Kabupaten Samosir (Surat Batak: ᯘᯔᯬᯘᯒᯪ᯲) adalah salah satu
Kabupaten yang berada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Pangururan.
Kabupaten ini merupakan pemekaran dari
Kabupaten Toba sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Samosir dan
Kabupaten Serdang Bedagai.
Terbentuknya
Samosir sebagai
Kabupaten baru merupakan langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. Penduduk
Kabupaten Samosir pada pertengahan tahun 2023 berjumlah 146.214 jiwa.
Sejarah
Kabupaten Samosir merupakan pemekaran dari
Kabupaten induk yakni
Kabupaten Toba (sebelumnya masih bernama Toba
Samosir), yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Samosir dan
Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara. Pembentukan
Kabupaten ini diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Namun, sejarah panjang
Kabupaten Samosir, telah dimulai sejak tahun 1956, di mana wilayah ini masih menjadi bagian dari
Kabupaten Tapanuli Utara sebagai
Kabupaten induk yang kemudian dimekarkan menjadi beberapa
Kabupaten baru.
Pada tahun 1956,
Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1956, tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kabupaten-
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Utara. Saat itu, Tapanuli Utara memiliki 5 (lima) distrik atau kewedanaan, yaitu Kewedanaan Silindung, Toba Holbung, Humbang,
Samosir, dan Kewedanaan Dairi.
Mengingat luasnya wilayah
Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara, maka tahun 1964 dilakukan pemekaran kembali dengan Pembentukan
Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi, dengan ibu kota berkedudukan di Sidikalang.
Kabupaten Dairi dibentuk berdasarkan Undang-undang nomor 15 tahun 1964, tanggal 23 September 1964. Selanjutnya pada 1968, pemerintah Daerah Tingkat II Tapanuli Utara bersama masyarakat dan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Tapanuli Utara mengusulkan supaya dilakukan kembali pemekaran wilayah dengan Pembentukan Daerah Tingkat II
Samosir. Akan tetapi usulan tersebut tidak berhasil.
Kemudian, berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, guna mempercepat laju pertumbuhan pembangunan serta mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, maka pada tahun 1985
Kabupaten Tapanuli Utara dibagi menjadi 5 (lima) wilayah pembangunan yang bersifat Administratif yakni Wilayah Pembangunan I (Silindung) berpusat di Tarutung, Wilayah Pembangunan II (Humbang Timur) berpusat di Siborongborong, Wilayah Pembangunan III (Humbang Barat) berpusat di Dolok Sanggul, Wilayah Pembangunan IV (Toba) berpusat di Balige dan Wilayah Pembangunan V (
Samosir) berpusat di Pangururan yang masing-masing wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang pembantu Bupati.
Selanjutnya, berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Toba
Samosir dan
Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal, dimana Toba
Samosir pemekaran dari Tapanuli Utara, sementara
Kabupaten Mandailing Natal merupakan pemekaran dari
Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kabupaten Daerah Tingkat II Toba
Samosir diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 9 Maret 1999 di Kota Medan.
Perjuangan pembentukan
Kabupaten baru kembali mencuat. Pada tanggal 27 Mei 2002, masyarakat
Samosir meminta membentuk
Kabupaten Samosir kepada Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Toba
Samosir. Aspirasi tersebut diterima oleh DPRD
Kabupaten Toba
Samosir, maka pada tanggal 20 Juni 2002, DPRD
Kabupaten Toba
Samosir menggelar Rapat Paripurna Khusus dalam rangka pembahasan dan menyikapi usul Pembentukan
Kabupaten Samosir dan dengan berbagai pertimbangan serta latar belakang pemikiran masyarakat.
Maka, ditetapkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Samosir dan
Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara. Kemudian pada 7 Januari 2004, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia atas nama Presiden Republik Indonesia, meresmikan Pembentukan
Kabupaten Samosir sebagai salah satu
Kabupaten baru di provinsi Sumatera Utara. Atas dasar itu, disepakati bahwa tanggal 7 Januari ditetapkan sebagai Hari Jadi
Kabupaten Samosir sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Samosir Nomor 28 Tahun 2005 tentang Hari Jadi
Kabupaten Samosir. Melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.21.27 tanggal 6 Januari 2004 diangkat dan ditetapkan Penjabat Bupati
Samosir atas nama Bapak Drs. Wilmar Elyascher Simanjorang, M.Si yang dilantik pada tanggal 15 Januari 2004 di Medan oleh Gubernur Sumatera Utara.
Geografis
= Batas wilayah
=
WIlayah
Kabupaten Samosir berbatasan dengan
Kabupaten-
Kabupaten berikut:
Pemerintahan
= Bupati dan Wakil
=
Bupati
Samosir adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah
Kabupaten Samosir. Bupati
Samosir bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Sumatera Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di
Kabupaten Samosir ialah Vandiko Timotius Gultom, dengan wakil bupati Martua Sitanggang. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati
Samosir 2020, untuk periode tahun 2021-2024. Vandiko merupakan bupati
Samosir ke-3 sejak
Kabupaten ini didirikan, dan merupakan salah satu bupati terpilih termuda, yakni di bawah 30 tahun. Vandiko dan Martua dilantik oleh gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, pada 26 April 2021 di Kota Medan.
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kabupaten Samosir dalam tiga periode terakhir.
