Bahasa Melayu Malaysia atau
Bahasa Malaysia atau
Bahasa Melayu Standar saja adalah bentuk
Bahasa Melayu yang dibakukan dan digunakan sebagai
Bahasa kebangsaan resmi di
Malaysia menurut baku yang ditetapkan oleh Dewan
Bahasa dan Pustaka
Malaysia.
Bahasa Melayu Malaysia Baku lebih dari 80% kognitif dengan
Bahasa Indonesia Baku yang seakar dan dituturkan oleh lebih dari 15 juta orang di
Malaysia.
Bahasa Melayu ini menjadi
Bahasa kebangsaan negara
Malaysia menurut Pasal 152 Undang-Undang Dasar Perserikatan
Malaysia, menyebut bahwa: "
Bahasa kebangsaan ialah
Bahasa Melayu".
Bahasa ini dituturkan oleh sebagian besar penduduk
Malaysia meskipun sebagian besarnya mempelajari bentuk
Bahasa Melayu tempatan atau
Bahasa asli lain terlebih dahulu.
Bahasa Melayu adalah mata pelajaran wajib di sekolah dasar dan menengah.
Sejarah
Pada era kemerdekaan
Malaysia, Tunku Abdul Rahman (Perdana Menteri pertama) memperkenalkan istilah "
Bahasa Malaysia" sebagai nama untuk
Bahasa kebangsaan
Malaysia karena terpengaruh dengan negara tetangga, Indonesia. Istilah ini kemudian diterima dan dipakai secara meluas. Sebenarnya istilah
Bahasa Malaysia itu tidak disumbangkan oleh Tuanku Abdul Rahman, tetapi timbul secara spontan setelah tragedi 13 Mei 1969. Hal ini terbukti dalam pemberitaan media massa pada saat tersebut. Pada saat itu, ada semacam persetujuan banyak orang terhadap istilah
Bahasa Malaysia. Namun, Undang-Undang Dasar
Malaysia tidak berubah.
Pada tahun 1986, istilah "
Bahasa Malaysia" diubah menjadi "
Bahasa Melayu". Perubahan ini dilakukan selaras dengan apa yang termaktub dalam Pasal 152 Undang-Undang Dasar Federasi
Malaysia, yaitu: "
Bahasa kebangsaan ialah
Bahasa Melayu".
Pada tahun 2007, terjadi kebingungan dalam kalangan masyarakat dan kabinet mengenai istilah
Bahasa resmi negara apakah "
Bahasa Melayu" atau "
Bahasa Malaysia" yang sebenarnya betul. Pada 4 Juni 2007, Kabinet
Malaysia telah memutuskan untuk mengubah penggunaan istilah "
Bahasa Melayu" menjadi "
Bahasa Malaysia" karena ingin menanamkan semangat persatuan kaum dalam kalangan rakyat (tetapi tidak berhasil). Kabinet mengarahkan semua kementerian, universitas, dan pusat pendidikan tinggi untuk memberi tahu departemen serta lembaga terkait untuk menggunakan istilah "
Bahasa Malaysia" dalam surat-menyurat, pemberitahuan, dan dokumen. Namun, hal itu tidak dapat dilaksanakan karena pasal 152 undang-undang dasar
Malaysia jelas mengatakan
Bahasa resmi negara adalah
Bahasa Melayu dan bukannya
Bahasa Malaysia.Perkara 152.
Bahasa kebangsaan
(1)
Bahasa kebangsaan ialah
Bahasa Melayu dan hendaklah dalam tulisan yang diperuntukkan melalui undang-undang oleh Parlimen:
Dengan syarat bahawa-
(a) tiada seorang pun boleh dilarang atau dihalang daripada menggunakan (selain bagi maksud rasmi), atau daripada mengajarkan atau belajar, apa-apa
Bahasa lain; dan
(b) tiada apa-apa jua dalam Fasal ini boleh menjejaskan hak Kerajaan Persekutuan atau hak mana-mana Kerajaan Negeri untuk memelihara dan meneruskan penggunaan dan pengajian
Bahasa mana-mana kaum lain di dalam Persekutuan.
