Hubungan baik dengan Allah adalah konsep
Hubungan baik antara manusia
dengan Allah dalam ajaran Islam. Dalil untuk membentuk
Hubungan baik oleh manusia kepada
Allah ialah Surah An-Nisa' ayat 36.
Hubungan baik manusia kepada
Allah berfungsi untuk memenuhi tujuan penciptaan manusia yaitu ibadah hanya kepada
Allah. Pengaturan
Hubungan baik dengan Allah dibahas dalam syariat Islam melalui Al-Qur'an dan hadis. Perwujudan
Hubungan baik dengan Allah tampak pada akhlak yang dimiliki oleh individu manusia.
Allah telah menetapkan hikmah dari penetapan
Hubungan baik manusia kepada-Nya. Tiap individu manusia memiliki kedudukan yang setara dalam hubungannya
dengan Allah. Bentuk
Hubungan baik dengan Allah ada dua yaitu
Hubungan ketuhanan dan
Hubungan penghambaan.
Hubungan ini dinyatakan dalam surah-surah dalam Al-Qur'an terutama Surah Al-Fatihah, Surah Al-Baqarah, Surah Ali Imran dan Surah An-Nisa'.
Dalil
Hubungan baik dengan Allah merupakan salah satu jenis
Hubungan yang dimiliki oleh seorang muslim. Kedudukannya sama
dengan Hubungan baik dengan manusia. Kedua jenis
Hubungan ini diisyaratkan dalam Surah An-Nisa' ayat 36. Dalam ayat ini,
Hubungan baik dengan Allah disebutkan terlebih dahulu melalui perintah penyembahan hanya kepada
Allah dan larangan menyembah selain-Nya. Lalu dilanjutkan
dengan Hubungan baik dengan sesama manusia yang meliputi orang tua, kerabat, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Akhir hayat ini mengisyaratkan
Hubungan baik dengan Allah dengan tidak menyombongkan dan membanggakan diri
dengan sesama manusia.
Fungsi
Hubungan baik kepada
Allah merupakan salah satu
Hubungan untuk memenuhi tujuan penciptaan manusia. Tujuan ini ialah beribadah kepada
Allah.
Hubungan baik kepada
Allah ini merupakan bentuk keseimbangan antara urusan manusia di dunia dan urusan manusia di akhirat.
Allah memerintahkan manusia untuk tidak sekadar beribadah pada Surah Az-Zariyat ayat 56. Tujuannya agat tiap kegiatan manusia memiliki nilai ibadah di sisi
Allah.
Pengaturan
Hubungan antara manusia
dengan Allah diatur dalam ibadah. Pengaturan
Hubungan ini masuk dalam ketentuan syariat Islam. Petunjuk atas ketentuan-ketentuannya disebutkan di dalam Al-Qur'an. Setelah itu, perincian
Hubungan baik dengan Allah dinyatakan lagi dalam kitab-kitab hadis yang berasal dari Muhammad dalam perannya sebagai rasul utusan
Allah.
Dalam syariat Islam, manusia berhubungan
dengan Allah secara vertikal. Manusia menjadi yang wajib melaksanakan ibadah kepada
Allah. Ibadah-ibadah kepada
Allah dinamakan ibadah khusus dan terdiri antara lain salat, puasa, zakat dan haji. Penamaannya sebagai ibadah khusus karena tata cara pelaksanaannya telah ditetapkan secara pasti oleh
Allah dan telah diberikan contoh secara terperinci oleh Muhammad sebagai nabi utusan
Allah dalam Islam.
Perwujudan
Perwujudan
Hubungan antara
Allah dengan manusia dilihat pada akhlak manusia. Akhlak pada dasarnya merupakan sebuah media untuk komunikasi antara
Allah dengan manusia dalam hubungannya sebagai pencipta dan yang diciptakan. Perwujudan ini terjadi ketika komunikasi antara manusia
dengan Allah telah berlangsung secara timbal balik.
Kedudukan
Allah telah mengatur
Hubungan manusia
dengan-Nya melalui syariat Islam. Tujuan yang jelas telah ditetapkan oleh
Allah atas tiap aturan yang dibuat oleh-Nya. Kejelasan ini berlaku terhadap penetapan maupun hikmah dari penetapannya.
