Gurindam adalah salah satu jenis puisi yang memadukan antara sajak dan peribahasa. Jumlah baris pada
Gurindam hanya dua dengan rima a-a.
Gurindam berisi ajaran yang berkaitan dengan budi pekerti dan nasihat keagamaan. Baris pada
Gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Syarat merupakan baris pertama dan akibat sebagai baris kedua. Baris pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama.
Istilah
Gurindam berasal dari bahasa Sanskerta kirindam yang artinya adalah perumpamaan. Bahasa ini sudah mulai berkembang pada saat pengaruh Hindu masuk ke Indonesia yang menggunakan bahasa Tamil di India. Pengaruh Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta India pada abad ke-5 M. Pengaruh peradaban Hindu di masa lalu, sempat berjaya di Indonesia dan berhasil mendirikan banyak kerajaan terutama pada abad ke-7.
Gurindam umumnya berisikan nasehat atau semacam kata-kata mutiara.
Ciri
Gurindam memiliki dua buah baris pada setiap baitnya.
Setiap baris terdapat 10 sampai dengan 14 kata.
Terdapat hubungan sebab akibat pada tiap barisnya.
Pada setiap baris memilki rima maupun saja A-A, B-B, C-C, D-D dan seterusnya.
Isi kesimpulan atau maksud dari
Gurindam terdapat pada baris kedua.
Isi keimpulan atau maksud berbentuk nasehat, filosofi, atau sebagainya.
Jenis
Gurindam berangkai merupakan salah satu bentuk
Gurindam yang bercirikan dengan tutur yang sama pada baris pertama di setiap baitnya. Contoh
Gurindam berangkai:
Lakukan saja apa yang menurutmu benar
Lakukan saja apa yang menurutmu pantas.
Hidup hanya bergantung pada hati
Karena hidup hanya sesaat dan kemudian mati.
Bukalah pintu cinta dihatimu
Jangan pintu cinta dimatamu.
Gurindam berkait merupakan salah satu bentuk
Gurindam yang ditandai dengan adanya hubungan satu sama lain antara bait pertama dengan bait-bait berikutnya. Contoh
Gurindam berkait:
Siapa yang enggan sesat dunia akhirat
Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat.
Jika segera bertaubat sebelum akhir zaman
Maka akan mendapatkan yang namanya selamat.
Apabila tidak suka memberi
Maka janganlah suka mencaci.
Pengarang
Gurindam yang terkenal dan orang pertama yang menjelaskan definisi
Gurindam secara lengkap adalah Raja Ali Haji. Beliau adalah saudara sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857).
Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang terkenal berjudul “
Gurindam Dua Belas”.
Gurindam Dua Belas adalah hasil refleksi yang mendalam dari religiusitas Raja Ali Haji. Hasil refleksi itu diperolehnya dari seluruh pergumulan hidupnya berhadapan dengan kehidupan sosial ekonomi, adat istiadat, peradaban dan pola pikir masyarakatnya yang diikat kuat oleh penghayatan religiusitas.
Gurindam ini berisi tentang persoalan akidah dan tasawuf, rukun Islam, syariat Islam, budi pekerti atau akhlak dan konsep pemerintahan.
Gurindam Dua Belas berisi 12 pasal yang merupakan nasihat Ali Haji untuk masyarakat Pulau Penyengat di Kepulauan Riau yang dibuat ketika berusia 38 tahun. Sastrawan Melayu bergelar pahlawan nasional ini menyelesaikan karya gurindamnya pada 23 Rajab 1264 Hijriah atau tahun 1847. Raja Ali Haji adalah sastrawan yang memperkenalkan budaya tulis untuk karya sastra yang telah dihasilkannya. Contohnya dalam pengantar
Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji mencantumkan tanggal penulisan karya, menuliskan arti
Gurindam, perbedaan
Gurindam dengan syair dan manfaat
Gurindam.
= Penggalan Gurindam Dua Belas
=
Barangsiapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barangsiapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma'rifat.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudharat.
Referensi
Pranala luar
http://www.bicarasufi.com/bscweb/muntahi/fansuri01/fansuri01-base.htm Diarsipkan 2004-12-07 di Wayback Machine.