Yohanes 1:1 adalah ayat pertama dari pasal pertama Injil
Yohanes, yaitu kitab keempat dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Mengungkapkan bukti keilahian Yesus Kristus, yang disebut sebagai Sang Firman, bahwa Ia sejak semula sudah ada bersama Allah Sang Pencipta, yang dikenal sebagai Allah Bapa, sebagai satu Allah Esa. Ayat ini juga menjadi landasan pengembangan teologi "Trinitarian" pada masa awal terbentuknya Alkitab.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
Yohanes 1:1 (Terjemahan Baru)
Menurut Matthew Henry (1662–1714) dalam komentarinya, Yesus disebut-sebut dalam ayat pembuka ini karena Ia adalah Anak Allah yang diutus ke dunia untuk menyatakan pikiran Bapa-Nya kepada dunia. Pembacaan sepintas dari ayat ini rupanya dimaksudkan oleh penulisnya sebagai bukti bahwa Yesus adalah Allah; bahwa Yesus ada bersama-sama dengan Allah Bapa sejak semula: Firman itu "bersama-sama" dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah.
Penerjemahan dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani Koine, ke dalam bahasa-bahasa lain menjadi sumber perdebatan sengit di antara penerjemah Alkitab.
Teks
Ayat aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
Sejumlah naskah kuno tertua yang memuat salinan ayat ini antara lain:
Papirus 75 (sekitar tahun 175-225 M),
Papirus 66 (200 M)
Codex Sinaiticus (~ 350 M),
Codex Bezae (~400 M)
Codex Alexandrinus (~ 400-440 M)
Isi
= Bahasa Kuno
=
= Bahasa Indonesia
=
Analisis
= Firman
=
Istilah "Firman" (= "kata; perkataan"; "kalam; kalimah; kalimat"; "Sabda") merupakan terjemahan dari istilah bahasa Yunani "Logos" yang secara umum sejak Kekristenan mula-mula sudah ditafsirkan merujuk kepada Yesus Kristus, sebagaimana kemudian dijabarkan dalam ayat-ayat berikutnya dalam pasal yang sama. Ayat ini dan yang lain dalam tulisan-tulisan
Yohanes menghubungkan pengertian Kristen tentang Yesus dengan ide filsafat Yunani "Logos" serta konsep Ibrani "Hikmat".
Injil
Yohanes diawali dengan menyebut Yesus "Firman itu". Dengan menggunakan istilah ini bagi Kristus,
Yohanes memperkenalkan-Nya sebagai Sabda Allah yang pribadi dan menunjukkan bahwa pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada manusia melalui Anak-Nya (Ibrani
1:1–3). Alkitab menyatakan Yesus Kristus sebagai "pelbagai ragam hikmat Allah" (1Kor 1:30; Ef 3:10–11; Kol 2:2–3) dan penyataan sempurna tentang sifat dan kepribadian Allah (Yoh 1:3–5,14,18; Kol 2:9). Sebagaimana ucapan seseorang menunjukkan hati dan pikirannya, Kristus sebagai "Firman itu" menyatakan hati dan pikiran Allah (
Yohanes 14:9). Injil
Yohanes memberikan kepada kita tiga ciri Yesus Kristus selaku "Firman itu":
1) Hubungan Firman dengan Bapa.
(a) Kristus sudah ada sejak semula bersama-sama dengan Bapa sebelum dunia ini dijadikan (Kolose 1:15). Dia sebagai Oknum sudah ada sejak kekekalan, berbeda dari, tetapi dalam persekutuan abadi dengan Allah Bapa.
(b) Kristus itu ilahi ("Firman itu adalah Allah") karena Dia bersifat dan berhakikat sama dengan Bapa (Kolose 2:9; Markus 1:11).
2) Hubungan Firman dengan dunia. Melalui Kristus, Allah Bapa menciptakan dan sekarang menopang dunia ini (
Yohanes 1:3; Kolose 1:16; Ibrani 1:2).
3) Hubungan Firman dengan umat manusia. "Firman itu telah menjadi manusia" (
Yohanes 1:14). Di dalam Yesus, Allah menjadi manusia, yaitu memiliki sifat manusia tetapi tanpa dosa. Inilah pernyataan dasar dari penjelmaan: Kristus meninggalkan sorga serta memasuki keadaan manusia lewat kelahiran alami (lihat Matius 1:23).
= Adalah
=
Menurut Matthew Henry (1662–1714) dalam komentarinya, pengidentifikasian Yesus menggunakan "adalah" dalam bentuk waktu lampau (past tense "was") karena Ia "was" ("tadinya adalah") Putra Allah yang telah dikirim ke dunia untuk menyatakan pikiran Bapa-Nya kepada dunia. Pembacaan langsung dari ayat yang ditulis oleh penginjil
Yohanes ini memberikan pengertian ayat ini sebagai bukti bahwa Yesus adalah Allah; bahwa Yesus telah ada bersama-sama (coexisted) dengan Allah Bapa dari semula, dan Firman itu was bersama-sama dengan Allah, serta Firman itu was Allah.
= Allah
=
“Jelaslah bahwa dalam terjemahan “Firman adalah Allah,” istilah Allah (God) digunakan untuk menyatakan hakikat atau sifat-Nya, dan bukan pribadi-Nya. Namun dalam penggunaan bahasa (Inggris) yang biasa, “God” (Allah) adalah kata benda biasa, merujuk kepada "Allah Bapa" atau secara bersama-sama ketiga pribadi Allah Yang Esa. Lebih lanjut, “Firman adalah Allah” menunjukkan bahwa “Firman” dan “Allah” adalah istilah yang dapat saling menggantikan, bahwa letak kata itu dapat ditukar. Tetapi Firman itu bukanlah Bapa dan bukan pula Allah Tritunggal (Trinitas)… Pernyataan ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa penjelasan.” Terjemahan Inggris oleh sejumlah penulis, misalnya James Moffatt, Hugh J. Schonfield dan Edgar Goodspeed menggunakan kata-kata "...and the Word was divine." ("dan Firman itu adalah ilahi")
Paralel
"Pada mulanya (arche) adalah Firman (logos)" dapat dibandingkan dengan:
Lukas 1:2
"Seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula (arche) adalah saksi mata dan pelayan Firman. (logos)"
1
Yohanes 1:1
"Apa yang telah ada sejak semula (arche), yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman (logos) hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu."
"...adalah Allah (Theós)" dapat dibandingkan dengan:
Kisah Para Rasul 28:6
"Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa."
Lihat pula
Berkaitan erat dengan ayat pembuka Alkitab Ibrani: Kejadian
1:1
Firman
Logos
Bagian Alkitab yang berkaitan: Kejadian 1 (Kejadian
1:1), Lukas 1, Injil
Yohanes:
Yohanes 1, 1
Yohanes 1
Referensi
Pranala luar