Piringan bibir, atau disebut pula subang
bibir, adalah suatu perhiasan untuk modifikasi tubuh khususnya pada
bibir, yang biasanya berbentuk bundar, terbuat dari tanah liat atau kayu, dipakai dengan cara memasukkannya secara bertahap mulai dari ukuran kecil sampai besar, pada tindik yang terdapat di
bibir bawah—atau atas dan bawah—sehingga lambat laun ukuran tindik semakin melar dan lebar.
Istilah labret digunakan untuk merujuk kepada perhiasan atau anting yang dikenakan pada
bibir bawah tetapi berukuran kecil, dan bisa menjadi awal dari pemakaian
Piringan bibir apabila anting atau subang yang dikenakan diganti dengan ukuran yang lebih besar secara bertahap.
Bukti arkeologis mengindikasikan bahwa
Piringan bibir mula-mula tercipta di pelbagai belahan dunia, meliputi Afrika (Sudan dan Etiopia; 5500–6000 SM) Mesoamerika (1500 SM), dan Ekuador bagian pesisir (500 SM).
Di beberapa kebudayaan
Suku bangsa yang diketahui memiliki budaya pembuatan
Piringan bibir atau labret meliputi:
Suku Mursi dan Surma (Suri) di Etiopia.
Suku Sara di Cad (berhenti memakai
Piringan bibir sejak 1920-an).
Suku Makonde di Tanzania dan Mozambik (berhenti memakai
Piringan bibir beberapa dasawarsa lalu).
Suku Suyá di Brasil (tapi banyak yang tidak lagi memakai
Piringan bibir).
Suku Botocudo di pesisir Brasil.
Suku Aleut, Inuit, dan beberapa suku lainnya di Kanada Utara, Alaska, dan sekitarnya juga diketahui mengenakan labret berukuran besar; praktik tersebut sebagian besar tidak diterapkan lagi sejak abad ke-20.
Beberapa anggota suku Zo'e, Guarani, Tupi, dan Chiriguano di Brasil mengenakan subang daripada
Piringan, yang disebut sebagai tembetá.
Suku Nuba di Sudan dan suku Lobi di Afrika Barat juga mengenakan subang di bibirnya.
Referensi