Allah menetapkan pola
Hubungan manusia
dengan-Nya sebagai bentuk dari kasih sayang
Allah dalam kedudukannya sebagai Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang.
Tiap individu manusia memiliki kedudukan yang setara dalam pengadaan
Hubungan baik dengan Allah. Permohonan dan doa kepada
Allah oleh tiap individu manusia dapat dilakukan tanpa perantaraan apapun. Karena itu, dalam ajaran Islam tidak dikenal sistem kependetaan. Namun para nabi dan rasul memiliki keterikatan
Hubungan baik dengan Allah lebih dekat dibandingkan
dengan individu manusia lainnya.
=
Hubungan baik dengan Allah oleh manusi bersifat ketuhanan ketika disertai
dengan pengetahuan terhadap ajaran dan kitab yang diberikan oleh
Allah. Penyampaian
Hubungan ini mencapai sifat kedekatan
Hubungan ketika disampaikan pula kepada manusia lainnya. Surah Ali Imran ayat 79 menjelaskan mengenai
Hubungan baik dengan Allah dalam konteks
Hubungan ketuhanan. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia yang mengetahui tentang
Allah dan mengajarkan pengetahuannya kepada manusia lainnya yang sedang mencari pengetahuan tentang
Allah sambil mengajaknya hanya untuk menyembah
Allah berdasarkan ajaran dari kitab
Allah, maka ia telah membentuk
Hubungan baik dengan Allah. Ajaran Islam dalam konteks
Hubungan ketuhanan bertujuan untuk memberikan keridaan dari
Allah kepada manusia yang dilandasi oleh pembentukan
Hubungan baik antara manusia
dengan Allah.
Pola
Hubungan baik dengan Allah juga digambarkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 152. Dalam ayat ini,
Allah memberikan nikmat kepada manusia sebagai tanda
Hubungan-Nya
dengan manusia. Karena nikmat ini,
Allah melarang manusia untuk mengingkari pemberian-Nya. Selain itu, manusia diperintahkan untuk mengingat dan bersyukur kepada
Allah.
Hubungan timbal balik terbentuk ketika
Allah juga mengingat manusia yang mengingat dan bersyukur kepada-Nya.
Hubungan baik dengan Allah juga digambarkan pada ayat pertama dalam Surah An-Nisa'. Ayat ini menyatakan bahwa manusia diciptakan dari pribadi yang tunggal. Lalu
Allah kemudian menciptakan pasangan yang disebut istri bagi pribadi yang tunggal. Dari pasangan ini kemudian lahirlah banyak laki-laki dan perempuan. Setelah itu, manusia diperintahkan untuk tawakal dan bertakwa kepada
Allah. Perintah ini karena
Allah selalu memberikan penjagaan dan pengawasann-Nya kepada manusia. Alasan lain atas perintah ini ialah karena nama
Allah selalu dijadikan sebagai tempat meminta di antara para manusia. Di akhir ayat ini,
Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga
Hubungan kekeluargaan.
=
Hubungan penghambaan berkaitan
dengan kedudukan manusia sebagai hamba
Allah. Manusia dalam
Hubungan ini diwajibkan untuk melaksanakan ibadah kepada
Allah. Dalam penghambaan kepada
Allah, kesadaran akan
Hubungan lain muncul dari diri manusia terhadap dirinya sendiri, dari diri individu kepada masyarakat serta dari individu kepada alam sekitarnya. Kesadaran ini dapat terjadi setelah terjadi proses pendidikan.
Lihat pula
Hubungan manusia dalam Islam
Referensi
= Catatan kaki
=
= Daftar pustaka
=
Bakhtiar, Nurhasanah (2018). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PDF). Sleman: Aswaja Pressindo. ISBN 978-602-18663-1-3.
Imawan, Dzulkifli Hadi (2020). Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. ISBN 978-602-450-440-3.
Rohidin (2020). Pendidikan Agama Islam: Sebuah Pengantar (PDF). Yogyakarta: FH UII Press. ISBN 978-602-53159-2-3.