Hasil Pencarian:
- Apatis
- Apatis (lagu)
- Ipang Lazuardi
- Pendidikan jasmani
- Partisipasi politik
- Netralitas (filsafat)
- Boraks
- Lembata (buku)
- Smells Like Teen Spirit
- Dari Seberang
- Apateisme
- Tunalaras
- Suit-Suit... He-He (Gadis Sexy)
- Larasati (novel)
- Kebosanan
- Sejarah terorisme
- Abulia
- 150 Lagu Indonesia Terbaik
- Inimica vis
- Kehampaan
Artikel: Apatis
Ciri
Sikap Apatis sering dianggap sebagai sindrom atau kumpulan gejala. Ciri yang sering muncul adalah perilaku tidak produktif dalam melakukan kegiatan sehari-hari, kurangnya motivasi meraih keinginan atau cita-cita, tidak peduli dengan tujuan yang sudah direncanakan untuk dicapai, hilangnya keinginan memperhatikan atau merawat diri, keinginan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial sangat rendah atau cenderung tidak sama sekali, tidak memiliki respons emosional yang baik terhadap kabar baik atau kabar buruk, sulit menunjukkan bentuk perasaan apapun, baik senang, maupun marah. Selain itu, orang yang bersikap Apatis cenderung tidak akan menghasilkan kreativitas atau karya apa pun. Hal ini terjadi karena ego dalam dirinya sangat dominan sehingga tidak akan mengalami perkembangan hidup dan sudah tidak memiliki daya saing.Jenis
Jenis Apatis ada tiga. Pertama, Apatis emosional dengan ciri orang yang kurang memiliki emosi positif dan emosi negatif. Kedua, sikap Apatis dengan ciri orang yang kurang memiliki inisiatif untuk memulai sesuatu dengan dorongan dari dirinya sendiri. Ketiga, Apatis umum dengan ciri orang yang kurang memiliki respon emosional dan motivasi, serta tidak ingin terlibat dalam hubungan sosial. Selain itu, ada juga yang disebut dengan bystander apathy yang memiliki ciri tidak berminat sama sekali pada fenomena atau tidak peduli terhadap orang lain yang sangat membutuhkan uluran tangan atau bantuan. Berikutnya ada yang disebut compassion fatigue, yaitu Kelelahan emosional pada rasa belas kasih, sehingga tidak ada lagi rasa peduli terhadap orang lain.Dampak
Sikap Apatis dapat merugikan diri sendiri atau orang yang berada di sekitarnya. Pertama, dampak yang dihasilkan adalah kurangnya kontrol sosial yang disebabkan oleh sikap tidak perduli atau sama sekali tidak menaruh minat pada berbagai hal. Kedua, orang Apatis dan orang yang berada di sekitarnya cenderung kesulitan berkembang, karena kurangnya kesadaran atau kepedulian kepada diri sendiri, orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Ketiga, adanya potensi individualisme dalam suatu kumpulan masyarakat sehingga memperkuat setiap orang tidak perduli dengan sesamanya. Keempat, sikap Apatis dapat berpotensi menimbulkan masalah yang sangat besar, seperti perselisihan atau juga perpecahan antara masyarakat dan menjadi bahaya laten yang dapat menjadi ancaman rapuhnya persatuan.Upaya penanganan
Beberapa terapi potensial, seperti terapi stimulasi kognitif atau stimulasi elektroterapi kranial sangat diperlukan untuk menangani Apatis kronis. Langkah-langkah mengatasi sikap Apatis antara lain mendorong diri agar bergaul dan banyak menghabiskan waktu bersama rekan-rekan dalam suatu perkumpulan, melakukanapa saja yang sangat disukai, seperti menonton konser atau film bersama orang terkasih, mengambil kursua atau kelas terapi seni (musik, seni rupa, tari), mencoba melakukan kegiatan olahraga secara rutin, memberi penghargaan kepada diri sendiri setelah menyelesaikan kegiatan yang telah direncanakan, tidur dengan waktu yang cukup setiap malam, bergabung dengan pendukung orang-orang Apatis yang ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik.Bidang politik
Dalam bidang politik, sikap Apatis digambarkan pada suatu keadaan dimana masyarakat sudah tidak mau terlibat dalam dunia politik dan sama sekali tidak percaya terhadap berbagai institusi politik yang ada. Lebih spesifik gambaran orang yang Apatis di bidang politik adalah tidak cukup tertarik politik, tidak tertarik pada persoalan politik, tidak pernah atau jarang sekali berdiskusi tentang politik, tidak mengidentifikasi diri dengan partai politik, tidak cukup memiliki keyakinan bahwa dirinya bisa berpengaruh secara politik sehingga cenderung tidak berpartisipasi dalam politik. Selain gambaran sikap Apatis, ada juga faktor yang mendorong seseorang untuk Apatis dalam bidang politik adalah konsekuensi yang harus diambil ketika aktif dalam politik, adanya anggapan bahwa aksi politik adalah hal yang sia-sia, dan lemahnya dorongan untuk berpartisipasi dalam bidang politik. Sikap Apatis dalam negara yang menganut politik demokrasi sangat berbahaya karena bisa mengarah kepada krisis legitimasi kekuasaan yang terakumulasi dalam sikap golput dalam setiap kancah politik yang diadakan oleh suatu negara.Rujukan
Lihat pula
PsikologiNo More Posts Available.
No more pages to load.