- Source: Tari Okinawa
Tari Okinawa (Bahasa Jepang:Ryukyu buyo) adalah jenis kesenian tari-tarian yang berasal dari Prefektur Okinawa, kepulauan di sebelah selatan Jepang. Rakyat Okinawa memiliki seni tari yang kaya dan unik antara lain tari klasik dan berbagai jenis tari rakyat.
Okinawa terletak di persimpangan antara Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara. Masing-masing bangsa di kawasan itu turut memberi pengaruh bagi seni budaya di Kerajaan Ryukyu yang menguasai kepulauan Okinawa. Rakyat Okinawa dibanding rakyat Jepang lebih dekat dalam kegiatan bermusik dan tari dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah
Dalam kepercayaan asli Rakyat kepulauan Okinawa, dewa-dewa berasal dari suatu tempat di lautan yang disebut nirai kanai. Nirai kanai merupakan sumber kelimpahan dan kebahagiaan. Tari-tarian dan nyanyian awalnya berasal dari ritual doa dan ucapan syukur atas berkah yang datangnya dari nirai kanai.
Dipersatukan oleh Kerajaan Ryukyu pada tahun 1429, pemerintahan negara itu mengadakan pertukaran kebudayaan dan hubungan dagang dengan Jepang, Korea, Tiongkok, dan negara-negara di Asia Tenggara. Tari-tari istana pada awalnya berakar dari tari-tari rakyat. Tari-tari yang bersifat kerakyatan dari bermacam-macam pesta di luar istana dibawa dan dipercantik guna ditampilkan ke hadapan raja dan bangsawan. Pertunjukkan seni budaya memainkan peran penting sebagai hiburan untuk diplomat-diplomat asing. Raja menunjuk sekelompok orang dari kalangan bangsawan secara khusus mengelola bidang tari-tarian. Odori bugyo merupakan badan yang bertanggung jawab menyusun pertunjukkan hiburan dan jamuan untuk tamu-tamu negara. Para penari yang semuanya terdiri atas laki-laki dari kaum bangsawan, dibina secara khusus oleh Odori bugyo.
Dengan dibubarkannya Kerajaan Ryukyu, kebijakan asimilasi oleh pemerintah Jepang diberlakukan selama Periode Meiji (1868-1912). Tari-tari istana meluas ke kalangan rakyat jelata sehingga gaya dan komposisinya mengalami perubahan dikarenakan para penari yang telah kehilangan pelindung tampil di teater jalanan dan menciptakan tari-tari baru yang diangkat dari tema kehidupan orang sehari-hari. Jenis genre tari ini merupakan modifikasi dari berbagai tari-tari klasik. Genre ini bernama Zo odori.
Jenis-jenis
= Koten buyo / Kyutei buyo
=Koten buyo (Bahasa Okinawa: kyutei buyo, makna: "tari klasik") adalah tari yang diciptakan di lingkungan istana.
Tari ini berkembang sekitar abad ke-15. Awalnya berasal dari tari-tari rakyat yang dibawa dan dipercantik di istana guna ditarikan di hadapan raja dan bangsawan. Lama kelamaan berkembang menjadi hiburan penting yang diperuntukkan bagi para tamu negara dari Tiongkok. Selama masa ini, para penari hanya tersusun atas para pria saja.
Tari istana memiliki gerakan yang tenang dan lemah gemulai.
Pada tahun 1609, Satsuma menginvasi dan mendominasi Ryukyu hingga tahun 1879. Selama masa ini, kerajaan Ryukyu sering mengirimkan utusan resmi dan perdagangan ke ibu kota Satsuma di Kagoshima dan Edo. Melalui kunjungan ke daratan utama Jepang, para seniman kerajaan Ryukyu berkesempatan berkenalan dengan budaya Jepang.
Roojin odori (makna: "tari orang tua"), menceritakan tentang harapan akan panjang umur dan banyak anak.
Wakashu odori (makna: "tari anak lelaki"), menceritakan tentang anak laki-laki yang hendak memasuki jenjang kedewasaan.
Onna odori (makna: "tari wanita"), menceritakan tentang perasaan cinta seorang wanita.
Nisai odori (makna: "tari pria"), menceritakan tentang kejantanan para pria. Tari ini memasukkan unsur-unsur karate dan terlihat adanya pengaruh tari Jepang.
Kumi Odori adalah seni drama yang termasuk di dalamnya tari-tarian, dialog, menyanyi dan seni peran. Dahulu merupakan salah satu hiburan terpenting bagi diplomat-diplomat Tiongkok, kini telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Kasekake, menceritakan tentang perempuan yang menenun pakaian untuk diberikan kepada kekasihnya.