= Kecamatan
=
Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan; 6 kecamatan berada di Pulau
Samosir, dan 3 kecamatan di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan. Adapun nama kecamatan di
Kabupaten Samosir yaitu:
Harian
Nainggolan
Onan Runggu
Palipi
Pangururan
Ronggur Nihuta
Sianjur Mulamula
Simanindo
Sitiotio
Demografi
= Suku bangsa
=
Mayoritas dan penduduk asli dari
Kabupaten Samosir adalah Batak Toba, sama halnya dengan
Kabupaten pemekaran
Kabupaten Tapanuli Utara saat ini yakni
Kabupaten Humbang Hasundutan dan
Kabupaten Toba. Selain itu, ada sebagian kecil yang merupakan suku terdekat Batak Toba, yakni Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Angkola dan Batak Pakpak. Ada pula sebagian kecil suku pendatang lainnya seperti Jawa, Minangkabau dan Tionghoa, yang umumnya terdapat di kecamatan Pangururan, Harian, dan Simanindo. Tari Tortor adalah salah satu tarian tradisional Batak Toba di Sumatera Utara.
= Agama
=
Mayoritas penduduk
Kabupaten Samosir memeluk agama Kristen, sebagian kecil beragama Islam. Suku asli di
Kabupaten Samosir yakni Batak Toba, umumnya memeluk agama Kristen Protestan dan sebagian memeluk Katolik, Islam dan kepercayaan asli suku Batak yaitu Parmalim. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023 mencatat bahwa pemeluk agama Kekristenan sebanyak 97,89% dengan rincian Protestan 60,79% dan Katolik 37,10%. Sebagian lagi menganut agama Islam yakni 1,97%, kemudian kepercayaan Parmalim dan sebagian kecil menganut agama Buddha yakni 0,01%.
Jumlah rumah ibadah menurut jenis rumah ibadah pada tahun 2021 di
Kabupaten Samosir sebagai berikut:
Gereja Protestan sebanyak 337 bangunan
Gereja Katolik sebanyak 140 bangunan
Masjid sebanyak 3 bangunan dan 4 musholah.
= Bahasa
=
Batak Toba yang merupakan suku asli dan dominan di
Kabupaten Samosir, memengaruhi pada bahasa komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Batak Toba adalah Bahasa utama yang digunakan oleh penduduk
Samosir, selain dari Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi Indonesia.
Aksara dasar (ina ni surat) dalam surat Batak merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/. Terdapat 19 aksara dasar yang dimiliki semua varian aksara Batak, sementara beberapa aksara dasar yang hanya digunakan pada varian tertentu. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:
Bentuk-bentuk di atas merupakan bentuk yang digeneralisasi, tidak jarang suatu naskah menggunakan varian bentuk aksara atau tarikan garis yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan bahasa Batak lainnya, sesuai daerah asal dan media yang digunakan.
Aksara i (ᯤ) dan u (ᯥ) hanya digunakan untuk suku kata terbuka, misal pada kata dan ina ᯤᯉ dan ulu ᯥᯞᯮ. Untuk suku kata tertutup yang diawali dengan bunyi i atau u, digunakanlah aksara a (ᯀ atau ᯁ) bersama diaktirik untuk masing-masing vokal, misal pada kata indung ᯀᯪᯉ᯲ᯑᯮᯰ dan umpama ᯀᯮᯔ᯲ᯇᯔ.
Pariwisata
Kabupaten Samosir menjadi salah satu tujuan utama wisata di provinsi Sumatera Utara, khususnya bagi wisatawan yang ingin mengunjungi kawasan sekitar Danau Toba. Pulau
Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba, merupakan lokasi di
Kabupaten Samosir yang menyediakan wisata adat Batak Toba. Peninggalan budaya Batak Toba, museum Batak, tempat pembuatan kain adat Ulos, pantai danau, pertunjukan Tari Tortor, kuliner khas Batak Toba, pertunjukan Sigale gale, bisa ditemukan di
Kabupaten Samosir.
Pada 2 Februari 2022, presiden Indonesia Joko Widodo telah meresmikan dua tempat wisata adat di
Samosir, yakitu Kampung Ulos Huta Raja di Pangururan dan Huta Siallagan di Simanindo. Penataan dua tempat wisata adat ini, pasca kunjungan Jokowi pada tahun 2019. Melalui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Jokowi meminta supaya Kampung Ulos dan Huta Siallagan direvitalisasi. Total biaya penataan dua kawasan wisata ini sebanyak Rp 55,8 miliar. Selain itu, Tomok juga menjadi salah satu tujuan wisata di
Samosir. Di tempat ini, wisatawan bisa melihat pertunjukan Sigale gale, dan pertunjukan Tari Tortor. Kemudian ada juga wisata pantai, yakni pantai Pasir Putih di Pangururan.
Tokoh
Beberapa tokoh yang berasal dari
Samosir:
Arsenius Elias Manihuruk, birokrat nasional, mantan Kepala BKN
Hadrianus Sinaga, mantan Menteri Kesehatan Indonesia
Raja Ompu Babiat Situmorang, pejuang gerilya di Tanah Batak, panglima perang Sisingamangaraja XII, Raja Nagari Harian
Sitor Situmorang, sastrawan Angkatan 1945
Ompu Tuan Binur Sitanggang, pengusaha transportasi air pertama di Danau Toba
Willem Tumpal Pandapotan Simarmata, Ephorus Emeritus Huria Kristen Batak Protestan, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Wilmar Eliaser Simanjorang, peneliti, birokrat, pemerhati lingkungan, mantan Penjabat Bupati
Samosir
Mangindar Simbolon, mantan Bupati
Samosir, pengurus Badan Otorita Danau Toba
Rapidin Simbolon, mantan Bupati
Samosir, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Sumatera Utara
Parakitri Tahi Simbolon, penulis
Jhoni Allen Marbun, politikus, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Mangapul Sagala, pendeta
Tilhang Gultom, komponis dan seniman Opera Batak
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi