Beras Jepang adalah
Beras yang mempunyai bulir yang pendek serta tumbuh dan diproduksi asli di
Jepang.
Beras Jepang memiliki kadar amilosa sebanyak 12-15%. Tekstur yang dimiliki oleh
Beras Jepang yaitu lengket, hingga mampu dimakan dengan menggunakan sumpit. Berdasarkan sejarah, petani
Jepang menanam padi sebagai cara untuk membayar pajak prajurit. Sedangkan para petani tersebut lebih memilih untuk mengonsumsi biji-bijian. Di Zaman Edo (1603-1868), hasil panen cukup melimpah, hingga masyarakat
Jepang bisa mencicipi nasi sebagai hidangan makanan sehari-hari. Selain itu, di
Jepang Beras digunakan dalam ritual keagamaan sebagai persembahan untuk leluhur mereka, dan sebagai tanda terima kasih kepada roh leluhur mereka. Di tahun 1960, pemerintah
Jepang mengatur secara ketat tentang produksi
Beras. Hal ini berdampak terhadap tersedianya
Beras di seluruh pasar domestik
Jepang. Namun, gaya hidup masyarakat
Jepang mengakibatkan penurunan jumlah konsumsi terhadap
Beras. Masyarakat
Jepang merupakan konsumen
Beras terbesar ke-50, dengan total rata-rata jumlah harian konsumsinya 119 gram per penduduk.
Dampak globalisasi, makanan
Jepang kini semakin terkenal di berbagai negara. Hal ini berdampak terhadap daya ekspor
Beras Jepang ke berbagai negara. Ekspor
Beras Jepang semakin meningkat. Di tahun 2015 sekitar 7.640 ton
Beras Jepang diekspor, dan jumlah tersebut telah meningkat menjadi 17.381 ton pada tahun 2019. Di tahun 2020, angka ekspor semakin meningkat mencapai 13.556 ton untuk periode Januari-September.
Beras yang didistribusikan di seluruh dunia terbagi menjadi dua varietas utama yaitu, japonica dan indica. Padi yang dibudidayakan di
Jepang adalah varietas japonica, yang biasanya memiliki butiran pendek dan bulat yang kontras dengan varietas indica yang memiliki butir yang panjang.
Tradisi
Beras menjadi makanan pokok bagi masyarakat
Jepang, serta menjadi unit dasar bagi sistem perekonomian di
Jepang. Proses penanaman padi di
Jepang dipengaruhi oleh Cina. Masyarakat
Jepang mulai menanam padi pada saat musim panas. Dari proses penanaman padi tersebut, melahirkan budaya seremonial tentang padi di
Jepang. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya seremonial sebelum penanaman padi, dengan cara melakukan penyemaian kepada dewa. Padi tersebut dinamakan dengan Dewi Padi atau inarisama, yang kelak akan berubah menjadi hewan yang dinamakan rase. Salah satu seremonial yang berkaitan dengan padi di
Jepang di antaranya festival Matsuri yang berasal dari upacara penanaman padi.
Jenis
Jenis pertama dari
Beras Jepang yaitu
Beras putih. Dahulu di zaman Genroko (1688-1704),
Beras jenis ini hanya bisa dinikmati bagi kalangan elit saja. Di zaman Meiji (1868-1912) akibat industrialisasi biaya produksi menjadi rendah, hingga konsumsi
Beras putih bisa dinikmati oleh penduduk
Jepang. Jenis kedua, ada
Beras merah yang tersedia secara luas di
Jepang. Jenis ketiga yaitu
Beras ketan, yang memiliki tekstur yang lebih kenyal dan biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat makanan penutup, seperti moci. Selain tiga jenis
Beras Jepang tersebut, ada jenis
Beras yang bernama Koshihikari. Koshihikari disebutkan sebagai nasi terlezat, dan menempati posisi teratas dalam varietas
Beras Jepang. Dari tahun 1996 hingga 2019, itu menyumbang 30% dari
Beras nasional untuk dikonsumsi masyarakat yang ditanam di
Jepang. Kota Niigita merupakan sentra produksi
Beras Jepang jenis Koshihikari. Ada juga
Beras yang bernama Hitomebore, yang merupakan salah satu jenis
Beras Jepang yang termasuk dalam kategori
Beras dengan biji yang pendek.
Beras jenis ini merupakan pengembangan dari jenis
Beras Koshihikari yang diproduksi di Kota Miyagi. Secara bahasa Hitomebore memiliki arti cinta pada pandangan pertama.
Beras ini diolah menjadi makanan susyi atau dihidangkan bersama kari
Jepang.
Cara Tanam
Proses penanaman padi di
Jepang sudah menggunakan teknologi mesin sepenuhnya. Jenis mesin yang digunakan pada saat penanaman bibit memiliki sifat self-propulsion type atau bisa digerakkan sendiri. Pembibitan padi dilakukan dengan cara menyemai 200 gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm di dalam ruangan yang gelap hingga berkecambah. Pembibitan padi di
Jepang disesuaikan untuk lahan tanah seluas 50 samapi 200 ha (sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat dengan seragam, dimana di dalamnya juga dilengkapi dengan proses desinfektan benih dan pencampuran pupuk.
Manfaat
Salah satu kandungan yang terdapat dalam
Beras Jepang yaitu squalane oil paling tinggi, yang berfungsi menjadikan kulit selalu lembab, juga karena mengandung vitamin E dan antioksidan. Kandungan vitamin dan mineral yang tinggi dalam
Beras Jepang juga mampu mengurangi bintik hitam pada kulit wajah. Kandungan vitamin C dan vitamin B3 mampu mencerahkan warna kulit. Mengonsumsi
Beras Jepang jenis shirataki mampu menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh. Dengan menurunnya kadar kolesterol di dalam tubuh berdampak terhadap pencegahan penyakit jantung bagi tubuh.
Olahan
= Donburi
=
Donburi merupakan makanan yang berbahan dasar nasi putih, yang dilengkapi dengan lauk seperti daging, ikan, dan lain sebagainya. Selain itu, kuahnya dicampur dengan rumput laut dan kecap asin. Jenis-jenis donburi yaitu unadon (campuran nasi dengan belut), tendon (campuran nasi dengan tempura), gyudon (campuran nasi dengan daging sapi), oyakodon (campuran nasi dengan ayam dan telur), katsudon (campuran nasi dengan irisan daging babi yang digoreng dalam lapisan tepung roti), juga kaisendon (campuran nasi dengan makanan laut). Donburi merupakan hidangan kuno pada Zaman Muromachi (1336-1573) yang dulu disebut "hohan". Hidangan tersebut berupa nasi dengan sayuran, kaldu, dan bahan lainnya.
= Onigiri
=
Onigiri merupakan makanan khas
Jepang, yang berbentuk nasi kepal. Penyajiannya nasi kepal tersebut dibentuk menjadi segitiga, atau bulat lalu dibungkus oleh rumput laut yang sudah kering atau biasa disebut nori. Isiannya bisa ikan tuna, sayuran, salmon, daging sapi, hingga daging ayam.
= Ochazuke
=
Ochazuke merupakan makanan tradisional
Jepang di mana nasi dicampurkan dengan teh dalam proses memasaknya. Hal tersebut dilakukan agar nasi
Jepang tetap hangat. Olahan ochazuke sudah ada sejak 300 tahun yang lalu. Kini, Ochazuke menjadi makanan tradisional di
Jepang yang disajikan bersama sup dan kari.
Referensi