Hasil Pencarian:
- De Oost
- Timur Raya (Hindia Belanda)
- Jason Oost
- Oost Gelre
- Konferensi Malino
- Flanders Timur
- Oost-Indisch Huis (Amsterdam)
- Indonesia Timur
- Istana Negara
- Bioskop
- Sumpah Pemuda
- Bataha Santiago
- Oost-Java Stoomtram Maatschappij
- Istana Merdeka
- Daerah Khusus Ibukota Jakarta
- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
- Indonesia
- Perang Padri
- Soekarno
- Provinsi di Indonesia
Artikel: De Oost
Plot
Film ini berlatarkan Hindia Belanda tahun 1946 selama Revolusi Nasional Indonesia. Prajurit berusia dua puluh tahun Johan De Vries dari Arcen dikirim ke Semarang, di mana tentara Belanda mengemban misi untuk membebaskan rakyat Indonesia dari kekuasaan Sukarno. Johan percaya pada janji untuk membantu penduduk, tetapi segera menemukan bahwa kenyataannya berbeda: dia memperhatikan bahwa penduduk memusuhi tentara Belanda dan rekan-rekannya pada gilirannya tidak bertindak apa-apa melawan kejahatan perang. Misalnya, tentara Belanda tidak mengambil tindakan ketika kepala desa terdekat ditemukan dipenggal. Rekan-rekan tentara Johan malah lebih mementingkan mengunjungi rumah bordil lokal dan menyebut penduduknya sebagai 'monyet'. Setelah tiga bulan, saat berpatroli, korps tersebut tiba-tiba diserang oleh gerilyawan Indonesia, yang menewaskan prajurit Werner. Kapten Angkatan Darat Raymond Westerling, yang memimpin aksi kontra-gerilya dan pembersihan terhadap kaum revolusioner Indonesia, melacak pria yang menembak Werner dan melibatkan Johan dalam menyiksa pria tersebut. Johan kemudian menemani Raymond dalam perjalanan berbahaya jauh ke wilayah musuh untuk mengalahkan pejuang gerilya, mengambil korban musuh pertamanya dalam proses tersebut. Raymond merekrut Johan dalam misi rahasianya dan melakukan berbagai tugas. Tidak lama kemudian, Johan dipromosikan menjadi kopral. Dia mengeras dan korpsnya menjadi semakin terasing darinya: rekannya Mattias Cohen terkejut ketika Johan menembak seorang pejuang gerilya dengan darah dingin. Sementara itu, rumor beredar tentang keluarga Johan di kamp. Dia sendiri mengatakan kepada rekan tentaranya bahwa seluruh keluarganya telah meninggal, tetapi kenyataannya ayahnya menjalani hukuman penjara di Vught karena dia adalah anggota terkemuka Gerakan Nasional-Sosialis selama Perang Dunia II yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari seribu orang Yahudi Belanda. Johan dan beberapa rekan prajuritnya menemani Raymond dalam misi pembersihan berbahaya ke Sulawesi Selatan dalam pasukan Korps Speciale Troepen. Dipimpin oleh Raymond, kelompok tentaranya membunuhi para tersangka gerilyawan, warga sipil tak berdosa juga menjadi korban rezim kekerasannya. Hal ini membuat Johan galau karena para tersangka tersebut dihukum dan dibunuh tanpa adanya pengadilan. Lambat laun, Johan mulai semakin mempertanyakan moralitas perang tersebut. Di salah satu pemukiman, seorang tersangka mengaku tidak bersalah dan telah dijebak. Johan memohon untuk menyelidiki lebih dulu sebelum pria itu dihukum, yang ditafsirkan Raymond sebagai pembangkangan dan pengkhianatan. Dia kemudian menyatakan Johan sebagai pembangkang dan memerintahkan korps untuk menembaknya. Johan kabur ke hutan dan membunuh prajurit Eddy Coolen. Yang sangat mengejutkannya, sahabatnya Mattias juga menentangnya. Setelah konfrontasi dengan Raymond di pantai, Johan akhirnya berhasil kabur dengan luka tembak di perutnya. Sesampainya di Belanda, Johan tidak bisa melanjutkan kehidupan lamanya. Dia tidak dapat menemukan pekerjaan dan bergumul dengan kebencian terhadap ayahnya. Bertahun-tahun kemudian, dia mengunjungi Raymond di teater tempat dia bekerja sebagai aktor. Johan menembak perut Raymond sebagai balas dendam lalu melakukan bunuh diri.Pemeran
Martijn Lakemeier sebagai Johan De Vries Marwan Kenzari sebagai Raymond Westerling Jonas Smulders sebagai Mattias (ejaan Belanda: Matthijs) Joes Brauers sebagai Herman Keizer Huub Smit sebagai Letnan Hartman Jeroen Perceval sebagai Janssen Peter Paul Muller sebagai Mayor Penders Jim Deddes sebagai Werner Reinout Scholten van Aschat sebagai Tinus David Wristers sebagai Marcus Waterman Abel van Gijlswijk sebagai Charlie Coen Bril sebagai Eddy Coolen Putri Ayudya sebagai Myra Lukman Sardi sebagai Bakar Ence Bagus sebagai Pria di gang Yayu Unru sebagai Kepala desa Denise Aznam sebagai Gita TamimProduksi
Sutradara Jim Taihuttu telah mengembangkan proyek film tentang "halaman gelap sejarah Belanda" sejak tahun 2012. Produser Sander Verdonk bergabung pada tahun 2015 dan sejak saat itu mereka mulai mencari dana untuk pembuatan film. Dalam penulisan skenario, KITLV terlibat untuk konsultasi mengenasi fakta sejarah, dan bermitra dengan rumah produksi asal Indonesia. Verdonk mengatakan: "Bagi kami kerjasama sangat penting. Kami tidak ingin menetap di sana seperti semacam neo-koloni dan membuat film kecil. Sebagian besar kru adalah orang Indonesia." Periode syuting dimulai pada Februari 2019 di Indonesia, berlangsung selama 48 hari di Indonesia, dan enam hari syuting tambahan di Belanda.Perilisan
Cuplikan pertama film tersebut dirilis pada bulan Mei 2020, pemutaran perdana berlangsung di Festival Film Belanda pada 25 September 2020. Film tersebut dijadwalkan tayang di bioskop pada 10 September 2020, namun ditunda sebab pandemi COVID-19. Film tersebut akhirnya dirilis lewat layanan Prime Video sebagai Amazon Original pada 13 Mei 2021. Film tersebut juga ditayangkan di Indonesia melalui Mola TV pada 7 Agustus 2021.Referensi
Pranala luar
De Oost di IMDb (dalam bahasa Inggris) The East di Prime Videooost
The Great Seduction (2023)
No More Posts Available.
No more pages to load.