25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia adalah daftar spesies
Primata Paling Terancam Punah yang dipilih dan diterbitkan oleh International Union for Conservation of Nature Species Survival Commission Primate Specialist Group (IUCN/SSC PSG), International Primatological Society (IPS), dan Conservation International (CI). Daftar 2012–2014 ditambahkan Bristol Conservation and Science Foundation (BCSF) kepada daftar penerbit. IUCN/SSC PSG bekerja sama dengan CI untuk memulai daftar tersebut pada 2000, tetapi pada 2002, saat Kongres International Primatological Society ke-19, para primatologis meninjau dan memperdebatkan daftar tersebut, menghasilkan revisi 2002–2004 dan dorongan dari IPS. Publikasi tersebut sejak itu telah menjadi proyek bersama antara tiga organisasi konservasi dan telah direvisi setiap dua tahun setelah Kongres dwitahunan IPS. Dimulai dengan laporan 2004–2006, judulnya diubah menjadi "Primates in Peril: The World's
25 Most Endangered Primates". Pada tahun yang sama, daftar tersebut melaui menyediakan informasi tentang setiap spesies, termasuk status konservasi mereka dan ancaman-ancaman yang mereka hadapi
di alam liar. Teks spesies ditulis dalam kolaborasi dengan para pakar dalam bidang tersebut, dengan 60 orang berkontribusi pada laporan 2006–2008 dan 85 orang berkontribusi pada laporan 2008–2010. Laporan 2004–2006 dan 2006–2008 diterbitkan dalam jurnal IUCN/SSC PSG Primate Conservation, sementara laporan 2008–2010 dan 2010-2012 diterbitkan sebagai publikasi-publikasi independen oleh seluruh tiga organisasi yang berkontribusi.
25 spesies pada daftar 2012–2014 tersebar
di 16 negara. Negara dengan spesies terbanyak pada daftar tersebut adalah Madagaskar (enam spesies), Vietnam (lima spesies), dan Indonesia (tiga spesies). Daftar tersebut terpecah dalam empat wilayah yang berbeda: pulau Madagaskar, benua Afrika, benua Asia termasuk kepulauan Indonesia, dan Neotropis (Amerika Tengah dan Selatan). Lima spesies masuk pada seluruh tujuh daftar yang diterbitkan: Propithecus candidus, langur Delacour (Trachypithecus delacouri), langur berkepala emas (Trachypithecus poliocephalus poliocephalus), Pygathrix cinerea, dan monyet berhidung pesek Tonkin (Rhinopithecus avunculus).
Menurut Russell Mittermeier, presiden CI, tujuan daftar tersebut adalah "untuk menyoroti [spesies-spesies
Primata] yang
Paling berisiko, menggaet perhatian masyarakat, mendorong pemerintah-pemerintah nasional untuk bertindak lebih, dan secara khusus untuk menemukan sumber-sumber daya untuk secara khusus memenuhi ukuran konservasi yang dibutuhkan." Spesies yang dipilih pada daftar tersebut berdasarkan pada dua alasan utama: ukuran populasi yang sangat kecil dan penurunan jumlah sangat cepat. Alasan-alasan tersebut banyak dipengaruhi oleh kehilangan habitat dan perburuan, dua ancaman terbesar yang
Primata-
Primata hadapi. Secara lebih speisifik, ancaman-ancaman yang dicantumkan dalam laporan tersebut meliputi penggundulan hutan karena pertanian tebang dan bakar, pembersihan untuk pertanian, produksi arang, kebakaran hutan, penebangan ilegal, tebang pilih, pertambangan, pembangunan lahan dan produksi tanaman dagang; fragmentasi hutan; ukuran populasi kecil; penangkapan hidup-hidup untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis; dan perburuan untuk daging semak dan pengobatan tradisional.
