Skadron Udara 8 disingkat (Skadud
8) adalah
Skadron Udara Helikopter dibawah Komando Wing
Udara 4, Lanud Atang Sendjaja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Skadron 8 dibentuk bersamaan dengan diresmikannya Wing Operasi 004 pada 25 Mei 1965 dan ber-home base di Lanud Atang Senjaya, Bogor. mengoperasionalkan jenis Helikopter MI-6. Karena keterbatasan suku cadang, maka akhirnya
Skadron Udara 8 dibekukan. Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor Skep/22/V/1981 tanggal 20 Mei 1981 dan Instruksi Kasau Nomor Ins/12/VI/1981 tanggal 14 Juni 1981,
Skadron Udara 8 dihidupkan lagi dengan kekuatan pesawat SA-330 Puma.
Skadron Udara 8 berdiri seiring dibentuknya Wing Operasi 004 (Wingops 004) yang membawahi
Skadron 6 dengan pesawat Mi-4 dan
Skadron Udara 7 pesawat Mi-4 dan SM-1. sedangkan
Skadron 8 pertama kali menggunakan pesawat jenis Mi-6 buatan USSR (Soviet). Pesawat Helikopter angkut berat dengan kemampuan muat barang seberat 12.000 kg, dengan rekor muat barang mencapai 20.117 kg dan mempunyai 120 tempat duduk terpasang serta memiliki kecepatan jelajah 250 km/jam dengan jumlah awak lima orang. Helikopter Mi-6 datang ke Indonesia tahun 1960-an diangkut menggunakan kapal laut dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam bentuk tidak utuh. Dari Tanjung Priok diangkut ke Pangkalan Angkatan
Udara (PAU) Cililitan (Lanud Halim Perdanakusuma) untuk dirakit ulang dan siap diterbangkan yang dipimpin oleh Kapten
Udara Atang Sendjaja. Seiring dengan waktu dan penggunaan jam terbang serta kesulitan pengadaan suku cadang, maka semua jenis pesawat helikopter buatan Eropa Timur, akhirnya lumpuh tidak dapat dioperasikan lagi yang berujung dengan dibekukannya
Skadron Udara 8.
Pada Mei 1978 TNI AU merealisasikan pengadaan pesawat SA-330 Puma buatan Prancis sebanyak enam unit untuk menggantikan pesawat-pesawat buatan Eropa Timur. Pada tahun 1980 sebanyak lima unit yang langsung diterbangkannya dari Prancis dengan rute (Paris-Abu Dhabi-Islamabad-Colombo-Medan-Jakarta). Sesuai Skep/22/V/1981 tanggal 20 Mei 1981, diambil keputusan mengaktifkan kembali
Skadron Udara 8 Angkut Berat yang lebih satu dasawarsa mengalami pembekuan dan ditunjuk Letkol Pnb Suparman menjadi Komandan
Skadron. Pada tahun 1982 bertambah lagi lima pesawat SA-330 Puma Puma buatan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN), serta Februari 1985 didatangkan dua unit Puma yang kemudian dimodifikasi menjadi Helikopter VIP, dengan nomor registrasi (HT-3317 dan HT-3318).
Pengembangan Fasilitas
Seiring reorganisasi TNI AU, pada tanggal 28 Maret 1985 Wingops 004 dibubarkan berdasarkan instruksi Kasau Nomor: Ins/03/III/1985 tanggal 12 Maret 1985, seluruh fasilitas dan personel
Skadron Udara 8 diserahkan kepada Pangkalan
Udara Atang Senjaya diikuti juga oleh
Skadron Udara 6 dan
Skadron Udara 7. Dan dengan sendirinya
Skadron Udara 6, 7 dan
8 menjadi bagian dari satuan pelaksana tugas Lanud Atang Sendjaja. Perkembangan global mengharuskan TNI khususnya TNI AU menyempurnakan struktur organisasinya, yang setelah hampir dua windu organisasi Wing tidak ada di jajaran TNI AU, maka berdasarkan Instruksi Kasau Nomor: Ins/2/II/2000 tentang pembentukan Wing jajaran Koopsau. Mengaktifkan kembali fungsi dan organisasi Wing 004 di lingkungan Lanud Atang Sendjaja dengan nama Wing
Udara 4 yang bertugas dibidang latihan sekaligus membawahi
Skadron Udara 6 dan
8 dengan Komandan Wing pertama dipercayakan kepada Kolonel Pnb Sujono. Pada awal berdirinya
Skadron Udara 8 sudah melaksanakan penerbangan VIP maupun VVIP, bahkan Presiden Soekarno mempercayakan penerbangan Istana kepada Letnan
Udara II Joem Soemarsono dengan menggunakan pesawat Helikopter jenis Bell-47 J Ranger. Dengan semakin intensifnya penerbangan Istana maka T-58 Sikorsky dan Mi-4 dijadikan pula pesawat VIP. Dengan semakin bertambahnya kekuatan pesawat, maka semakin banyak pula tugas-tugas yang harus dilaksanakan, baik yang bersifat operasi militer maupun non-militer. Tugas tersebut adalah melaksanakan penerbangan mendukung kegiatan Presiden dan Wakil Presiden.
Pada tahun 1984 dua unit pesawat SA-330 Puma (H-3304 dan H-3306) dipindahkan dari
Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja ke
Skadron Udara 17 VIP Lanud Halim Perdanakusuma beserta beberapa personel Penerbang dan Teknisi menjadi kekuatan penuh organik
Skadron Udara 17 VIP Lanud Halim Perdanakusuma. Meskipun secara administratif kedua pesawat menjadi kekuatan
Skadron Udara 17 VIP, tetapi dalam pelaksanaan penerbangannya apabila mendukung penerbangan VIP/VVIP Presiden maupun Wakil Presiden ditunjuk Komandan
Skadron Udara 8 sebagai komandan flight dalam penerbangan tersebut. Tahun 1992 bertambah kekuatan dengan kedatangan dua unit pesawat helikopter jenis NAS-332 Super Puma dengan nomor register (H-3321 dan H-3323) yang langsung diserahkan ke
Skadron Udara 17 VIP untuk mendukung kegiatan penerbangan VVIP Presiden dan Wakil Presiden. Sesuai tugas dan fungsinya
Skadron Udara 8 beserta personelnya sudah memberikan tugas dan bhaktinya kepada bangsa dan negara melalui operasi-operasi baik yang bersifat militer maupun non-militer seperti SAR, ambulans
Udara, olahraga, penanggulangan bencana alam, dan komando pengendali (Kodal) serta operasi-operasi lainnya yang membutuhkan kehadiran Helikopter.
Komandan
Referensi