Yotsutake, tari yang dibawakan sambil membunyikan 2 bilah papan bambu kecil "yotsutake" di kedua tangan. Tari ini ditampilkan pada perayaan-perayaan besar untuk mengekspresikan rasa gembira. Penari mengenakan bingata berwarna cerah, memakai hanagasa, topi berbentuk bunga.
Nubui Kuduchi, menceritakan tentang perjalanan utusan dari kerajaan Ryukyu ke Satsuma di Kagoshima. Tari ini konon ditampilkan juga sebagai hiburan bagi duta Satsuma yang berkunjung ke Istana Shuri.
Nnimajin, menceritakan tentang kegembiraan pada saat perayaan panen raya. Lagu-lagunya melukiskan bahwa hasil panen terlalu berlimpah sehingga lumbung tidak muat lagi.
= Zo odori
=Zo odori (Bahasa Okinawa: Zo udui), makna "tari campur" adalah genre tarian yang lebih muda umurnya dibanding tari klasik. Zo odori lahir setelah Kerajaan Ryukyu dihapus dan digabungkan ke dalam negara Jepang. Tari ini mengambil tema dari pekerjaan sehari-hari rakyat jelata sebagai petani atau nelayan. Dibanding tari klasik yang bersifat elegan dan gemulai, Zo odori ditarikan dengan gerakan bebas dan tidak terbatas, mencerminkan sifat-sifat rakyat jelata yang hangat.
Chiduyaa: menceritakan tentang kesedihan dan kerinduan seorang yang meninggalkan kampung halamannya. Penari memakai kasuri berwarna indigo gelap.
Tanchamaee: menceritakan tentang aktivitas nelayan dari "Tancha", sebuah desa nelayan di bagian utara Pulau Okinawa. Seorang pria mencari ikan di laut sementara wanita membantu menaruh ikan di dalam keranjang bambu dan menjualnya ke kota.
Teimatouu: menceritakan tentang kisah cinta kembang desa dengan pejabat.
Kurushima kuduchi: menceritakan tentang kehidupan masyarakat yang bersyukur atas hasil laut yang berlimpah di Kurushima, sebuah pulau di sebelah selatan Pulau Okinawa. Tari diiringi dengan musik yang riang gembira.
Nuchibana: menceritakan tentang wanita yang memetik bunga di musim semi dan menyusunnya menjadi nuchibana, karangan bunga merah dan putih untuk kekasihnya.
= Sosaku-buyo
=Sosaku buyo adalah tari kreasi yang diciptakan oleh para penari modern pasca perang.
= Minzoku-buyo
=Minzoku buyo (makna: "tari rakyat") adalah tari tradisional yang telah ada sejak lama dan ditampilkan bersama festival dan ritual di seluruh wilayah Kep. Ryukyu.
Shishimai, "barongan" khas Okinawa. Barong ini adalah perwujudan dari shisa, singa mistik khas Okinawa. Pada umumnya sama di seluruh daerah, singa dipercaya dapat mengusir roh jahat serta mendatangkan kemakmuran. Singa dari Kota Uruma dinamakan "Shishi-yama" (singa gunung). Kesenian Singa dari Jitchaku, Urasoe, dinamakan "Hoyjeanmae", diperkirakan telah ada sejak 400 tahun lalu. Ditampilkan sebagai bagian dari pengucapan syukur atas panen yang berhasil diiringi oleh lagu rakyat, petikan sanshin dan tabuhan gong.
Eisa, kemungkinan adalah tari rakyat Okinawa dan representasi tari Okinawa yang paling banyak dikenal di luar Okinawa. Tari ini bermula dari ritual mengantarkan arwah nenek moyang pada saat Festival Bon sekitar bulan Juli. Pada masa modern, eisa telah berubah menjadi sebuah seni pertunjukan dengan memasukkan unsur-unsur musik pop, serta ditampilkan dengan memakai kostum-kostum unik.
Lihat pula
Musik Okinawa
Festival di Okinawa
Pranala luar
(Inggris)Asosiasi musik dan tari Okinawa di Amerika
(Inggris)Tari Ryukyu
(Inggris)Junko Fisher, seniman tari Okinawa
(Inggris)Festival Dewa Laut di Shioya
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Tari Okinawa
- Tari Eisa
- Prefektur Okinawa
- Miruku Munari
- Orang Ryukyu
- Toru Yonaha
- Juri Uma
- Hubungan Okinawa dan Indonesia
- Hamachiduri
- Kumi Odori
- Sharnaaz Ahmad
- Silat
- Ryūgū-jō
- Port Moresby International Airport
- List of accidents and incidents involving commercial aircraft
- Cockfighting
- Eunuchs in China
- List of earthquakes in 1993
- List of earthquakes in 1990