[Terjemahan: Pasal 152.
Bahasa Kebangsaan (1)
Bahasa kebangsaan adalah
Bahasa Melayu dan hendaknya ditulis dalam tulisan yang ditetapkan melalui undang-undang oleh parlemen.Dengan syarat bahwa(a) tidak seorang pun dapat dilarang atau dicegah untuk menggunakan (selain untuk tujuan resmi) atau untuk mengajarkan atau belajar
Bahasa lain apa pun,(b) tidak ada apa pun dalam hal ini yang dapat memengaruhi hak pemerintah Federasi atau pun hak pemerintah negara bagian mana saja untuk melestarikan dan melanjutkan penggunaan dan pengkajian
Bahasa kaum lain di dalam Federasi]
Pada tahun 2022, perdana menteri
Malaysia yang ke-9 yaitu Ismail Sabri mendapat kritik dari Indonesia karena berhasrat ingin menjadikan
Bahasa Melayu sebagai
Bahasa resmi kedua ASEAN dengan memasukkan jumlah penutur
Bahasa Indonesia sebagai penutur
Bahasa Melayu. Menteri Indonesia Nadiem Makarim dengan tegas menolak usulan
Malaysia untuk menjadikan
Bahasa Melayu sebagai
Bahasa kedua ASEAN karena menurutnya
Bahasa Indonesia lebih layak. Menurut Wakil Ketua Majelis Guru Besar Nasional (MPN), Profesor Dr Kamaruddin M. Said berkata " selagi
Malaysia bersikeras menamakan
Bahasa resmi negara adalah
Bahasa Melayu dan bukannya
Bahasa Malaysia selagi itu Indonesia akan menolak kita". Perbincangan ini sekaligus memengaruhi status nama
Bahasa resmi
Malaysia yang jelas menyebut
Bahasa Melayu.
Sistem penulisan
Penulisan
Bahasa Melayu telah mengalami beberapa perubahan dan menggunakan beberapa jenis sistem penulisan yang saling berganti. Sistem yang pertama dipakai adalah aksara Pallawa yang berasal dari India. Kemudian aksara Kawi dan aksara Rencong juga pernah digunakan. Dengan penyebaran agama Islam, penggunaan sistem tulisan Jawi berkembang di negeri-negeri
Melayu sejak abad ke-15. Pada pengujung abad ke-19, sistem aksara Romawi mulai digunakan dalam penulisan
Bahasa Melayu.
Pada zaman pascamodern,
Bahasa Melayu biasanya ditulis dalam aksara Romawi. Aksara Romawi merupakan sistem penulisan resmi
Bahasa Melayu seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar
Malaysia. Abjad Jawi kini sangat jarang digunakan tetapi tetap sebagai sistem tulisan alternatif terutama untuk upacara keagamaan.
Bahasa Melayu Malaysia kini menggunakan sistem Ejaan Rumi Baharu
Bahasa Melayu yang telah diisytiharkan penggunaannya pada 16 Agustus 1972 oleh Perdana Menteri
Malaysia, Abdul Razak Hussein dan Presiden Indonesia, Soeharto. Dengan persetujuan ini,
Bahasa Melayu di
Malaysia dan
Bahasa Indonesia menggunakan sistem ejaan yang sama untuk sistem aksara Romawi untuk kedua
Bahasa tersebut.
Lingkup penggunaan
Bahasa Melayu dijadikan
Bahasa resmi tunggal Perserikatan dan negara-negara bagian di Semenanjung Malaya pada 1968, sedangkan di Sabah dan Sarawak,
Bahasa Melayu diakui sebagai
Bahasa resmi di samping
Bahasa Inggris.
Kata serapan
Sebagian besar kata
Bahasa Melayu Malaysia diserap dari
Bahasa Sanskerta, Tamil, Hindustan, Persia, Portugis, Belanda, rumpun
Bahasa Sinitik, Arab, dan belakangan ini,
Bahasa Inggris (khususnya banyak istilah ilmiah dan teknologi).