Keterangan
Daftar saat ini
Bekas anggota daftar
Dengan setiap publikasi baru, spesies dapat ditambahkan maupun dihapus dari daftar. Dalam beberapa kasus, penghapusan dari daftar mensignifikansikan pengaruh atas spesies tersebut. Dengan publikasi daftar 2006–2008, empat spesies dihapuskan karena upaya konservasi yang meningkat: tamarin singa hitam (Leontopithecus chrysopygus), tamarin singa emas (Leontopithecus rosalia), gorila gunung (Gorilla beringei beringei), dan sifaka Perrier (Propithecus perrieri). Pada 2008, tamarin singa hitam berubah menjadi sangat
Terancam Punah menjadi
Terancam dan tamarin singa emas sama-sama dipromosikan pada 2003 setelah tiga dekade upaya konservasi kolaboratif oleh kebun binatang dan institusi lainnbya. Spesies yang sangat dilindungi semacam itu masih memiliki populasi yang sangat kecil, dan karena penggundulan hutan, habitat baru masih dibutuhkan agar mereka bertahan hidup dalam jangka yang panjang. Gibbon berdada hitam Hainan (Nomascus hainanus), yang dihapuskan dari daftar 2008–2010, masih memiliki kurang dari 20 ekor, tetapi upaya signifikan untuk melindunginya masih dilakukan. Mittermeier mengklaim pada 2007 bahwa seluruh
25 spesies diangkat dari daftar tersebut dalam lima sampai sepuluh tahun jika organisasi-organisasi konservasi memiliki sumber-sumber daya yang diperlukan.
Tak seperti perubahan dalam laporan 2006–2008, tak semua spesies dihapuskan dari daftar 2008–2010 karena pengaruh dalam keadaan mereka. Sebaliknya, spesies baru ditambahkan untuk memberi perhatian kepada spesies yang sangat terkait lainnya dengan populasi yang sangat kecil yang juga memiliki risiko kepunahan. Contohnya, gibbon berdada hitam timur (Nomascus nasutus) menggantikan gibbon berdada hitam Hainan. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) menggantikan kukang Dataran Horton (Loris tardigradus nycticeboides) karena kukang jawa telah menjadi kukang tersulit
di Asia, semuanya cepat menurun utamanya karena penangkapan untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis, serta pengobatan tradisional dan penggundulan hutan. Dalam kasus lain, monyet laba-laba berkepala emas (Ateles fusciceps fusciceps) dimasukkan ke daftar tersebut karena tidak ada jurubicara yang ditemukan untuk spesies tersebut. Kesepakatan yang sama diambil dengan daftar tahun 2012–2014.
Sejarah daftar
Dengan pengecualian publikasi 2000–2002, yang ditulis secara kolaboraitf oleh IUCN/SSC PSG dan CI, daftar tersebut telah direvisi setiap dua tahun setelah Kongres IPS dwitahunan. Daftar 2002–2004 dihasilkan dari Kongres IPS ke-19
di Beijing, Tiongkok; daftar 2004-2006 menyusul Kongres IPS ke-20, yang diadakan
di Turin, Italia; daftar 2006–2008 setelah Kongres ke-21
di Entebbe, Uganda; daftar 2008–2010 menyusul Kongres ke-22 yang diadakan
di Edinburgh, Inggris; daftar 2010-2012 menyusul Kongres ke-23
di Kyoto; dan daftar 2012–2014 setelah Kongres ke-24
di Cancún.
Daftar Merah Spesies
Terancam IUCN tahun 2008 menawarkan pencantuman dari 634 taxa prmiata, 303 (47.8%) diantaranya didaftarkan sebagai spesies
Terancam (rentan, dalam bahaya, dan sangat kritis). Sebanyak 206 spesies pribadi berperingat
Terancam atau sangat
Terancam, 54 (26%) diantaranya setidaknya tercantum sekali dalam
25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia sejak 2000.
Lihat pula
100 spesies
Paling Terancam di Dunia
Daftar
Primata menurut populasi
Catatan
Referensi
Pranala luar
The Top
25 Most Endangered Primates Diarsipkan 2013-02-27
di Wayback Machine. at the IUCN