti Kampanye untuk Melindungi Pedesaan Inggris atau Campaign to Protect Rural England (CPRE). Pada tahun 1934, di bawah kepemimpinan Herbert Morrison dari Dewan daerah London, membuat proposal resmi pertama dibuat oleh "untuk menyediakan ketersediaan ruang terbuka publik dan area rekreasi dan untuk membangun sabuk hijau atau korset ruang terbuka". Pada tahun 1944, proposal ini juga dimasukkan dalam Rencana London Raya yang dibuat oleh Patrick Abercrombie.
Kemudian, adanya ketentuan baru yang tertuang dalam Undang-Undang Perencanaan Kota dan Negara 1947, memungkinkan otoritas lokal di seluruh bangsa untuk memasukkan proposal jalur hijau dalam rencana pembangunan pertama mereka. Batas pertumbuhan perkotaan pertama di Amerika Serikat berada di Fayette County, Kentucky pada tahun 1958.
= Inisiatif anti-perluasan kontemporer
=Beberapa tahun terkahir, istilah "pertumbuhan cerdas" (smart grouth) banyak digunakan di Amerika Utara. Sementara istilah "kota kompak" (compact city) atau "intensifikasi perkotaan" (urban intencification) sering digunakan di Eropa untuk menggambarkan konsep serupa dalam memengaruhi kebijakan pemerintah dan praktik perencanaan pembangunan perkotaan. Negara bagian Oregon di Amerika Serikat memberlakukan undang-undang pada tahun 1973 dengan membuat batasan yang dapat dihuni di wilayah perkotaan, melalui aturan batas-batas pertumbuhan perkotaan. Dan akibatnya, Portland di Oregon, menjadi kawasan perkotaan terbesar di negara bagian Oregon, dan menjadi pemimpin dalam kebijakan pertumbuhan cerdas (disebut kebijakan konsolidasi perkotaan). Setelah adanya peraturan pembatasan kawasan yang dapat dihuni, kepadatan penduduk di wilayah urban meningkat dari 1.135 tahun 1970 menjadi 1.290 per km² di tahun 2000.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Penyebaran perkotaan
- Penyebaran Islam di Nusantara
- Penyebaran Islam di Asia Tenggara
- Suku Banjar
- Perencanaan perkotaan
- Pertanian urban
- Kristenisasi
- Diaspora
- Desakota
- Buddhisme
- Gunungsitoli