Bahasa Melayu Malaysia juga telah dipengaruhi secara leksikal oleh
Bahasa Indonesia, sebagian besar melalui kepopuleran drama, sinetron, dan musik Indonesia.
Penggunaan saat ini
= Frasa sederhana
=
Di
Malaysia, biasanya masyarakat
Melayu bertegur sapa sesama sendiri dengan ucapan salam, tetapi ucapan formal seperti "Selamat pagi" atau "Selamat sejahtera" turut digunakan untuk penutur bukan Islam. Ucapan "Hai" juga sering digunakan ketika bertegur dengan sesama teman-teman, sebagaimana kata "Bye-bye" (Indonesia: dadah) ketika pamit untuk pergi.
= Bahasa pasar serta penggunaan kontemporer
=
Bahasa Melayu Pasar turut termasuk sejumlah kata
Bahasa gaul (slang), terbentuk dari pengubahsuaian kata-kata dalam
Bahasa Melayu Baku
Malaysia ataupun dicomot dari
Bahasa lain, sering digunakan terutama di kalangan masyarakat kota, yang mungkin sukar dipahami di kalangan generasi terdahulu, contohnya awek (gadis); balak (jejaka); usha (memperhatikan); skodeng (intip); cun (cantik); poyo/slenge (buruk) dll. Kata ganti yang baru turut direka dengan menggunakan gabungan kata ganti yang sudah ada dengan kata orang, contohnya kitorang (kita + orang, menggantikan kata kami); korang (kau + orang, untuk merujuk kepada banyak orang dan menggantikan kata kalian); diorang atau derang (dia + orang, menggantikan kata mereka).
Sejumlah penutur
Bahasa Melayu Malaysia, terutama di Kuala Lumpur, juga sering berganti
Bahasa (beralih kode) antara
Bahasa Melayu dengan
Bahasa Inggris, yang kemudian membentuk
Bahasa rujak (
Bahasa gado-gado). Contoh pinjaman kata yang digunakan adalah: Bestlah tempat ni (Bagus ya tempat ini); kau ni terror lah (Kamu ini hebat sekali). Akibatnya, fenomena ini melahirkan rasa kurang senang di kalangan pencinta
Bahasa di
Malaysia, yang sering memperjuangkan penggunaan
Bahasa kebangsaan dengan betul.
Berikut merupakan beberapa kependekan yang sering digunakan oleh remaja
Melayu Malaysia:
Lihat juga
Perbedaan antara
Bahasa Melayu Baku dan
Bahasa Indonesia
Perbedaan pelafalan
Bahasa Melayu dan
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu
Abjad Jawi
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu Brunei (dialek)
Bahasa Inggris
Malaysia
Bahasa rujak
Politik
Bahasa
Manglish
Bahasa Isyarat
Malaysia
Rujukan
Pranala luar
Kamus
Bahasa Melayu Malaysia Daring - Dewan
Bahasa dan Pustaka
Dewan
Bahasa dan Pustaka (Institute of Language and Literature
Malaysia, in Malay only)
Malay Online Web Application with 40 Interactive Free Lessons
Malay - English Online Dictionary (from Malay to English only) Diarsipkan 2010-05-27 di Wayback Machine. from Webster's Dictionary Diarsipkan 2013-06-29 di Wayback Machine.
Malay - English - Chinese Online Dictionary (cari.com.my) Diarsipkan 2010-05-29 di Wayback Machine.
Online Malay Text-to-Speech Demo Diarsipkan 2009-02-20 di Wayback Machine.
The Malay Spelling Reform Diarsipkan 2010-07-06 di Wayback Machine., Asmah Haji Omar, (Journal of the Simplified Spelling Society, 1989-2 pp. 9–13 later designated J11)
Pogadaev, V.A., Rott, N. V. Kamus
Bahasa Russia -
Bahasa Melayu Malaysia. Lebih kurang 30.000 perkataan. Moscow: Russky Yazik, 1986
Templat:
Bahasa Melayu Tempatan