Stasiun Merak (MER) merupakan
Stasiun kereta api kelas II yang terletak di Tamansari, Pulomerak, Cilegon.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 meter ini merupakan
Stasiun kereta api aktif paling barat di Pulau Jawa yang dikelola oleh KAI Commuter. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di
Stasiun ini, yaitu Commuter Line
Merak.
Sebelumnya,
Stasiun ini juga melayani kereta api penumpang jarak jauh dan kereta api lokal seperti KA Kalimaya, Patas
Merak, dan Krakatau. Per 1 April 2017, KA Kalimaya dan Patas
Merak dinyatakan berhenti beroperasi karena digantikan oleh layanan baru KRL Commuter Line Rangkasbitung, dan pada tanggal yang sama rute KA Lokal
Merak dipangkas menjadi hanya Rangkasbitung-
Merak PP saja, dari yang sebelumnya Tanah Abang-
Merak PP. Pada 17 Juli 2017, KA Krakatau ikut dipangkas rutenya menjadi Pasar Senen-Blitar PP dari yang sebelumnya
Merak-Blitar PP, dan namanya diganti menjadi KA Singasari.
Sejarah
Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.
Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung, jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899. Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.
Jalur kereta api dari
Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900, yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di
Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah
Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan
Merak yang lebih dekat untuk menyebrang ke Lampung.
Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke
Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar. Titik awal dari keberangkatan kereta-kereta pengumpan (feeder) yang mengarah ke
Stasiun Merak ini adalah di
Stasiun Tjilegon (Cilegon).
Stasiun ini adalah 1 dari 3
Stasiun terminus yang terletak di ujung barat Pulau Jawa selain Anyer Kidul dan Labuan, serta merupakan
Stasiun terbesar ke-3 di lintas Rangkasbitung-
Merak selain
Stasiun Serang dan
Stasiun Rangkasbitung. Nama
Merak sendiri diambil dari nama kampung tempat letak
Stasiun ini berada.
Bangunan
Stasiun yang sekarang ini merupakan
Stasiun pindahan baru, dan bukan bangunan asli peninggalan Staatsspoorwegen. Pada awalnya,
Stasiun Merak memiliki sebuah atap kanopi yang terbuat dari kayu, serta masih bersisian langsung dengan laut dan dermaga. Diperkirakan, kanopi ini dirobohkan saat masa kemerdekaan.
Stasiun ini memiliki sebuah turntable, dan jalur cabang yang mengarah Pelabuhan Indah Kiat untuk kereta api angkutan bubur kertas. Jalur dan turntable ini kini sudah dibongkar hingga hilang tak berbekas.
Bangunan
Stasiun yang asli telah dirobohkan untuk pembangunan terminal penyeberangan kapal feri sejak akhir dekade 1980-an menjadi kantor Pelabuhan ASDP
Merak.
Bangunan dan tata letak
Pada awalnya,
Stasiun Merak memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 4 merupakan sepur lurus. Jalur 2 digunakan untuk pemberhentian maupun parkir rangkaian kereta api penumpang, jalur 1 digunakan untuk jalur langsir lokomotif, serta jalur 3 dan 4 digunakan sebagai sepur simpan yang kini sudah jarang sekali digunakan. Namun, jalur 4 dan weselnya sudah diputus dari jalur utama dan ditimbun aspal sehingga jalur 3 kini menjadi sepur lurus. Terdapat pula bekas gerbong barang terbengkalai di jalur 4 ini.
Stasiun ini dilengkapi dengan dua peron penumpang yang berukuran agak tinggi dan satu peron yang berukuran rendah.
Stasiun ini termasuk dalam area Pelabuhan
Merak milik PT ASDP Indonesia Ferry. Oleh karena itu, setiap orang yang tiba di
Stasiun ini dan ingin pindah moda dengan kapal feri diwajibkan untuk membayar masuk area pelabuhan.
Di waktu yang akan datang, beredar kabar bahwa PT Kereta Api Indonesia berencana akan memindahkan lokasi
Stasiun Merak. Kepala Humas (Kahumas) PT KAI Daop I Jakarta Eva Chairunisa menjelaskan bahwa hal ini dilakukan guna penataan kawasan agar fasilitas transportasi di Pelabuhan
Merak menjadi lebih baik lagi.
Insiden
Pada 28 September 1980, lokomotif BB303 15 menabrak sepur badug dan hampir tercebur ke laut karena melaju dengan kecepatan yang terlalu tinggi saat ingin memutar posisi lokomotif di turntable. Pada saat itu lokasi
Stasiun Merak masih bersisian langsung dengan laut dan dermaga.
Layanan kereta api
= Lokal (Commuter Line)
=
Galeri
Referensi